AS Kembangkan Swarms of Swarms, Kelompok Drone Penyerang dari Darat, Udara, dan Laut

Senin, 20 Februari 2023 - 14:33 WIB
loading...
AS Kembangkan Swarms of Swarms, Kelompok Drone Penyerang dari Darat, Udara, dan Laut
Militer Amerika Serikat (AS) mengembangkan senjata baru yang disebut Swarms of Swarms. Secara harfiah sistem senjata ini diartikan sekelompok drone tempur yang dapat mengendalikan kelompok drone tempur lainnya. Foto/DARPA/Eurasiantimes
A A A
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) mengembangkan senjata baru yang disebut Swarms of Swarms. Secara harfiah sistem senjata ini diartikan sekelompok drone tempur yang dapat mengendalikan kelompok drone tempur lainnya.

Sistem senjata ini mirip dengan pendekatan Rusia untuk mengumpan dan menghancurkan pertahanan udara Ukraina menggunakan drone dan rudal jelajah. Untuk itu, Defense Advanced Research Projects Agency atau DARPA mengembangkan Autonomous Multi-Domain Adaptive Swarms-of-Swarms (AMASS) yang lebih mudah disebut Swarms of Swarms.

Militer AS saat ini sedang mencari sistem sekelompok drone otonom counter-Anti-Access/Area-Denial (A2/AD), yang dapat memerintahkan gerombolan drone lain. Jadi ini akan menggunakan banyak drone udara, permukaan dan bawah air, serta darat untuk mengalahkan musuh atau menargetkan instalasi militer.



Apa itu Anti-Access/Area Denial (A2/AD)? Yang dimaksud A2/AD adalah upaya untuk menghadapi kebebasan manuver senjata musuh di medan perang. Baik berupa pesawat serang, kapal perang, dan rudal balistik, maupun rudal jelajah khusus yang dirancang untuk menyerang target utama.

Sistem kontra-A2/AD saat ini yang dimiliki AS, seperti senjata berpemandu presisi jarak jauh, dinilai terlalu sedikit mahal, dan memerlukan informasi penargetan terperinci. Untuk itu dikembangkan menggunakan tiga jenis drone, yaitu Unmanned Aerial Vehicles (UAV), Unmanned Surface Vehicles (USV), dan Unmanned Ground Systems (UGV) sebagai alternatif platform kontra-A2/AD.
AS Kembangkan Swarms of Swarms, Kelompok Drone Penyerang dari Darat, Udara, dan Laut


Kemudian, drone yang berbeda tersebut bertindak bersama, melalui koordinasi lintas platform antara sekolompok UAV, USV, dan UGV. Kemampuan ini diperluas ke swarm yang dikendalikan oleh swarm lain (atau Swarms of Swarms), diaktifkan oleh bahasa Swarms of Swarms Protocol (SOSP) yang akan dikembangkan oleh DARPA.

DARPA melakukan demonstrasi skala kecil, langsung, dan virtual untuk membuktikan hal ini secara prinsip. Drone dan rudal dapat mengkoordinasikan, mengumpulkan, dan menyebarkan intelijen, melakukan Serangan Elektronik (EA) terkoordinasi, dan menyerang target untuk berhasil menangkal, menurunkan, atau mengalahkan kemampuan A2/AD musuh.


AS Kembangkan Swarms of Swarms, Kelompok Drone Penyerang dari Darat, Udara, dan Laut


“Kawanan UAV, USV, dan UGV yang berbeda akan dapat berkomunikasi melalui penghubung Artificial Intelligence (AI) menggunakan bahasa yang sama. Kemudian mengkoordinasikan pelaksanaan efek skala besar yang diinginkan,” keterangan DARPA dikutip dari laman Eurasiantimes, Senin (20/2/2023).

Pengoperasian swarms of swarms memerlukan ribuan UAV, USV, dan UGV yang akan bertindak secara independen dan berkoordinasi satu sama lain, baik menyerang, mengawasi, atau mengganggu instalasi A2/AD musuh secara elektronik. Namun, untuk operasi tidak akan terlepas dari tembakan jarak jauh presisi berawak, di mana drone dan rudal dapat digunakan dalam koordinasi.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2394 seconds (0.1#10.140)