Beruang Alaska Terpaksa Makan Rumput, Hidup Prihatin Ketika Populasi Salmon Menurun
loading...
A
A
A
ALASKA - Beruang coklat di Taman Nasional dan Cagar Alam Katmai Alaska , Amerika Serikat (AS), dikenal rakus mengonsumsi salmon dalam jumlah besar. Sampai-sampai beruang di sini dijadikan objek turnamen Fat Bear Week setiap tahun untuk menentukan yang paling banyak memakan salmon dari Sungai Brooks.
Musim panas lalu, beruang berukuran raksasa seberat 450 kilogram bernama Otis dinobatkan sebagai beruang paling gemuk tahun ini. Namun, penelitian terbaru ahli biologi National Park Service, Joy Erlenbach, mendapatkan fakta mengejutkan.
Beberapa beruang Alaska diketahui telah mengalihkan makanan mereka dari salmon, salah satu makanan kaya gizi, dengan mengonsumsi tumbuhan yang ada di sekitar taman nasional. Diperkirakan ini sebagai respons beruang ketika populasi salmon menurun dalam tiga dekade terakhir di Teluk Hallo.
“Salmon merupakan 62 persen makanan beruang pada tahun 1989, tetapi pada tahun 2017 hanya 28 persen. Konsumsi salmon pada beruang telah menurun 50 persen dalam tiga dekade terakhir,” kata Erlenbach dikutip SINDOnews dari laman hakaimagazine, Kamis (6/1/2021). (Baca juga; Misteri Kawah Gunung Berapi Superbesar di Bawah Alaska Bikin Penasaran Para Ilmuwan )
.
Beruang menggantikan salmon dengan meningkatkan konsumsi buah beri, sedge (Suku teki-tekian atau Cyperaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga), dan tumbuh-tumbuhan berdaun. Penemuan ini menunjukkan bahwa beruang dapat bertahan hidup dengan diet sebagian herbivora, sekaligus menunjukkan bahwa tanaman adalah sumber daya penyangga ketika makanan favorit seperti salmon menurun.
Erlenbach mengatakan, penurunan populasi salmon kemungkinan berkontribusi pada menyusutnya proporsi salmon dalam makanan beruang. Ada beberapa faktor lain, termasuk peningkatan jumlah pengunjung manusia ke pantai dan gangguan ekosistem laut Pasifik Utara. Misalnya, gelombang panas laut yang intens yang dikenal sebagai Blob.
Sementara itu, ahli biologi satwa liar Christina Service mengatakan, beruang pesisir telah mengalami banyak perubahan dalam beberapa tahun terakhir, akibat kekeringan, banjir, dan pergeseran fenologi tanaman dan ketersediaan salmon. “Perubahan ini berdampak besar pada beruang dan jumlah makanan yang tersedia untuk mereka,” katanya.
Christina Service yang juga Koordinator Sains untuk Kitasoo/Xai'xais Stewardship Authority, menambahkan, beruang bersifat oportunistik dan mampu memanfaatkan beragam sumber daya di sekitarnya. Di British Columbia, katanya, beruang akan memakan bulu babi, berbagai macam bahan tanaman, dan bahkan telur salmon.
Belum diketahui dampak lebih jauh dari perubahan pola makan beruang ini. Para ahli menyebutkan salmon merupakan makanan favorit beruang agar tumbuh besar mengumpulkan lemak tubuh, dan mencapai kondisi yang diperlukan untuk menghasilkan anak.
Namun, untuk sementara belum ada penelitian yang menunjukkan bukti bahwa produksi anak beruang ikut terganggu akibat perubahan pola makan ini. Masih diperlukan penelitian lebih dalam lagi soal perubahan pola makan ini. (Baca juga; Rekor Tertinggi, Suhu di Alaska Tembus 19 Derajat Celcius )
Musim panas lalu, beruang berukuran raksasa seberat 450 kilogram bernama Otis dinobatkan sebagai beruang paling gemuk tahun ini. Namun, penelitian terbaru ahli biologi National Park Service, Joy Erlenbach, mendapatkan fakta mengejutkan.
Beberapa beruang Alaska diketahui telah mengalihkan makanan mereka dari salmon, salah satu makanan kaya gizi, dengan mengonsumsi tumbuhan yang ada di sekitar taman nasional. Diperkirakan ini sebagai respons beruang ketika populasi salmon menurun dalam tiga dekade terakhir di Teluk Hallo.
“Salmon merupakan 62 persen makanan beruang pada tahun 1989, tetapi pada tahun 2017 hanya 28 persen. Konsumsi salmon pada beruang telah menurun 50 persen dalam tiga dekade terakhir,” kata Erlenbach dikutip SINDOnews dari laman hakaimagazine, Kamis (6/1/2021). (Baca juga; Misteri Kawah Gunung Berapi Superbesar di Bawah Alaska Bikin Penasaran Para Ilmuwan )
.
Beruang menggantikan salmon dengan meningkatkan konsumsi buah beri, sedge (Suku teki-tekian atau Cyperaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga), dan tumbuh-tumbuhan berdaun. Penemuan ini menunjukkan bahwa beruang dapat bertahan hidup dengan diet sebagian herbivora, sekaligus menunjukkan bahwa tanaman adalah sumber daya penyangga ketika makanan favorit seperti salmon menurun.
Erlenbach mengatakan, penurunan populasi salmon kemungkinan berkontribusi pada menyusutnya proporsi salmon dalam makanan beruang. Ada beberapa faktor lain, termasuk peningkatan jumlah pengunjung manusia ke pantai dan gangguan ekosistem laut Pasifik Utara. Misalnya, gelombang panas laut yang intens yang dikenal sebagai Blob.
Sementara itu, ahli biologi satwa liar Christina Service mengatakan, beruang pesisir telah mengalami banyak perubahan dalam beberapa tahun terakhir, akibat kekeringan, banjir, dan pergeseran fenologi tanaman dan ketersediaan salmon. “Perubahan ini berdampak besar pada beruang dan jumlah makanan yang tersedia untuk mereka,” katanya.
Christina Service yang juga Koordinator Sains untuk Kitasoo/Xai'xais Stewardship Authority, menambahkan, beruang bersifat oportunistik dan mampu memanfaatkan beragam sumber daya di sekitarnya. Di British Columbia, katanya, beruang akan memakan bulu babi, berbagai macam bahan tanaman, dan bahkan telur salmon.
Belum diketahui dampak lebih jauh dari perubahan pola makan beruang ini. Para ahli menyebutkan salmon merupakan makanan favorit beruang agar tumbuh besar mengumpulkan lemak tubuh, dan mencapai kondisi yang diperlukan untuk menghasilkan anak.
Namun, untuk sementara belum ada penelitian yang menunjukkan bukti bahwa produksi anak beruang ikut terganggu akibat perubahan pola makan ini. Masih diperlukan penelitian lebih dalam lagi soal perubahan pola makan ini. (Baca juga; Rekor Tertinggi, Suhu di Alaska Tembus 19 Derajat Celcius )
(wib)