Takut Dikirim ke Rusia, AS Pantau Bom EMP Korut dari Antariksa

Senin, 30 Januari 2023 - 17:34 WIB
loading...
A A A
Bagaimana serangan EMP berlangsung? Menurut dua orang mantan komisi khusus EMP, Dr. William R. Graham dan Dr. Peter Vincent Pry, senjata itu bisa meledakkan bom hidrogen yang dikirim oleh misil atau bahkan dari satelit di ketinggian 30 hingga 400 km.

Ledakan itu menciptkan gelombang elektromagnetik yang bisa memutus jaringan listrik seantero AS.

Tak hanya itu, seluruh perangkat listrik bisa tak berfungsi. Tak ada lampu, tak ada komputer, tak ada telepon, tak ada internet. Bahkan mobil pun tak bisa digunakan.

Dengan lemari pendingin tak berfungsi, akibatnya makanan mudah busuk. Ujung-ujungnya ancaman kelaparan ada di depan mata. Belum lagi akses air bersih, lalu lintas kacau dan transaksi keuangan gagal. Seluruh AS jadi karut-marut yang berakhir dengan kehancuran.

Graham adalah fisikawan dan merupakan penasihat sains di masa Presiden Ronald Reagan dan juga pernah memimpin NASA.

Sementara Pry adalah mantan CIA yang dulunya bertanggung jawab untuk menganalisis Soviet serta strategi nuklir Rusia. Ia sempat menjabat beberapa badan kongres AS terkait keamanan.

Dalam pernyataan keduanya, mereka menemukan indikasi bahwa Korut tengah mempersiapkan nuklir EMP sekitar enam bulan lalu.

"Setelah kegagalan intelijen besar-besaran yang sangat meremehkan kemampuan rudal jarak jauh Korea Utara, jumlah senjata nuklir, miniaturisasi hulu ledak, dan Bom-H, ancaman terbesar Korea Utara adalah serangan EMP nuklir yang AS tidak diketahui," kata pernyataan keduanya.

Keduanya lantas meminta Kongres untuk melindungi jaringan listrik AS. Serta memperingatkan untuk meningkatkan sistem pertahanan misil balistik AS.

Sistem pertahanan misil balistik AS didesain untuk menahan serangan Korea Utara yang mendekat AS dari arah Kutub Utara saja. Sementara, dari arah Kutub Selatan, AS belum membuat pertahanan, sehingga sangat mungkin Korut menyerang dari situ.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0866 seconds (0.1#10.140)