Studi: Tumbuhan Berteriak Saat Dipotong, Stres, atau Tidak Disiram!
loading...
A
A
A
Belum begitu jelas bagaimana tanaman membuat suara ini, tetapi para ilmuwan menduga itu adalah proses pasif yang terkait dengan kavitasi. Kavitasi adalah kondisi saat tanaman yang stres meletuskan gelembung udara dalam sistem sirkulasinya yang menyebabkan getaran.
“Studi kami mengarah ke hal ini,” katanya seraya menyebut tumbuhan yang berbeda menghasilkan suara yang berbeda
Untuk menguji seberapa banyak informasi yang terkandung dalam suara-suara ini, para ilmuwan mencatat tanaman tomat, tembakau, dan kaktus ketika mereka sehat atau stres karena kekeringan, infeksi, dan pemotongan.
Ketika mereka memasukkan perpustakaan suara ini ke komputer, para ilmuwan menemukan bahwa mesin tersebut mampu membedakan tanaman yang stres dari tanaman yang sehat. Komputer juga mampu membedakan suara dari berbagai jenis stres, bahkan dari berbagai jenis tumbuhan, kata Hadany.
“Kita bisa memisahkan antara suara yang dipancarkan tomat dan tembakau, antara tomat dan kaktus, juga antara tomat potong dan tomat kering, tomat agak kering dan tomat sangat kering,” ujarnya.
Menurutnya hal ini mungkin sangat membantu untuk pertanian. Misalnya, tanaman tomat mengeluarkan suara stres sebelum mulai terlihat dehidrasi, kata Hadany.
“Saya tidak bermaksud bahwa itu akan menggantikan pemantauan visual tanaman, tetapi pada akhirnya saya berpikir bahwa kombinasi pemantauan visual dan akustik bisa lebih kuat," katanya.
Hadany mengatakan dia dan rekan-rekannya mengaku sedang menulis paten untuk mengatur irigasi menggunakan informasi akustik.
Tapi, apakah ini berarti tanaman punya perasaan atau bisa merasakan sakit? Ditanya hal tersebut, Hadany mengatakan bahwa tidak ada bukti definitif sampai saat ini bahwa tanaman memiliki “perasaan” yang sama seperti manusia.
“Saya pikir kita belum sampai di sana,” katanya. “Kita tidak bisa mengatakan bahwa tanaman merasakan stres dan karena itu mengeluarkan suara. Mungkin saja suara dibuat secara pasif, seperti proses fisik,”tutupnya.
“Studi kami mengarah ke hal ini,” katanya seraya menyebut tumbuhan yang berbeda menghasilkan suara yang berbeda
Untuk menguji seberapa banyak informasi yang terkandung dalam suara-suara ini, para ilmuwan mencatat tanaman tomat, tembakau, dan kaktus ketika mereka sehat atau stres karena kekeringan, infeksi, dan pemotongan.
Ketika mereka memasukkan perpustakaan suara ini ke komputer, para ilmuwan menemukan bahwa mesin tersebut mampu membedakan tanaman yang stres dari tanaman yang sehat. Komputer juga mampu membedakan suara dari berbagai jenis stres, bahkan dari berbagai jenis tumbuhan, kata Hadany.
“Kita bisa memisahkan antara suara yang dipancarkan tomat dan tembakau, antara tomat dan kaktus, juga antara tomat potong dan tomat kering, tomat agak kering dan tomat sangat kering,” ujarnya.
Menurutnya hal ini mungkin sangat membantu untuk pertanian. Misalnya, tanaman tomat mengeluarkan suara stres sebelum mulai terlihat dehidrasi, kata Hadany.
“Saya tidak bermaksud bahwa itu akan menggantikan pemantauan visual tanaman, tetapi pada akhirnya saya berpikir bahwa kombinasi pemantauan visual dan akustik bisa lebih kuat," katanya.
Hadany mengatakan dia dan rekan-rekannya mengaku sedang menulis paten untuk mengatur irigasi menggunakan informasi akustik.
Tapi, apakah ini berarti tanaman punya perasaan atau bisa merasakan sakit? Ditanya hal tersebut, Hadany mengatakan bahwa tidak ada bukti definitif sampai saat ini bahwa tanaman memiliki “perasaan” yang sama seperti manusia.
“Saya pikir kita belum sampai di sana,” katanya. “Kita tidak bisa mengatakan bahwa tanaman merasakan stres dan karena itu mengeluarkan suara. Mungkin saja suara dibuat secara pasif, seperti proses fisik,”tutupnya.