Penemuan Fosil Elang Lord of The Rings, Punya Bentang Sayap 3 Meter
loading...
A
A
A
CANBERRA - Penemuan fosil spesies baru elang yang sudah punah mengejutkan para ilmuwan Australia karena memiliki ukuran yang besar. Dideskripsikan elang raksasa kuno ini memiliki bentang sayap 3 meter seperti elang raksasa fiktif dalam "The Lord of the Rings."
Meskipun elang raksasa kuno ini di kehidupan nyata tidak sebesar elang dalam fiksi epik fantasi JRR Tolkien "The Lord of the Rings". Namun, elang raksasa kuno ini diperkirakan mampu mengangkat mangsa seukuran hobbit ke udara.
Fosil spesies baru ini bernama elang kuat Gaff (Dynatoaetus gaffae) ditemukan di gua vertikal sedalam 17 meter di negara bagian Australia Selatan. Kumpulan fosil ini ditemukan antara tahun 1959 dan 2021 meliputi sayap, kaki, cakar, tulang dada, dan tengkorak.
Fosil ini mengungkapkan bahwa burung elang raksasa itu kemungkinan memiliki cakar berukuran panjang sekitar 12 inci atau 30 sentimeter dan lebar sayap sekitar 10 kaki atau 3 meter. Penemuan fosil burung pemangsa terbesar ini ditulis para peneliti dalam studi baru yang diterbitkan 15 Maret di Journal of Ornithology.
“Itu sangat besar," kata Trevor Worthy, ahli paleontologi vertebrata di Universitas Flinders di Australia, dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Selasa (21/3/2023). Elang raksasa ini hidup antara 50.000 dan 700.000 tahun yang lalu dan kemungkinan merupakan elang terbesar di planet ini pada saat itu.
Selama era elang raksasa ini, Australia dipenuhi dengan makhluk raksasa lainnya, termasuk burung besar yang tidak bisa terbang, kanguru raksasa (Procoptodon sp.), biawak besar (Varanus priscus), dan marsupial mirip beruang (Diprotodon optatum). Para peneliti percaya bahwa elang raksasa ini bisa memangsa bayi atau mahluk kecil lainnya.
Mangsa ini mungkin sebesar kanguru hidup, seperti kanguru abu-abu barat (Macropus fuliginosus), yang tingginya sekitar 1,3 meter. Spesies Dynatoaetus gaffae lebih dari dua kali ukuran elang ekor baji Australia (Aquila audax), yang masih hidup saat ini.
Elang raksasa Dynatoaetus gaffae memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan elang hidup dalam genus Spilornis. Mencakup enam spesies yang hidup di Asia, yang terbesar, elang Filipina (Pithecophaga jefferyi).
Mereka memangsa monyet, lemur dan kelelawar, serta babi dan rusa muda. Spesies elang Dynatoaetus gaffae dan Pithecophaga jefferyi, keduanya memiliki kaki yang besar dan kuat, memungkinkan untuk menyerang dan membawa mangsa besar.
Hanya dua spesies elang ini sudah punah dan Dynatoaetus gaffae bukan satu-satunya elang purba yang ditemukan di Australia dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2021, para peneliti mengungkapkan menemukan Archaehierax sylvestris, spesies yang sebelumnya tidak diketahui yang kemungkinan memburu koala besar sekitar 25 juta tahun lalu.
Meskipun elang raksasa kuno ini di kehidupan nyata tidak sebesar elang dalam fiksi epik fantasi JRR Tolkien "The Lord of the Rings". Namun, elang raksasa kuno ini diperkirakan mampu mengangkat mangsa seukuran hobbit ke udara.
Fosil spesies baru ini bernama elang kuat Gaff (Dynatoaetus gaffae) ditemukan di gua vertikal sedalam 17 meter di negara bagian Australia Selatan. Kumpulan fosil ini ditemukan antara tahun 1959 dan 2021 meliputi sayap, kaki, cakar, tulang dada, dan tengkorak.
Fosil ini mengungkapkan bahwa burung elang raksasa itu kemungkinan memiliki cakar berukuran panjang sekitar 12 inci atau 30 sentimeter dan lebar sayap sekitar 10 kaki atau 3 meter. Penemuan fosil burung pemangsa terbesar ini ditulis para peneliti dalam studi baru yang diterbitkan 15 Maret di Journal of Ornithology.
“Itu sangat besar," kata Trevor Worthy, ahli paleontologi vertebrata di Universitas Flinders di Australia, dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Selasa (21/3/2023). Elang raksasa ini hidup antara 50.000 dan 700.000 tahun yang lalu dan kemungkinan merupakan elang terbesar di planet ini pada saat itu.
Selama era elang raksasa ini, Australia dipenuhi dengan makhluk raksasa lainnya, termasuk burung besar yang tidak bisa terbang, kanguru raksasa (Procoptodon sp.), biawak besar (Varanus priscus), dan marsupial mirip beruang (Diprotodon optatum). Para peneliti percaya bahwa elang raksasa ini bisa memangsa bayi atau mahluk kecil lainnya.
Mangsa ini mungkin sebesar kanguru hidup, seperti kanguru abu-abu barat (Macropus fuliginosus), yang tingginya sekitar 1,3 meter. Spesies Dynatoaetus gaffae lebih dari dua kali ukuran elang ekor baji Australia (Aquila audax), yang masih hidup saat ini.
Elang raksasa Dynatoaetus gaffae memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan elang hidup dalam genus Spilornis. Mencakup enam spesies yang hidup di Asia, yang terbesar, elang Filipina (Pithecophaga jefferyi).
Mereka memangsa monyet, lemur dan kelelawar, serta babi dan rusa muda. Spesies elang Dynatoaetus gaffae dan Pithecophaga jefferyi, keduanya memiliki kaki yang besar dan kuat, memungkinkan untuk menyerang dan membawa mangsa besar.
Hanya dua spesies elang ini sudah punah dan Dynatoaetus gaffae bukan satu-satunya elang purba yang ditemukan di Australia dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2021, para peneliti mengungkapkan menemukan Archaehierax sylvestris, spesies yang sebelumnya tidak diketahui yang kemungkinan memburu koala besar sekitar 25 juta tahun lalu.
(wib)