Prediksi Albert Einstein tentang Materi Gelap Satu Abad Lalu Berhasil Dipetakan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Prediksi Albert Einstein tentang materi gelap yang terhampar di seperempat langit, lebih dari satu abad lalu akhirnya terbukti. Hal ini dibuktikan melalui penelitian sejumlah ilmuwan internasional.
Dilansir dari Sky News, para ilmuwan yang di antaranya berasal dari University of Toronto, itu telah menghasilkan peta terobosan materi gelap yang telah diprediksi Albert Einstein dari lebih dari seabad yang lalu.
"Penelitian ini merupakan hasil dari 15 tahun kerja oleh lebih dari 160 kolaborator di Teleskop Kosmologi Atacama Chili. Naskah-naskah tersebut telah diserahkan ke Astrophysical Journal," kata laman itu, dikutip Rabu (12/4/2023).
Richard Bond, profesor dari Canadian Institute for Theoretical Astrophysics di University of Toronto mengatakan, banyak yang hal yang masih harus diteliti terkait materi gelap tersebut.
"Kami memiliki gambar yang sangat bagus tentang itu, tetapi kami masih belum tahu persis apa itu," paparnya.
Materi gelap dihipotesiskan menyusun lebih dari 85 persen materi di alam semesta. Namun keberadaannya dulu menjadi topik perdebatan sengit. Zat ini sama sekali tidak terlihat dan memiliki peran penting bagi alam semesta.
Yang sulitnya lagi, zat itu juga tidak memancarkan atau berinteraksi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik lainnya. Materi biasa hanya memiliki seperenam dari kepadatan materi gelap.
"Terlepas dari sifatnya yang tidak terlihat, materi gelap diduga memainkan peran penting dalam perkembangan alam semesta. Materi gelap adalah apa yang pada dasarnya menyatukan galaksi menjadi kelompok galaksi," jelasnya.
Dilansir dari Sky News, para ilmuwan yang di antaranya berasal dari University of Toronto, itu telah menghasilkan peta terobosan materi gelap yang telah diprediksi Albert Einstein dari lebih dari seabad yang lalu.
"Penelitian ini merupakan hasil dari 15 tahun kerja oleh lebih dari 160 kolaborator di Teleskop Kosmologi Atacama Chili. Naskah-naskah tersebut telah diserahkan ke Astrophysical Journal," kata laman itu, dikutip Rabu (12/4/2023).
Richard Bond, profesor dari Canadian Institute for Theoretical Astrophysics di University of Toronto mengatakan, banyak yang hal yang masih harus diteliti terkait materi gelap tersebut.
"Kami memiliki gambar yang sangat bagus tentang itu, tetapi kami masih belum tahu persis apa itu," paparnya.
Materi gelap dihipotesiskan menyusun lebih dari 85 persen materi di alam semesta. Namun keberadaannya dulu menjadi topik perdebatan sengit. Zat ini sama sekali tidak terlihat dan memiliki peran penting bagi alam semesta.
Yang sulitnya lagi, zat itu juga tidak memancarkan atau berinteraksi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik lainnya. Materi biasa hanya memiliki seperenam dari kepadatan materi gelap.
"Terlepas dari sifatnya yang tidak terlihat, materi gelap diduga memainkan peran penting dalam perkembangan alam semesta. Materi gelap adalah apa yang pada dasarnya menyatukan galaksi menjadi kelompok galaksi," jelasnya.