Batu Langka Ini Dikira Mengandung Emas, Ternyata Jauh Lebih Berharga
Kamis, 08 Desember 2022 - 17:17 WIB
Seperti dilansir dari Science Alert, para peneliti telah menerbitkan makalah ilmiah yang menggambarkan meteorit berusia 4,6 miliar tahun yang mereka sebut Maryborough. Maryborough adalah nama kota terdekat dari penemuan meteor itu.
Beratnya 17 kilogram. Setelah menggunakan gergaji berlian untuk memotong sepotong kecil, mereka menemukan komposisinya memiliki persentase besi yang tinggi, membuatnya menjadi kondrit biasa H5.
Di dalamnya juga terdapat tetesan mineral logam kecil yang mengkristal yang disebut chondrules.
"Meteorit menyediakan bentuk eksplorasi ruang angkasa termurah. Mereka membawa kita kembali ke masa lalu, memberikan petunjuk tentang usia, pembentukan, dan kimia Tata Surya kita (termasuk Bumi)," ungkap Henry menerangkan.
"Beberapa memberikan pandangan sekilas ke bagian dalam planet kita. Di beberapa meteorit, ada 'stardust' yang bahkan lebih tua dari Tata Surya kita, yang menunjukkan kepada kita bagaimana bintang terbentuk dan berevolusi untuk menciptakan elemen tabel periodik," tambahnya.
Meski para peneliti belum tahu dari mana meteorit itu berasal dan sudah berapa lama berada di Bumi, mereka memiliki beberapa dugaan.
Salah satunya adalah sisa-sisa batu chondrite yang berputar sebelum terbentuknya Tata Surya.
"Meteorit ini kemungkinan besar keluar dari sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter, dan telah didorong keluar dari sana oleh beberapa asteroid yang saling bertabrakan. Lalu pada suatu hari batu tersebut menabrak Bumi," papar Henry.
Penanggalan karbon menunjukkan bahwa meteorit tersebut telah ada di Bumi antara 100 dan 1.000 tahun, dan memang ada sejumlah penampakan meteor antara 1889 dan 1951.
Beratnya 17 kilogram. Setelah menggunakan gergaji berlian untuk memotong sepotong kecil, mereka menemukan komposisinya memiliki persentase besi yang tinggi, membuatnya menjadi kondrit biasa H5.
Di dalamnya juga terdapat tetesan mineral logam kecil yang mengkristal yang disebut chondrules.
"Meteorit menyediakan bentuk eksplorasi ruang angkasa termurah. Mereka membawa kita kembali ke masa lalu, memberikan petunjuk tentang usia, pembentukan, dan kimia Tata Surya kita (termasuk Bumi)," ungkap Henry menerangkan.
"Beberapa memberikan pandangan sekilas ke bagian dalam planet kita. Di beberapa meteorit, ada 'stardust' yang bahkan lebih tua dari Tata Surya kita, yang menunjukkan kepada kita bagaimana bintang terbentuk dan berevolusi untuk menciptakan elemen tabel periodik," tambahnya.
Meski para peneliti belum tahu dari mana meteorit itu berasal dan sudah berapa lama berada di Bumi, mereka memiliki beberapa dugaan.
Salah satunya adalah sisa-sisa batu chondrite yang berputar sebelum terbentuknya Tata Surya.
"Meteorit ini kemungkinan besar keluar dari sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter, dan telah didorong keluar dari sana oleh beberapa asteroid yang saling bertabrakan. Lalu pada suatu hari batu tersebut menabrak Bumi," papar Henry.
Penanggalan karbon menunjukkan bahwa meteorit tersebut telah ada di Bumi antara 100 dan 1.000 tahun, dan memang ada sejumlah penampakan meteor antara 1889 dan 1951.
tulis komentar anda