Temuan Orangutan Setinggi 3 Meter di Indonesia Mirip dengan Bigfoot dan Yeti
Minggu, 20 November 2022 - 18:22 WIB
SAMARINDA - Terungkapnya kerabat dekat orangutan yang pernah hidup di Asia Tenggara termasuk indonesia 300.000 tahun lalu, dikaitkan dengan mahkluk mitologi Bigfoot dan Yeti.
Spesies kera bernama latin Gigantopithecus blacki diperkirakan mencapai tiga meter hingga lima meter dan bobot tubuh 600 kilogram.
"Spesies ini adalah sepupu jauh (orangutan). Artinya kerabat hidup yang paling dekat dengan spesies ini adalah orangutan, ketimbang kera besar lainnya, seperti gorilla, simpanse, atau manusia," kata Dr Frido Welker dari Universitas Kopenhagen seperti dilansir dari BBC.
Primata ini mempunyai kemiripan dengan Bigfoot di Amerika Serikat, dan yeti atau metoh kangmi hewan tinggi dan berbulu, makhluk mirip primata yang keberadaannya disengketakan.
Penampakan reguler telah membuat legenda populer tetap hidup, tetapi kini kisahnya diceritakan dari perspektif masyarakat adat.
Perubahan tersebut didorong oleh minat publik terhadap gagasan Sasquatch yang berakar pada spiritualitas dan simbolisme, bukan sensasionalisme.
Makhluk itu dianggap suci bagi masyarakat adat West Coast First Nations, khususnya Sts'ailes (sta-hay-lis), yang telah tinggal di Lembah Sungai Harrison setidaknya selama 10.000 tahun.
Untuk memuaskan rasa ingin tahu yang terus berkembang, Harrison Hot Springs membuka Museum Sasquatch di dalam pusat pengunjungnya pada tahun 2017.
Spesies kera bernama latin Gigantopithecus blacki diperkirakan mencapai tiga meter hingga lima meter dan bobot tubuh 600 kilogram.
"Spesies ini adalah sepupu jauh (orangutan). Artinya kerabat hidup yang paling dekat dengan spesies ini adalah orangutan, ketimbang kera besar lainnya, seperti gorilla, simpanse, atau manusia," kata Dr Frido Welker dari Universitas Kopenhagen seperti dilansir dari BBC.
Primata ini mempunyai kemiripan dengan Bigfoot di Amerika Serikat, dan yeti atau metoh kangmi hewan tinggi dan berbulu, makhluk mirip primata yang keberadaannya disengketakan.
Penampakan reguler telah membuat legenda populer tetap hidup, tetapi kini kisahnya diceritakan dari perspektif masyarakat adat.
Perubahan tersebut didorong oleh minat publik terhadap gagasan Sasquatch yang berakar pada spiritualitas dan simbolisme, bukan sensasionalisme.
Makhluk itu dianggap suci bagi masyarakat adat West Coast First Nations, khususnya Sts'ailes (sta-hay-lis), yang telah tinggal di Lembah Sungai Harrison setidaknya selama 10.000 tahun.
Untuk memuaskan rasa ingin tahu yang terus berkembang, Harrison Hot Springs membuka Museum Sasquatch di dalam pusat pengunjungnya pada tahun 2017.
(wbs)
Lihat Juga :
tulis komentar anda