Ilmuwan Israel Khawatir Kecerdasan Buatan Jadi Nabi dan Bikin Agama Baru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejarawan Israel, Yuval Noah Harari mengatakan dunia akan segera menyambut agama baru yang diciptakan oleh kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Dia mengatakan kecerdasan buatan memiliki kecanggihan yang dapat menarik banyak orang.
Dia meyakini cepat atau lambat, AI akan mampu membuat sebuah teks-teks sakral yang justru akan ditanggapi dengan sangat serius oleh pemujanya.
"Di masa depan kita akan melihat adanya kelompok kultus pertama dan agama yang semuanya mengikuti teks-teks sakral yang justru dibuat oleh kecerdasan buatan, bukan dari manusia," jelas Yuval Noah Harari, dalam sebuah simposium Frontiers Forum dikutip Daily Mail baru-baru ini.
Penulis buku Sapiens itu melanjutkan teknologi kecerdasan buatan ke depannya akan memiliki sebuah mesin yang justru bisa memerangkap manusia dalam dunia ilusi. Kondisi itu menurutnya sangat mirip dengan film fiksi ilmiah yang diperani aktor Keanu Reeves, The Matrix.
Film yang diproduksi pada 1999 itu menggambarkan masa depan distopia di mana umat manusia tanpa sadar terjebak di dalam realitas simulasi yang diciptakan mesin cerdas. Orang-orang yang terperangkap itu kemudian akan menjadi umat dari kecerdasan buatan yang berpura-pura menjadi nabi .
"Jadi tidak seperti teori konspirasi dimana manusia perlu ditanamkan chip terlebih dulu untuk percaya. Mereka tinggal memanipulasi melalui teks-teks yang mereka buat," jelasnya.
Dari situ dia berharap agar masyarakat bisa bergerak cepat untuk memberikan batasan yang jelas buat kecerdasan buatan. Perlu adanya peraturan yang lebih ketat agar kecerdasan buatan tidak lepas kendali.
Menurutnya pemerintah di seluruh dunia perlu melakukan standar keamanan yang menyeluruh terhadap kecerdasan buatan. Sama seperti mereka memberikan batasan kuat terhadap perusahaan farmasi yang ingin membuat obat-obat baru.
"Perusahaan obat tidak dapat menjual obat baru kepada orang-orang tanpa terlebih dahulu melakukan pemeriksaan keamanan yang ketat. Demikian pula, pemerintah harus segera membuat aturan dan perangkat pengaturan kecerdasan buatan yang revolusionder agar teknologi itu aman," jelasnya.
Dia meyakini cepat atau lambat, AI akan mampu membuat sebuah teks-teks sakral yang justru akan ditanggapi dengan sangat serius oleh pemujanya.
"Di masa depan kita akan melihat adanya kelompok kultus pertama dan agama yang semuanya mengikuti teks-teks sakral yang justru dibuat oleh kecerdasan buatan, bukan dari manusia," jelas Yuval Noah Harari, dalam sebuah simposium Frontiers Forum dikutip Daily Mail baru-baru ini.
Penulis buku Sapiens itu melanjutkan teknologi kecerdasan buatan ke depannya akan memiliki sebuah mesin yang justru bisa memerangkap manusia dalam dunia ilusi. Kondisi itu menurutnya sangat mirip dengan film fiksi ilmiah yang diperani aktor Keanu Reeves, The Matrix.
Film yang diproduksi pada 1999 itu menggambarkan masa depan distopia di mana umat manusia tanpa sadar terjebak di dalam realitas simulasi yang diciptakan mesin cerdas. Orang-orang yang terperangkap itu kemudian akan menjadi umat dari kecerdasan buatan yang berpura-pura menjadi nabi .
"Jadi tidak seperti teori konspirasi dimana manusia perlu ditanamkan chip terlebih dulu untuk percaya. Mereka tinggal memanipulasi melalui teks-teks yang mereka buat," jelasnya.
Dari situ dia berharap agar masyarakat bisa bergerak cepat untuk memberikan batasan yang jelas buat kecerdasan buatan. Perlu adanya peraturan yang lebih ketat agar kecerdasan buatan tidak lepas kendali.
Menurutnya pemerintah di seluruh dunia perlu melakukan standar keamanan yang menyeluruh terhadap kecerdasan buatan. Sama seperti mereka memberikan batasan kuat terhadap perusahaan farmasi yang ingin membuat obat-obat baru.
"Perusahaan obat tidak dapat menjual obat baru kepada orang-orang tanpa terlebih dahulu melakukan pemeriksaan keamanan yang ketat. Demikian pula, pemerintah harus segera membuat aturan dan perangkat pengaturan kecerdasan buatan yang revolusionder agar teknologi itu aman," jelasnya.
(wsb)