Fisikawan Jerman Ciptakan Reaktor Fusi Nuklir Stellarator
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fisikawan di Jerman, menemukan cara untuk meminimalkan masalah kehilangan panas utama yang mengganggu jenis reaktor fusi nuklir yang disebut "stellarator."
Dilansir dari The Space Academy, fusi nuklir terjadi ketika inti dua atom bergabung menjadi satu. Ini melepaskan energi yang sangat besar dan cukup untuk memberi daya pada matahari dan bintang-bintang lainnya.
"Jika kita dapat memanfaatkan kekuatan fusi nuklir di bumi, itu akan menjadi pengubah permainan absolut dalam pertempuran melawan perubahan iklim," tulis laman itu, dikutip Jumat (18/5/2023).
Menciptakan kembali fusi di bumi, mengharuskan para ilmuwan untuk memasukkan matahari ke dalam sebuah kotak. Fusion tidak menghasilkan emisi karbon (seperti pembakaran bahan bakar fosil) atau limbah radioaktif.
"Fusi nuklir hanya dapat terjadi di bawah panas dan tekanan yang ekstrem," sambungnya.
Fisikawan pemenang Nobel, Pierre-Gilles de Gennes mengatakan, menciptakannya kembali di bumi akan mengharuskan para ilmuwan untuk pada dasarnya memasukkan matahari ke dalam kotak.
Para ilmuwan telah merancang beberapa kotak yang berbeda, yakni reaktor fusi nuklir, yang dapat menciptakan kondisi yang dibutuhkan untuk fusi. Namun, hal ini membutuhkan lebih banyak energi.
"Stellarator adalah jenis reaktor fusi nuklir yang terlihat seperti donat besar yang telah diperas dan diputar keluar dari bentuk. Sebuah kumparan magnet mengelilingi stellarator, menciptakan medan magnet yang mengontrol aliran plasma di dalamnya," jelasnya.
Dilansir dari The Space Academy, fusi nuklir terjadi ketika inti dua atom bergabung menjadi satu. Ini melepaskan energi yang sangat besar dan cukup untuk memberi daya pada matahari dan bintang-bintang lainnya.
"Jika kita dapat memanfaatkan kekuatan fusi nuklir di bumi, itu akan menjadi pengubah permainan absolut dalam pertempuran melawan perubahan iklim," tulis laman itu, dikutip Jumat (18/5/2023).
Menciptakan kembali fusi di bumi, mengharuskan para ilmuwan untuk memasukkan matahari ke dalam sebuah kotak. Fusion tidak menghasilkan emisi karbon (seperti pembakaran bahan bakar fosil) atau limbah radioaktif.
"Fusi nuklir hanya dapat terjadi di bawah panas dan tekanan yang ekstrem," sambungnya.
Fisikawan pemenang Nobel, Pierre-Gilles de Gennes mengatakan, menciptakannya kembali di bumi akan mengharuskan para ilmuwan untuk pada dasarnya memasukkan matahari ke dalam kotak.
Para ilmuwan telah merancang beberapa kotak yang berbeda, yakni reaktor fusi nuklir, yang dapat menciptakan kondisi yang dibutuhkan untuk fusi. Namun, hal ini membutuhkan lebih banyak energi.
"Stellarator adalah jenis reaktor fusi nuklir yang terlihat seperti donat besar yang telah diperas dan diputar keluar dari bentuk. Sebuah kumparan magnet mengelilingi stellarator, menciptakan medan magnet yang mengontrol aliran plasma di dalamnya," jelasnya.