Jarang Terjadi, Astronom Temukan Ledakan Besar Kosmik AT2021LWX di Lubang Hitam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para astronom menemukan ledakan kosmik terbesar dalam tiga tahun terakhir. Ledakan yang dikenal sebagai AT2021LWX, ini diyakini telah datang sebagai akibat dari awan gas yang luas.
Dilansir dari Sky News, awan gas itu ribuan kali lebih besar dari matahari, dan dikirim ke lubang hitam setelah keluar dari orbitnya. Fragmen awan akan ditelan, lalu menciptakan donat berdebu besar di sekitar lubang hitam.
"Para astronom mengatakan peristiwa seperti itu jarang terjadi, tetapi tidak ada dalam skala ini yang telah disaksikan sebelumnya," kata laman itu, dikutip Jumat (12/5/2023).
Dr Philip Wiseman, peneliti dari University of Southampton mengatakan, ledakan itu ditemukan secara kebetulan, karena ditandai oleh algoritma pencarian yang sedang mencari jenis supernova.
"Sebagian besar supernova dan acara gangguan pasang surut hanya berlangsung selama beberapa bulan sebelum memudar. Agar sesuatu menjadi cerah selama dua tahun plus segera sangat tidak biasa," jelasnya.
Menurut penelitian itu, ledakan yang sebenarnya terjadi hampir delapan miliar tahun cahaya, ketika alam semesta berusia sekitar enam miliar tahun, dan masih terdeteksi oleh jaringan teleskop.
"AT2021LWX pertama kali terdeteksi oleh fasilitas transien Zwicky di California, pada tahun 2020, dan kemudian diambil oleh sistem peringatan terakhir dampak terestrial (ATLAS) asteroid yang berbasis di Hawaii," paparnya.
Tahun lalu, para astronom menyaksikan ledakan paling terang yang tercatat, yakni ledakan sinar gamma yang dikenal sebagai GRB 221009A.
Meskipun ini lebih terang dari AT2021LWX, itu hanya berlangsung sedikit waktu, yang berarti energi keseluruhan yang dikeluarkan oleh ledakan AT2021LWX jauh lebih besar.
"Peristiwa ini bisa menjadi kunci untuk memahami bagaimana pusat galaksi berubah seiring waktu," tukasnya.
Dilansir dari Sky News, awan gas itu ribuan kali lebih besar dari matahari, dan dikirim ke lubang hitam setelah keluar dari orbitnya. Fragmen awan akan ditelan, lalu menciptakan donat berdebu besar di sekitar lubang hitam.
"Para astronom mengatakan peristiwa seperti itu jarang terjadi, tetapi tidak ada dalam skala ini yang telah disaksikan sebelumnya," kata laman itu, dikutip Jumat (12/5/2023).
Dr Philip Wiseman, peneliti dari University of Southampton mengatakan, ledakan itu ditemukan secara kebetulan, karena ditandai oleh algoritma pencarian yang sedang mencari jenis supernova.
"Sebagian besar supernova dan acara gangguan pasang surut hanya berlangsung selama beberapa bulan sebelum memudar. Agar sesuatu menjadi cerah selama dua tahun plus segera sangat tidak biasa," jelasnya.
Menurut penelitian itu, ledakan yang sebenarnya terjadi hampir delapan miliar tahun cahaya, ketika alam semesta berusia sekitar enam miliar tahun, dan masih terdeteksi oleh jaringan teleskop.
"AT2021LWX pertama kali terdeteksi oleh fasilitas transien Zwicky di California, pada tahun 2020, dan kemudian diambil oleh sistem peringatan terakhir dampak terestrial (ATLAS) asteroid yang berbasis di Hawaii," paparnya.
Tahun lalu, para astronom menyaksikan ledakan paling terang yang tercatat, yakni ledakan sinar gamma yang dikenal sebagai GRB 221009A.
Meskipun ini lebih terang dari AT2021LWX, itu hanya berlangsung sedikit waktu, yang berarti energi keseluruhan yang dikeluarkan oleh ledakan AT2021LWX jauh lebih besar.
"Peristiwa ini bisa menjadi kunci untuk memahami bagaimana pusat galaksi berubah seiring waktu," tukasnya.
(san)