Laporan WMO Sebut Sumber Air di Seluruh Dunia Mengering
Jum'at, 02 Desember 2022 - 05:26 WIB
LIMA - Lebih dari 3,6 juta orang di seluruh dunia tidak memiliki akses ke pasokan air yang memadai dan sebagian besar wilayah sekarang mengering,
Seperti dilansir dari AFP Kamis (1/12/2022), laporan tersebut dirilis oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengungkapkan bahwa banyak daerah akan lebih kering dari biasanya pada tahun 2021.
Sumber air seperti sungai, kanal, dan kawah mengalami kekeringan di seluruh dunia.
Menurut laporan tersebut, situasi tersebut terjadi akibat perubahan iklim dan fenomena La Nina.
“Dampak perubahan iklim dapat dilihat melalui lebih seringnya insiden kekeringan, banjir ekstrem dan musim hujan yang tidak menentu serta pencairan gletser yang lebih cepat. Ini semua mempengaruhi ekonomi, ekosistem dan semua aspek kehidupan kita,''
“Namun, pemahaman tentang perubahan distribusi, kuantitas dan kualitas sumber air bersih masih belum memadai,” ujar Sekjen WMO, Petteri Taalas.
Menurut laporan yang sama, luas Bumi dengan aliran sungai di bawah rata-rata adalah dua kali luas di atas rata-rata jika dibandingkan dengan rata-rata 30 tahun.
Area yang semakin kering meliputi Rio de la Plata di Amerika Selatan dan cekungan sungai di negara bagian Colorado, Missouri, dan Mississippi di Amerika Serikat.
Sementara itu, penyimpanan air yang terjadi secara alami di kanopi, salju, es, dan air bawah permukaan juga berada di bawah rata-rata dibandingkan dengan periode waktu 2002 hingga 2020.
AS, bagian tengah Amerika Selatan, Patagonia, Afrika Utara dan Madagaskar, Asia Tengah dan Asia Barat, Pakistan, dan India Utara adalah wilayah yang memiliki tingkat penyimpanan air yang rendah.
"Secara keseluruhan, tren negatif ini lebih kuat dari tren positif," kata laporan yang sama.
Seperti dilansir dari AFP Kamis (1/12/2022), laporan tersebut dirilis oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengungkapkan bahwa banyak daerah akan lebih kering dari biasanya pada tahun 2021.
Sumber air seperti sungai, kanal, dan kawah mengalami kekeringan di seluruh dunia.
Menurut laporan tersebut, situasi tersebut terjadi akibat perubahan iklim dan fenomena La Nina.
“Dampak perubahan iklim dapat dilihat melalui lebih seringnya insiden kekeringan, banjir ekstrem dan musim hujan yang tidak menentu serta pencairan gletser yang lebih cepat. Ini semua mempengaruhi ekonomi, ekosistem dan semua aspek kehidupan kita,''
“Namun, pemahaman tentang perubahan distribusi, kuantitas dan kualitas sumber air bersih masih belum memadai,” ujar Sekjen WMO, Petteri Taalas.
Menurut laporan yang sama, luas Bumi dengan aliran sungai di bawah rata-rata adalah dua kali luas di atas rata-rata jika dibandingkan dengan rata-rata 30 tahun.
Area yang semakin kering meliputi Rio de la Plata di Amerika Selatan dan cekungan sungai di negara bagian Colorado, Missouri, dan Mississippi di Amerika Serikat.
Sementara itu, penyimpanan air yang terjadi secara alami di kanopi, salju, es, dan air bawah permukaan juga berada di bawah rata-rata dibandingkan dengan periode waktu 2002 hingga 2020.
AS, bagian tengah Amerika Selatan, Patagonia, Afrika Utara dan Madagaskar, Asia Tengah dan Asia Barat, Pakistan, dan India Utara adalah wilayah yang memiliki tingkat penyimpanan air yang rendah.
"Secara keseluruhan, tren negatif ini lebih kuat dari tren positif," kata laporan yang sama.
(wbs)
tulis komentar anda