Bisakah Gempa Bumi Diprediksi? Ini 3 Elemen yang Harus Diperhatikan

Jum'at, 03 Maret 2023 - 08:42 WIB
loading...
Bisakah Gempa Bumi Diprediksi?...
Survei Geologi Amerika Serikat atau United States Geological Survey (USGS) mengatakan tidak ada ilmuwan atau lembaga yang mampu memprediksi gempa bumi secara tepat. Foto/Japantimes
A A A
JAKARTA - Setelah terkenal dengan meramalkan gempa dahsyat Turki dan Suriah, seismolog Belanda Frank Hoogerbeets mengatakan gempa besar akan melanda dunia. Apakah ramalan gempa Hoogerbeets yang berdasarkan gerakan benda langit valid?

Survei Geologi Amerika Serikat atau United States Geological Survey (USGS) mengatakan tidak ada ilmuwan atau lembaga yang mampu memprediksi gempa bumi secara tepat. Untuk itu, USGS memfokuskan pada upaya mitigasi bahaya gempa bumi jangka panjang daripada mencoba prediksi jangka pendek.

“Tidak. Baik USGS maupun ilmuwan lain, tidak pernah meramalkan gempa besar. Kami tidak tahu caranya,” demikian keterangan Survei Geologi Amerika Serikat melalui laman resmi usgs.gov dikutip SINDOnews, Jumat (3/3/2023).



Ilmuwan USGS hanya dapat menghitung probabilitas bahwa gempa bumi yang signifikan akan terjadi di area tertentu dalam beberapa tahun tertentu. Sebab, prediksi gempa harus menentukan 3 elemen, yaitu tanggal dan waktu, lokasi, serta besarnya.

Memang ada beberapa orang mengatakan dapat memprediksi gempa bumi, namun tidak didasarkan pada bukti ilmiah. Padahal gempa bumi adalah bagian dari proses ilmiah, dan tidak ada hubungannya dengan awan atau benda-benda langit.



Laman scienceexchange juga menjelaskan bahwa saat ini belum ada cara yang tepat untuk memprediksi kapan, di mana, dan berapa besar gempa bumi akan terjadi. Seismolog hanya dapat memperkirakan kemungkinan di mana gempa bumi akan terjadi dengan menghitung probabilitas dan prakiraan.

Apa itu probabilitas gempa bumi dan bagaimana cara menghitungnya? Probabilitas menggambarkan kemungkinan gempa bumi dengan kekuatan tertentu di suatu wilayah pada rentang waktu beberapa tahun.



Probabilitas juga dapat diturunkan secara matematis. Misalnya, seismolog memperkirakan jumlah tahun yang diperlukan untuk mengalami gempa bumi dengan kekuatan tertentu dengan memperhitungkan dua proses.

Hal senada juga diungkapkan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia. Sampai saat ini peristiwa gempa bumi belum dapat diprediksi oleh siapapun, tentang kapan terjadi, lokasinya, dan kekuatannya.

“Lebih penting dan urgent adalah melakukan langkah-langkah mitigasi terkait kesiapan sebelum, saat, dan setelah terjadi gempa bumi,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, dikutip dari laman resmi bmkg.go.id.



BMKG mengungkapkan beberapa hal yang bisa memicu gempa bumi sehingga sulit diprediksi kapan terjadi, di mana, dan berapa kekuatannya. Berikut 3 hal yang menyebabkan gempa bumi masih belum bisa dideteksi.

1. Terjadi Tiba-Tiba

Bisakah Gempa Bumi Diprediksi? Ini 3 Elemen yang Harus Diperhatikan

Gempa bumi menyebabkan permukaan bumi. Foto/Deccan Herald

Gempa bumi terjadi akibat deformasi batuan yang terjadi secara tiba-tiba. Biasanya sumber gempa berasal dari akumulasi medan tegangan (stress) di zona tersebut.

Kemudian, terjadi penjalaran stress yang luasnya bergantung pada besar kekuatan gempa. Untuk proses selanjutnya secara kuantitatif masih sulit untuk diketahui.

2. Ancaman Gempa Susulan

Bisakah Gempa Bumi Diprediksi? Ini 3 Elemen yang Harus Diperhatikan

Gempa susulan (aftershock) juga belum bisa diprediksi kapan dan lokasi tepatnya. Foto/Reuters

Teori yang berkembang saat ini sudah dapat menjelaskan bahwa sebuah gempa bumi utama dapat membangkitkan atau memicu aftershocks yang biasa disebut gempa susulan. Biasanya kekuatan gempa susulan lebih kecil, namun jika tidak diwaspadai berpotensi berbahaya.

Namun, sampai saat ini masih sulit untuk memperkirakan kapan rentetan gempa terjadi. Seperti beberapa kasus gempa bumi doublet, triplet (dua atau tiga kejadian gempabumi tektonik dalam waktu dan lokasi yang relatif berdekatan), dan seterusnya.

3.Probabilitas Gempa

Bisakah Gempa Bumi Diprediksi? Ini 3 Elemen yang Harus Diperhatikan

Seismograf merekam getaran gempa bumi yang terjadi tiba-tiba. Foto/mrsc

Sebagai langkah mitigasi gempa bumi, para ilmuwan atau lembaga terkait menggunakan teknik probabilitas. Biasanya ini dilakukan dengan menghitung berdasarkan tingkat rata-rata aktivitas seismik masa lalu di suatu wilayah.

Teknik ini sangat berguna di suatu daerah yang telah terekam terjadi aktivitas gempa bumi dengan seismograf, alat pengukur kekuatan gempa yang pertama kali digunakan pada awal tahun 1900-an. Para ilmuwan dapat memperoleh informasi tambahan, meskipun kurang tepat, dengan memeriksa catatan geologis untuk berupa retakan gempa yang terjadi dalam sejarah kuno.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3277 seconds (0.1#10.140)