Pakai Algoritma Supernova, Teleskop Canggih Ini Rekam 1.000 Bintang yang Sekarat
Selasa, 13 Desember 2022 - 11:58 WIB
FLORIDA - Teleskop Samuel Oschin yang berada di Caltech's Palomar Observatory mampu mengklasifikasikan 1.000 supernova akibat ledakan bintang yang sekarat. Kemampuan ini diperoleh setelah para astronom dari California Institute of Technology (Caltech) algoritma mesin SNIascore.
Algoritme SNIascore membuat katalog dari data yang dikumpulkan oleh Zwicky Transient Facility (ZTF), instrumen survei langit yang terpasang pada Teleskop Samuel Oschin. Sejak pengamatan pertama ZTF pada tahun 2017, survei tersebut telah mengidentifikasi ribuan supernova yang dapat diamati menjadi 2 kategori besar.
Supernova tipe I yang tidak memiliki tanda-tanda hidrogen, dan supernova tipe II kaya akan hidrogen, elemen paling sederhana dan teringan di alam semesta. Bentuk supernova Tipe I yang paling umum terjadi ketika sebuah bintang masif melepaskan materi dari bintang lain yang jatuh ke permukaannya dan memicu ledakan termonuklir.
SNIascore mengklasifikasikan jenis ledakan kosmik Tipe I tertentu dengan asal berbeda yang disebut supernova Tipe Ia. Ini terjadi ketika bintang yang sekarat meledak dan menghasilkan hamburan cahaya yang begitu seragam sehingga para astronom menyebutnya 'lilin standar'.
Supernova tipe II, terjadi ketika bintang masif kehabisan bahan bakar yang dibutuhkan untuk fusi nuklir dan tidak dapat lagi menopang dirinya sendiri melawan keruntuhan gravitasi. Teleskop ini juga mampu memindai asteroid balap hingga lubang hitam, sehingga menghasilkan data dalam jumlah banyak tanpa henti setiap malam.
“Kami membutuhkan uluran tangan, dan kami tahu bahwa komputer melakukan pekerjaan itu dan mengambil beban besar dari punggung kami,” kata staf astronom di Caltech Christoffer Fremling dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Selasa (13/12/2022).
Teleskop Samuel Oschin. Foto/Caltech Optical Observatories
Algoritme SNIascore membuat katalog dari data yang dikumpulkan oleh Zwicky Transient Facility (ZTF), instrumen survei langit yang terpasang pada Teleskop Samuel Oschin. Sejak pengamatan pertama ZTF pada tahun 2017, survei tersebut telah mengidentifikasi ribuan supernova yang dapat diamati menjadi 2 kategori besar.
Supernova tipe I yang tidak memiliki tanda-tanda hidrogen, dan supernova tipe II kaya akan hidrogen, elemen paling sederhana dan teringan di alam semesta. Bentuk supernova Tipe I yang paling umum terjadi ketika sebuah bintang masif melepaskan materi dari bintang lain yang jatuh ke permukaannya dan memicu ledakan termonuklir.
SNIascore mengklasifikasikan jenis ledakan kosmik Tipe I tertentu dengan asal berbeda yang disebut supernova Tipe Ia. Ini terjadi ketika bintang yang sekarat meledak dan menghasilkan hamburan cahaya yang begitu seragam sehingga para astronom menyebutnya 'lilin standar'.
Supernova tipe II, terjadi ketika bintang masif kehabisan bahan bakar yang dibutuhkan untuk fusi nuklir dan tidak dapat lagi menopang dirinya sendiri melawan keruntuhan gravitasi. Teleskop ini juga mampu memindai asteroid balap hingga lubang hitam, sehingga menghasilkan data dalam jumlah banyak tanpa henti setiap malam.
“Kami membutuhkan uluran tangan, dan kami tahu bahwa komputer melakukan pekerjaan itu dan mengambil beban besar dari punggung kami,” kata staf astronom di Caltech Christoffer Fremling dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Selasa (13/12/2022).
Teleskop Samuel Oschin. Foto/Caltech Optical Observatories
tulis komentar anda