Segini Kekuatan Angin yang Menyelamatkan Nabi Musa saat Dikejar Firaun

Minggu, 07 Mei 2023 - 16:15 WIB
loading...
Segini Kekuatan Angin yang Menyelamatkan Nabi Musa saat Dikejar Firaun
Kekuatan Angin fluida menurut para ilmuwan mampu membelah air lautan. FOTO/ DOK/ POF
A A A
JERUSALEM - Ilmuwan berhasil mengungkap fenomena alam langka yang terdapat di Mukjizat Nabi Musa yakni saat membelah laut.

Mengunakan rumus dan teori ilmuwan menyimpulkan angin berkekuatan yang memaksa laut tersebut terbelah.

Ilmuwan dari National Centre for Atmospheric Research (NCAR) dan University of Colorado at Boulder (CU), mencoba merekonstruksi terkait peristiwa Exodus Nabi Musa.



Menurut mereka, angin yang bertiup cukup kencang memungkinkan air laut terbelah menjadi dua seolah menciptakan jalan bagi Nabi Musa dan para pengikutnya untuk lari dari kejaran tentara Firaun.

Para peneiliti Amerika Serikat menyatakan bahwa fenomena Laut Merah terbelah ini memiliki kemungkinan besar untuk terjadi.

Dari hasil simulasi komputer yang mempelajari cara angin mempengaruhi air, diperlihatkan bahwa angin mampu mendorong air sehingga mampu membelah daratan dasar laut.

Terbelahnya air laut dapat dipahami melalui teori mekanika fluida. Seperti halnya yang disampaikan oleh NCAR dan Universitas Colorado AS. Air digerakkan oleh angin dengan cara yang sesuai dengan hukum-hukum (Carl Drews dan Wiqing Hans, Dynamics of Wind Setdown at Suez and the Eastern Nile Delta, 1-10).

Kemudian lebih spesifiknya, penelitian model ini membubuhkan simulasi formasi berbentuk huruf U dari sungai Nil dan laguna dangkal di sepanjag garus pantai.

Hal ini menunjukkan bahwa angin dengan kecepatan 63 mil per jam yang berhembus selama 12 jam bisa mendorong air hingga kedalaman 6 kaki. Ini menjadi jembatan tanah sepanjang 2-2,5 mil dan luas 5 mil hingga tetap terbuka selama 4 jam

"Simulasi ini hampir sama dengan apa yang dijelaskan di Al-Quran dan Injil mengenai air laut yang terbelah pada zaman Nabi Musa," ujar Carl Drews dari National Center for Atmospheric Research di University of Colorado, seperti dikutip The Guardian.

Menurut Drews, pembelahan air laut itu dapat terjadi berkat adanya dinamika fluida, atau karena sifat air yang berubah-ubah. Angin menggerakkan air dalam cara yang sesuai dengan hukum fisika.

Kemudian angin membelah air menjadi dua dan menciptakan sebuah jalan di tengahnya, lalu dalam waktu sekejap air kembali menyatu.

Pembelahan air laut ini merupakan kisah yang terjadi 3.000 tahun lalu. Kala itu Nabi Musa memimpin Bani Israel keluar dari Mesir, seiring kejaran tentara Firaun.

Dalam kisah yang dijelaskan Al-Quran dan Injil, dalam pengejaran tersebut tiba-tiba Laut Merah terbelah sehingga memungkinkan Musa dan Bani Israel menyeberangi laut dengan selamat.

Namun ketika pasukan tentara Firaun menyeberang, seketika itu pula air laut kembali menyatu dan menenggelamkan ribuan tentara Firaun.

Dalam penelitian ini, Drews dan para koleganya meneliti efek angin topan yang menerjang Laut Pasifik terhadap kondisi dan bentuk permukaan laut.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2190 seconds (0.1#10.140)