Heboh Temuan Ular Berkepala Dua di Madura, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Kamis, 08 Juni 2023 - 16:45 WIB
loading...
A A A
Warna-warna cerah ini sering memudar atau menghilang dengan semakinnya umur dan ukuran tubuh ular, sehingga ular nampak dominan kehitaman.

Bidang bawah tubuh (ventral) hitam dengan belang-belang putih, setidaknya beberapa tersusun berseling seperti papan catur.

Bidang bawah ekor kemerahan, menyebabkannya sering disangka sbg ular cabe (Maticora intestinalis) yang berbisa.

Sisik-sisik di bidang ventral tak terbedakan (tidak melebar) dari sisik-sisik dorsal. Sisik ventral 186-222, sisik anal berbelah, sisik subkaudal (bawah ekor) 5-7 buah, dan sisik dorsal dalam 19-21 deret di tengah badan.

Ular kepala-dua umumnya ditemukan di dataran rendah, walaupun Tweedie (1983) menyebutkan pernah didapatkan pada ketinggian 1.700 m dpl. Ular ini menghuni hutan-hutan dataran rendah yang lembap, kebun dan lahan-lahan pertanian.

Tempat yang disukainya yaitu yang mempunyai tanah gembur atau berlumpur, di mana ular ini bisa menyusup masuk (fossorial) untuk mencari mangsanya.

Karena itu, ular kepala-dua sering pula ditemukan di sekitar kawasan berawa-rawa dan persawahan, di bawah kayu-kayu lapuk di hutan, di balik tumpukan serasah yang membusuk, atau di tepi sungai.

Ular ini tak jarang dijumpai di jalan tanah, di pagi hari sesudah hujan lebat turun pada malamnya.

Giat di malam hari (nokturnal), ular kepala-dua dikenal memangsa ular-ular lain yang semakin kecil, kadal, bayi-bayi mamalia, dan cacing tanah. Juga pernah dilaporkan memangsa sejenis sidat dan larva serangga.

Ular yang berwarna indah ini sama sekali tak berbahaya, bahkan tak mau menggigit orang. Bila merasa terusik, alih-alih berlari ular kepala-dua kebanyakan segera menggulung tubuhnya dan menyembunyikan kepalanya, serta menegakkan ekornya tinggi-tinggi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1719 seconds (0.1#10.140)