Drone Zala Lancet Rusia Bikin Tank Leopard 2 Ukraina Ringsek, Ini Rahasia Kehebatannya
loading...
A
A
A
MOSKOW - Drone tempur Zala Lancet Rusia ternyata menjadi aktor di balik kesuksesan menghancurkan tank Leopard 2 Ukraina. Tank Leopard 2 bantuan sejumlah negara NATO untuk Ukraina dibuat tak berdaya dan hancur disengat drone tempur Zala Lancet.
Sejak dimulainya serangan balik Ukraina, tentara Rusia sangat sering menggunakan drone Zala Lancet. Secara khusus Rusia menggunakan modifikasi drone Zala Lancet terbaru, yaitu Lancet-3 FPV untuk menghancurkan tank Leopard 2A4 dan Leopard 2A6.
Dikutip dari laman Bulgarian Military, Minggu (11/6/2023), drone Zala Lancet-3 FPV (first-person view/tampilan orang pertama) adalah kendaraan udara tak berawak yang dikendalikan oleh operator. Selain pengontrol, operator dapat menggunakan kacamata augmented reality (AR).
Drone ini mentransmisikan sinyal video langsung ke kacamata operator, sehingga dapat melihat jalur penerbangan drone dengan lebih baik. Terdapat juga kamera di drone FPV yang menangkap video atau foto dan mengirimkannya ke operator.
Drone Lancet-3 FPV diproduksi perusahaan ZALA Aero Group bagian dari Concern Kalashnikov. Drone Zala Lancet-3 FPV merupakan peningkatan dari Lancet-1 dengan mengubah hulu ledaknya.
“Drone Lancet telah membuktikan kemampuannya dalam pertempuran. Drone tersebut cukup cepat, senyap, mudah digunakan, mampu menempuh jarak puluhan kilometer dan menampilkan akurasi tinggi,” kata Rostec. Perusahaan teknologi negara Federasi Rusia dikutip dari laman TASS.
Drone Lancet-3 menampilkan beberapa sistem penargetan berdasarkan koordinat, optoelektronik, dan teknologi gabungan. Drone dilengkapi dengan saluran komunikasi televisi untuk mengirimkan gambar target dan mengkonfirmasi keberhasilan penghancurannya.
Sebelumnya, Rusia sering menerjunkan drone tempur Zala Lancet-1 untuk melumpuhkan beberapa platform darat musuh. Di antaranya howitzer M777 dan FH70, serta howitzer self-propelled M109 Amerika, howitzer self-propelled Polandia AHS Krab, dan howitzer self-propelled CAESAR Prancis.
Pada awal 2023, Lancet-1 pada platform tank Soviet T-84 menghancurkan sistem pertahanan udara Stormer HVM Ukraina yang dipasok Inggris. Ada perbedaan signifikan antara model drone tempur Zala Lancet-1 dan Lancet-2 dengan Lancet-3.
Pertama Zala Lancet-3 memiliki konfigurasi sayap-X ganda dan berukuran lebih besar. Namun, kecepatan terbang maksimum kedua drone itu sama, yaitu dari 80 km per jam hingga 110 km per jam.
Lancet-3 terbang 10 menit lebih lama dari versi sebelumnya, menjadi 40 menit dari sebelumnya hanya 30 menit. Jika Lancet-1 bisa membawa muatan satu kilogram, maka Lancet-3 sudah membawa muatan 3 kilogram dan mampu menempuh jarak 40 km.
Perubahan ini menyebabkan berat lepas landas maksimum jadi berbeda. Zala Lancet-1 lepas landas dengan berat lepas landas maksimum 5 kilogram, sedangkan Lancet-3 lepas landas dengan berat lepas landas maksimum 15 kilogram.
Hulu ledak drone tempur Zala Lancet bekerja berdasarkan prinsip peluru kendali anti-tank (ATGM). Jadi hulu ledak Zala Lancet-3 meledak sebelum mencapai target, kemudian menembakkan peluru yang menembus armor (lapisan baja) ke target.
Kemampuan ini diperoleh dari kecepatan drone Zala Lancet-3 yang bisa mencapai 300 km per jam ketika menukik menghunjam bodi tank Leopard 2A6. Ledakan fragmentasi eksplosif tinggi dan hulu ledak termobarik, jadi kekuatan mematikan menembus lapisan baja tank Leopard dan membuatnya rusak parah.
Kecepatan dan daya ledak besar ini dipadu keakuratan drone tempur Zala Lancet-3 membidik target musuh. Dengan sistem Electro-optik (EO) yang baru dan modern, drone tempur Zala Lancet jarang meleset mengunci targetnya.
“Secara khusus, Lancet sangat otonom dan membawa sistem optik-elektronik yang membantu menemukan dan menghancurkan target secara independen,” jelas Rosctec.
Sejak dimulainya serangan balik Ukraina, tentara Rusia sangat sering menggunakan drone Zala Lancet. Secara khusus Rusia menggunakan modifikasi drone Zala Lancet terbaru, yaitu Lancet-3 FPV untuk menghancurkan tank Leopard 2A4 dan Leopard 2A6.
Dikutip dari laman Bulgarian Military, Minggu (11/6/2023), drone Zala Lancet-3 FPV (first-person view/tampilan orang pertama) adalah kendaraan udara tak berawak yang dikendalikan oleh operator. Selain pengontrol, operator dapat menggunakan kacamata augmented reality (AR).
Drone ini mentransmisikan sinyal video langsung ke kacamata operator, sehingga dapat melihat jalur penerbangan drone dengan lebih baik. Terdapat juga kamera di drone FPV yang menangkap video atau foto dan mengirimkannya ke operator.
Drone Lancet-3 FPV diproduksi perusahaan ZALA Aero Group bagian dari Concern Kalashnikov. Drone Zala Lancet-3 FPV merupakan peningkatan dari Lancet-1 dengan mengubah hulu ledaknya.
“Drone Lancet telah membuktikan kemampuannya dalam pertempuran. Drone tersebut cukup cepat, senyap, mudah digunakan, mampu menempuh jarak puluhan kilometer dan menampilkan akurasi tinggi,” kata Rostec. Perusahaan teknologi negara Federasi Rusia dikutip dari laman TASS.
Drone Lancet-3 menampilkan beberapa sistem penargetan berdasarkan koordinat, optoelektronik, dan teknologi gabungan. Drone dilengkapi dengan saluran komunikasi televisi untuk mengirimkan gambar target dan mengkonfirmasi keberhasilan penghancurannya.
Baca Juga
Sebelumnya, Rusia sering menerjunkan drone tempur Zala Lancet-1 untuk melumpuhkan beberapa platform darat musuh. Di antaranya howitzer M777 dan FH70, serta howitzer self-propelled M109 Amerika, howitzer self-propelled Polandia AHS Krab, dan howitzer self-propelled CAESAR Prancis.
Pada awal 2023, Lancet-1 pada platform tank Soviet T-84 menghancurkan sistem pertahanan udara Stormer HVM Ukraina yang dipasok Inggris. Ada perbedaan signifikan antara model drone tempur Zala Lancet-1 dan Lancet-2 dengan Lancet-3.
Pertama Zala Lancet-3 memiliki konfigurasi sayap-X ganda dan berukuran lebih besar. Namun, kecepatan terbang maksimum kedua drone itu sama, yaitu dari 80 km per jam hingga 110 km per jam.
Lancet-3 terbang 10 menit lebih lama dari versi sebelumnya, menjadi 40 menit dari sebelumnya hanya 30 menit. Jika Lancet-1 bisa membawa muatan satu kilogram, maka Lancet-3 sudah membawa muatan 3 kilogram dan mampu menempuh jarak 40 km.
Perubahan ini menyebabkan berat lepas landas maksimum jadi berbeda. Zala Lancet-1 lepas landas dengan berat lepas landas maksimum 5 kilogram, sedangkan Lancet-3 lepas landas dengan berat lepas landas maksimum 15 kilogram.
Rahasia Kehebatan Zala Lancet-3 Hancurkan Tank Leopard 2
Rusia menggunakan drone tempur Zala Lancet-3 untuk melawan tank Leopard 2A6 karena memiliki hulu ledak high-explosive anti-tank (HEAT). Jadi hulu ledak Zala Lancet-3 dirancang untuk menghancurkan target militer bernilai tinggi seperti tank karena mampu menembus lapisan baja yang tebal.Hulu ledak drone tempur Zala Lancet bekerja berdasarkan prinsip peluru kendali anti-tank (ATGM). Jadi hulu ledak Zala Lancet-3 meledak sebelum mencapai target, kemudian menembakkan peluru yang menembus armor (lapisan baja) ke target.
Kemampuan ini diperoleh dari kecepatan drone Zala Lancet-3 yang bisa mencapai 300 km per jam ketika menukik menghunjam bodi tank Leopard 2A6. Ledakan fragmentasi eksplosif tinggi dan hulu ledak termobarik, jadi kekuatan mematikan menembus lapisan baja tank Leopard dan membuatnya rusak parah.
Kecepatan dan daya ledak besar ini dipadu keakuratan drone tempur Zala Lancet-3 membidik target musuh. Dengan sistem Electro-optik (EO) yang baru dan modern, drone tempur Zala Lancet jarang meleset mengunci targetnya.
“Secara khusus, Lancet sangat otonom dan membawa sistem optik-elektronik yang membantu menemukan dan menghancurkan target secara independen,” jelas Rosctec.
(wib)