Israel Akui Bom Nuklir Iran Lebih Dahsyat dari Buatan AS, Ini Kadar Uraniumnya

Jum'at, 02 Juni 2023 - 16:38 WIB
loading...
Israel Akui Bom Nuklir...
Iran memproduksi uranium yang diperkaya melebihi tingkat yang diizinkan- meskipun masih pada tingkat pengayaan, dan kadarnya masih jauh di bawah yang diperlukan untuk membuat senjata nuklir. FOTO/ TELEGRAM
A A A
TEHERAN - Ahli senjata Israel dan Amerika Serikat mengatakan Bom GBU -57 milik AS bakal kesulitan menembus pabrik bom Nuklir milik Iran. Bahkan Israel mengakui kehebatan Iran dengan daya ledak bom Iran.



“Iran memiliki bahan fisil yang cukup untuk membuat tujuh bom atom dalam tiga bulan,” tulis Ya seperti dikutip Rai Al-Youm, Jumat (1/6/2023).

Pakar nuklir Amerika, David Albright, mengatakan kepada majalah Inggris The Economist bahwa citra satelit menunjukkan penggalian terowongan di pegunungan dekat situs nuklir Natanz di Iran tengah.

Diperkirakan kedalaman antara 80 dan 100 meter di bawah tanah sehingga menyulitkan misi bom GBU -57, senjata utama tentara AS untuk menghancurkan bunker bawah tanah hingga kedalaman 60 meter.

Albright percaya bahwa Teheran dapat memperkaya uranium hingga 90% dari yang dibutuhkan untuk menghasilkan senjata nuklir dalam waktu 12 tahun, hanya sehari.

Untuk melakukan ini, hanya diperlukan tiga set sentrifugal canggih beruntun dan setengah dari persediaan uranium yang diperkaya hingga 60%, yang ada sekarang.

Selain itu, menurut perkiraan, Iran dapat memperkaya cadangan uraniumnya hingga tingkat 90% untuk menghasilkan empat bom nuklir dalam sebulan, dan dalam dua bulan berikutnya, menggunakan uranium yang diperkaya rendah untuk mendapatkan bahan untuk dua bom lagi.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan persediaan uranium yang diperkaya Iran telah mencapai 2.105kg.

Iran berulang kali mengklaim program nuklirnya dijalankan untuk tujuan damai.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1976 seconds (0.1#10.140)