China dan Prancis Siap Luncurkan Satelit Pemburu Sinar Gamma

Senin, 06 Maret 2023 - 15:15 WIB
loading...
China dan Prancis Siap...
Prancis dan China bekerja sama meluncurkan Variable Objects Monitor (SVOM) atau satelit yang memburu semburan sinar gamma (Gamma Ray Burst/GRB). Foto/NewScientist/Space/CAS
A A A
PARIS - Prancis dan China bekerja sama meluncurkan Variable Objects Monitor (SVOM) atau satelit yang memburu semburan sinar gamma (Gamma Ray Burst/GRB). Semburan sinar gamma dapat membantu pata ilmuwan mengungkap seberapa cepat alam semesta terbentuk.

Semburan sinar gammas adalah peristiwa paling cemerlang di alam semesta, terjadi ketika bintang-bintang besar mati dalam ledakan supernova. Bisa juga ketika benda-benda besar seperti bintang neutron saling bertabrakan, menghasilkan kilatan radiasi yang kuat.

Ledakan sinar gamma dari alam semesta yang jauh dapat memberikan cara baru untuk mengukur jarak kosmik. Semburan sinar gamma juga dapat membantu memahami struktur dan terbentuknya alam semesta.



Saat ini Prancis sedang menyiapkan sepasang instrumen sains canggih yang disebut Variable Objects Monitor (SVOM) untuk memburu semburan sinar gamma. Observatorium luar angkasa ini akan dikirim ke Xichang untuk diluncurkan ke luar angkasa dengan roket Long March 2C China.

Dikutip dari laman Space, Senin (6/3/2023), SVOM, perangkat astronomi multi-band berbasis ruang angkasa adalah kolaborasi antara China National Space Administration (CNSA) dan Center national d'études spatiales (CNES) sejak tahun 2014. SVOM berupaya mendeteksi semburan sinar gamma yang berumur pendek dan keras.

Satelit seberat 930 kilogram itu sekarang akan diluncurkan roket Long March 2C dari pelabuhan antariksa Xichang di China barat daya pada bulan Desember 2023. Keterangan akun Twitter misi tersebut menyebutkan pada 21 Februari 2023 dua muatan satelit siap untuk melakukan perjalanan ke China untuk integrasi dengan satelit.

Satelit SVOM dikembangkan oleh Shanghai Engineering Center for Microsatellites China. Satelit ini dirancang untuk misi nominal selama tiga tahun dengan kemungkinan perpanjangan misi selama dua tahun.



Baik China dan Prancis akan berkontribusi pada segmen darat misi untuk mengendalikan pesawat ruang angkasa, menerima data sains, dan mengatur pengamatan tindak lanjut semburan sinar gamma.
China dan Prancis Siap Luncurkan Satelit Pemburu Sinar Gamma


Dalam misi bersama ini, China menyediakan Gamma Ray Burst Monitor (GRM) untuk mengukur spektrum emisi dari GRB. Sedangkan Visible Telescope (VT) yang akan mencari cahaya yang dipancarkan dalam panjang gelombang optik segera setelah peristiwa ledakan sinar gamma (GRB).

Sedangkan Prancis, bertanggung jawab untuk mengembangkan teleskop ECLAIR dan Microchannel X-ray Telescope (MXT). Teleskop yang terakhir menggunakan optik "lobster eye" yang inovatif untuk memungkinkan bidang pandang yang luas.

Konsorsium misi termasuk Institut de Recherche en Astrophysique et Planétologie (IRAP) di Prancis dan Observatorium Astronomi Nasional China (NAOC). Ada juga Institut Fisika Energi Tinggi (IHEP) di China, serta Universitas Leicester di Inggris dan Universitas Otonomi Nasional Meksiko (UNAM).
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1886 seconds (0.1#10.140)