Umur Matahari Tinggal 5 Miliar Tahun Lagi, setelah Itu Meledak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Meskipun punya peran besar dalam kehidupan makhluk di Bumi, Matahari tidak akan abadi. Akan tiba waktunya, ketika Matahari meledak yang menyebabkan kepunahan massal di alam semesta.
Meski kematian Matahari masih triliunan tahun lagi, namun bintang besar ini sekarang sedang memasuki usia pertengahannya.
Seorang astrofisikawan di Center for Astrophysics, Paolo Testa menyebutkan, bahwa sisa usia Matahari sekitar 5 miliar tahun dari sekarang.
"Matahari berusia kurang dari 5 miliar tahun. Ini semacam bintang paruh baya, dalam artian hidupnya akan sekitar 10 miliar tahun atau lebih," kata Testa, dikutip dari Live Science, Minggu (7/5/2023).
Hal ini didukung oleh penjelasan NASA, kira-kira 5 miliar tahun ke depan Matahari akan berhenti menghasilkan panas melalui fusi nuklir, intinya menjadi tidak stabil dan berkontraksi.
Bagian Matahari terluar yang masih mengandung hidrogen akan mengembang, kemudian bersinar merah saat mendingin.
Ekspansi ini secara bertahap akan menelan planet-planet tetangga Matahari, seperti Merkurius dan Venus. Selain itu, angin Matahari juga akan naik ke satu titik yang dapat menghancurkan medan magnet Bumi dan melepaskan atmosfernya.
Meskipun begitu, Science Alert mencatat bahwa saat peristiwa 5 miluar tahun ke depan terjadi, kemungkinan manusia tidak ada lagi di Bumi. Manusia diperkirakan menghuni Bumi hanya sekitar 1 miliar tahun lagi.
Hal ini dikarenakan kecerahan Matahari akan meningkat 10% setiap miliar tahun. Mungkin terdengar sepele, namun angka tersebut mampu mengakhiri kehidupan di Bumi. Lautan akan menguap karena permukaan Bumi yang terlalu panas sehingga tidak ada tempat untuk terbentuknya air.
Menurut sebuah studi tahun 2008, beberapa juta tahun sebelum ekspansi awal Matahari, ada kemungkinan bintang raksasa ini akan memakan sisa batuan Bumi.
Testa menjelaskan, bahwa Matahari akan mulai melebur helium yang tersisa dari fusi hidrogen menjadi karbon dan oksigen, sebelum akhirnya runtuh ke intinya menyisakan nebula planet.
Kemudian, pada lapisan luarnya akan terbentuk mayat bintang seukuran Bumi yang sangat padat dan panas yang disebut dengan katai putih.
Nebula ini terlihat hanya sekitar 10.000 tahun. Setelah itu, sisa Matahari akan memakan waktu triliunan tahun untuk mendingin hingga akhirnya menjadi objek mati yang tidak memancarkan apapun.
Sementara ini diketahui bahwa usia Matahari 4,6 hingga 4,7 miliar tahun. Angka ini diketahui dari penanggalan radioaktif dari meteorit tertua yang diketahui.
Benda-benda planet di tata surya juga terbentuk dari nebula Matahari, piringan gas, dan debu yang berputar memiliki usia yang sama dengan Matahari.
Meski kematian Matahari masih triliunan tahun lagi, namun bintang besar ini sekarang sedang memasuki usia pertengahannya.
Seorang astrofisikawan di Center for Astrophysics, Paolo Testa menyebutkan, bahwa sisa usia Matahari sekitar 5 miliar tahun dari sekarang.
"Matahari berusia kurang dari 5 miliar tahun. Ini semacam bintang paruh baya, dalam artian hidupnya akan sekitar 10 miliar tahun atau lebih," kata Testa, dikutip dari Live Science, Minggu (7/5/2023).
Hal ini didukung oleh penjelasan NASA, kira-kira 5 miliar tahun ke depan Matahari akan berhenti menghasilkan panas melalui fusi nuklir, intinya menjadi tidak stabil dan berkontraksi.
Bagian Matahari terluar yang masih mengandung hidrogen akan mengembang, kemudian bersinar merah saat mendingin.
Ekspansi ini secara bertahap akan menelan planet-planet tetangga Matahari, seperti Merkurius dan Venus. Selain itu, angin Matahari juga akan naik ke satu titik yang dapat menghancurkan medan magnet Bumi dan melepaskan atmosfernya.
Meskipun begitu, Science Alert mencatat bahwa saat peristiwa 5 miluar tahun ke depan terjadi, kemungkinan manusia tidak ada lagi di Bumi. Manusia diperkirakan menghuni Bumi hanya sekitar 1 miliar tahun lagi.
Hal ini dikarenakan kecerahan Matahari akan meningkat 10% setiap miliar tahun. Mungkin terdengar sepele, namun angka tersebut mampu mengakhiri kehidupan di Bumi. Lautan akan menguap karena permukaan Bumi yang terlalu panas sehingga tidak ada tempat untuk terbentuknya air.
Menurut sebuah studi tahun 2008, beberapa juta tahun sebelum ekspansi awal Matahari, ada kemungkinan bintang raksasa ini akan memakan sisa batuan Bumi.
Testa menjelaskan, bahwa Matahari akan mulai melebur helium yang tersisa dari fusi hidrogen menjadi karbon dan oksigen, sebelum akhirnya runtuh ke intinya menyisakan nebula planet.
Kemudian, pada lapisan luarnya akan terbentuk mayat bintang seukuran Bumi yang sangat padat dan panas yang disebut dengan katai putih.
Nebula ini terlihat hanya sekitar 10.000 tahun. Setelah itu, sisa Matahari akan memakan waktu triliunan tahun untuk mendingin hingga akhirnya menjadi objek mati yang tidak memancarkan apapun.
Sementara ini diketahui bahwa usia Matahari 4,6 hingga 4,7 miliar tahun. Angka ini diketahui dari penanggalan radioaktif dari meteorit tertua yang diketahui.
Benda-benda planet di tata surya juga terbentuk dari nebula Matahari, piringan gas, dan debu yang berputar memiliki usia yang sama dengan Matahari.
(san)