Berusia 7.000 Tahun, Situs Pemujaan di Arab Saudi Dipenuhi Sisa Tulang Hewan dan Manusia
loading...
A
A
A
Mustatil yang digali oleh para peneliti, terletak 55 kilometer timur kota kuno AlUla, panjangnya 140 meter dan dibangun dari batu pasir lokal. Beytl-nya adalah batu tegak besar, di sekelilingnya para peneliti menemukan 260 pecahan tengkorak dan tanduk binatang.
Potongan tulang tersebut sebagian besar berasal dari sapi peliharaan, meskipun para peneliti mengatakan beberapa fragmen merupakan kambing peliharaan, kijang, dan ruminansia kecil.
Tepat di sebelah utara kepala mustatil, para peneliti menemukan sebuah cist. Sejenis ruang pemakaman yang dibangun sepanjang zaman Neolitik dan Perunggu di seluruh Eropa dan Timur Tengah.
Analisis tulang-tulang yang dikebumikan milik pria itu mengungkapkan bahwa dia berusia 30-an atau awal 40-an. Ketika dia meninggal mungkin menderita osteoarthritis, penyakit sendi degeneratif yang merupakan bentuk artritis yang paling umum.
Penanggalan radiokarbon dari tulang manusia dan hewan menunjukkan bahwa pria itu dikubur 400 tahun setelah hewan disembelih, sebuah tanda bahwa mustatil adalah tempat ziarah berulang kali.
“Kami menemukan semakin banyak bukti bahwa manusia dimakamkan di mustatil. Namun, penguburan ini selalu belakangan, mereka tidak berasal dari periode waktu yang sama dengan persembahan hewan,” kata Kennedy.
Tujuan dari upacara ritual di dalam mustatil masih menjadi teka-teki. Apalagi struktur yang membentang di gurun dibangun selama Periode Kelembaban Holocene, fase yang berlangsung antara 7000 SM dan 6000 SM. “Jadi kita masih belum banyak tahu tentang tradisi ini,” ujar Kennedy.
Potongan tulang tersebut sebagian besar berasal dari sapi peliharaan, meskipun para peneliti mengatakan beberapa fragmen merupakan kambing peliharaan, kijang, dan ruminansia kecil.
Tepat di sebelah utara kepala mustatil, para peneliti menemukan sebuah cist. Sejenis ruang pemakaman yang dibangun sepanjang zaman Neolitik dan Perunggu di seluruh Eropa dan Timur Tengah.
Analisis tulang-tulang yang dikebumikan milik pria itu mengungkapkan bahwa dia berusia 30-an atau awal 40-an. Ketika dia meninggal mungkin menderita osteoarthritis, penyakit sendi degeneratif yang merupakan bentuk artritis yang paling umum.
Penanggalan radiokarbon dari tulang manusia dan hewan menunjukkan bahwa pria itu dikubur 400 tahun setelah hewan disembelih, sebuah tanda bahwa mustatil adalah tempat ziarah berulang kali.
“Kami menemukan semakin banyak bukti bahwa manusia dimakamkan di mustatil. Namun, penguburan ini selalu belakangan, mereka tidak berasal dari periode waktu yang sama dengan persembahan hewan,” kata Kennedy.
Tujuan dari upacara ritual di dalam mustatil masih menjadi teka-teki. Apalagi struktur yang membentang di gurun dibangun selama Periode Kelembaban Holocene, fase yang berlangsung antara 7000 SM dan 6000 SM. “Jadi kita masih belum banyak tahu tentang tradisi ini,” ujar Kennedy.
(wib)