Fenomena Alam Unik, Aurora Berwarna Hijau Menerangi Langit Islandia
loading...
A
A
A
REYKJAVIK - Aurora adalah pola cahaya di langit yang terjadi akibat aktivitas badai matahari atau suar yang biasa terjadi di belahan bumi utara sebagai cahaya utara atau aurora borealis. Aurora tidak menimbulkan efek yang berbahaya, tetapi kadang-kadang suar yang kuat dapat menyebabkan pemadaman radio singkat atau mengganggu satelit.
Vincent Ledvina seorang pemburu aurora mengabadikan fenomena alam unik ini ketika melakukan perjalanan dari Alaska menuju Islandia pada 13 Januari 2023. Ketika berada di suatu lokasi, sekitar 2 jam perjalanan darat dari ReykjavÃk, Ibu Kota Islandia, merekam lonjakan aurora berwarna hijau.
“Lokasi khusus, ini sangat legendaris dan menghasilkan beberapa komposisi aurora favorit saya. Ini adalah akhir yang sempurna untuk perjalanan kami ke Islandia. Saya belum pernah melihat pertunjukan aurora yang solid," katanya melalui akun twitternya dikutip SINDOnews dari laman Space, Kamis (19/1/2023).
Fenomena aurora terjadi setelah aktivitas badai matahari beberapa hari sebelumnya yang menembakkan sinar x dan suar ke rah Bumi. Matahari sedang menuju puncak siklus aktivitas 11 tahunnya sehingga rutin mengirimkan aliran partikel melalui tata surya yang dikenal sebagai badai matahari.
Warna-warna yang timbul pada aurora di Bumi muncul saat partikel memberi energi pada molekul gas yang berada di ketinggian atmosfer. Partikel energik dari bintang meluncur ke atmosfer bagian atas Bumi dan dialihkan ke kutub oleh medan magnet Bumi. Planet dan bulan lain juga memiliki aurora.
Pada kesempatan yang sangat langka beberapa kali setiap 1.000 tahun, ledakan kuat dari matahari bisa sangat mengganggu. Misalnya, Peristiwa Carrington yang terkenal pada September 1859 menyebabkan kerusakan pada infrastruktur telegraf pada zaman itu.
Oleh karena itu, NASA dan mitra antariksanya terus mengawasi aktivitas matahari melalui jaringan satelit untuk membuat prediksi seakurat mungkin. Pesawat ruang angkasa seperti Solar Orbiter Badan Antariksa Eropa dan Parker Solar Probe NASA juga melakukan pemantauan jarak dekat matahari secara berkala untuk menangkap informasi terperinci.
Vincent Ledvina seorang pemburu aurora mengabadikan fenomena alam unik ini ketika melakukan perjalanan dari Alaska menuju Islandia pada 13 Januari 2023. Ketika berada di suatu lokasi, sekitar 2 jam perjalanan darat dari ReykjavÃk, Ibu Kota Islandia, merekam lonjakan aurora berwarna hijau.
“Lokasi khusus, ini sangat legendaris dan menghasilkan beberapa komposisi aurora favorit saya. Ini adalah akhir yang sempurna untuk perjalanan kami ke Islandia. Saya belum pernah melihat pertunjukan aurora yang solid," katanya melalui akun twitternya dikutip SINDOnews dari laman Space, Kamis (19/1/2023).
Fenomena aurora terjadi setelah aktivitas badai matahari beberapa hari sebelumnya yang menembakkan sinar x dan suar ke rah Bumi. Matahari sedang menuju puncak siklus aktivitas 11 tahunnya sehingga rutin mengirimkan aliran partikel melalui tata surya yang dikenal sebagai badai matahari.
Warna-warna yang timbul pada aurora di Bumi muncul saat partikel memberi energi pada molekul gas yang berada di ketinggian atmosfer. Partikel energik dari bintang meluncur ke atmosfer bagian atas Bumi dan dialihkan ke kutub oleh medan magnet Bumi. Planet dan bulan lain juga memiliki aurora.
Pada kesempatan yang sangat langka beberapa kali setiap 1.000 tahun, ledakan kuat dari matahari bisa sangat mengganggu. Misalnya, Peristiwa Carrington yang terkenal pada September 1859 menyebabkan kerusakan pada infrastruktur telegraf pada zaman itu.
Oleh karena itu, NASA dan mitra antariksanya terus mengawasi aktivitas matahari melalui jaringan satelit untuk membuat prediksi seakurat mungkin. Pesawat ruang angkasa seperti Solar Orbiter Badan Antariksa Eropa dan Parker Solar Probe NASA juga melakukan pemantauan jarak dekat matahari secara berkala untuk menangkap informasi terperinci.
(wib)