9.000 Tahun Terakhir, Bulu Beruang Hitam Amerika Berevolusi Jadi Berwarna Kayu Manis

Senin, 19 Desember 2022 - 20:59 WIB
Beberapa beruang hitam Amerika (Ursus americanus) di bagian barat Amerika Serikat (AS) telah berevolusi memiliki bulu berwarna kayu manis. Foto/WikimediaCommons
WASHINGTON - Beberapa beruang hitam Amerika (Ursus americanus) di bagian barat Amerika Serikat (AS) telah berevolusi memiliki bulu berwarna kayu manis. Rona baru yang kecoklatan ini kemungkinan lahir dari varian genetik yang mirip dengan penyebab albinisme pada manusia.

Para peneliti dari Amerika Serikat dan Jepang menganalisis sampel DNA dari 151 beruang hitam Amerika di seluruh AS dan Kanada. Mereka menemukan sebagian besar beruang hitam Amerika tinggal di negara bagian seperti Nevada, Arizona, dan Idaho lebih cenderung menunjukkan mantel berwarna kemerahan daripada bulu hitam.

Para peneliti mengidentifikasi mutasi yang dikenal sebagai R153C pada gen yang disebut tyrosinase-related protein 1 (TYRP1). Mutasi gen ini menyebabkan perubahan pigmentasi bulu yang membuat beruang memiliki warna mirip dengan koin tembaga.





“TYRP1 adalah gen pigmentasi yang dikenal dalam jalur molekul prekursor yang pada akhirnya menghasilkan eumelanin (pigmen hitam atau coklat) atau pheomelanin (pigmen merah atau kuning),” kata Emily Puckett, asisten profesor Ilmu Biologi University of Memphis di Tennessee kepada Live Science, Senin (19/12/2022).

Selama 9.000 tahun terakhir, beruang hitam Amerika perlahan berubah menjadi merah karena varian genetik. Menurut penelitian varian (bulu) kayu manis, yang disebut Puckett merupakan mutasi yang muncul sekitar 9.360 tahun yang lalu, secara bertahap menyebar ke seluruh populasi.

Para peneliti juga memeriksa apakah perkembangan gen ini pada beruang hitam Amerika ada hubungannya dengan termoregulasi. Suatu mekanisme yang membantu mamalia mengatur suhu tubuh mereka atau persaingan dengan spesies beruang berwarna kayu manis lainnya, seperti beruang coklat (Ursus arctos), yang juga dikenal sebagai beruang grizzly.

“Kami menguji termoregulasi dan persaingan dengan beruang coklat, dan tidak ada yang didukung dengan kuat. Hipotesis baru kami adalah bahwa ini adalah mekanisme keuntungan selektif,” kata Puckett.





Menariknya, varian ini mirip dengan yang ada pada manusia yang dikenal sebagai albinisme okulokutan tipe 3 (OCA3). Kondisi ini menyebabkan rambut dan kulit berwarna lebih terang, dua ciri khas albinisme.

Dalam beberapa kasus, itu juga dapat menyebabkan penglihatan yang buruk. “Yang menarik adalah beruang tidak menunjukkan tanda-tanda masalah visual,” kata Puckett.
(wib)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More