Penemuan Botol Parfum Romawi Kuno, Simpan Aroma Khas selama 2.000 Tahun
loading...
A
A
A
MADRID - Sebuah botol parfum dari masa Romawi Kuno ditemukan di situs pemakaman di kota Carmona, Spanyol selatan. Botol berbentuk labu kuarsa dari abad pertama ini menyimpan aroma khas yang sudah berusia 2.000 tahun.
Analisis kimia para peneliti seperti dimuat dalam laman Heritage pada 23 Mei 2023 mengungkapkan bahwa salah satu bahan aroma parfum adalah nilam. Diketahui nilam berasal dari tumbuhan tropis di Asia Tenggara bernama Pogostemon cablin, yang kemungkinan mencapai Roma melalui perdagangan.
Para ilmuwan meneliti isi botol dengan kromatografi gas dan spektrometri massa mengidentifikasi beberapa zat khas minyak atsiri nilam, yang paling penting nilamol atau alkohol nilam. Analisis laboratorium mengungkapkan bahwa botol tersebut mengandung nilam dan minyak sayur.
Segel bitumen pada labu kuarsa adalah kunci penting yang membuat aroma parfum nilam di dalamnya tetap awet. Segel itu tidak hanya menjaga aroma di dalam botol, tetapi juga menjebak molekul parfum melalui proses yang disebut adsorpsi.
“Secara kimiawi, lapisan labu kuarsa dari aspal berperilaku seperti karbon, yang merupakan penyerap terbaik untuk senyawa organik. Setelah diserap, (molekul) tidak mudah menguap dan tidak dapat lepas,” kata Joss Rafael Ruiz Arrebola dari University of Cordoba di Spanyol dikutip dari laman NewsScience, Selasa (13/6/2023).
Nilam (Pogostemon cablin Benth) adalah suatu semak tropis penghasil sejenis minyak atsiri yang dinamakan sama (minyak nilam). Tanaman ini umum dimanfaatkan bagian daunnya untuk diekstraksi minyaknya, dan diolah menjadi parfum, bahan dupa, minyak atsiri, antiserangga, dan digunakan pada industri kosmetik.
Sedangkan botol kuarsa merupakan benda mewah di zaman Romawi. Kuarsa sangat keras, sehingga sulit untuk dibentuk. Ukurannya yang kecil dan detail yang sangat indah dari objek tersebut membuatnya menjadi penemuan langka di situs pemakaman Romawi kuno.
Bahkan yang lebih tidak biasa adalah botol itu ditemukan tertutup rapat dengan bagian atas dolomit dengan zat gelap seperti tar yang diungkapkan oleh analisis kimia sebagai bitumen. Di dalam toples, ada massa padat berupa isi asli botol yang diawetkan.
Penemuan ini tidak menggambarkan bahwa seluruh Kekaisaran Romawi menggunakan parfum beraroma nilam. Apalagi aroma parfum itu dibuat dari ekstrasi bahan eksotis yang kemungkinan besar diimpor dari tempat lain dan dikemas dalam toples mahal untuk pemilik kaya.
“Pada saat itu, parfum disediakan untuk masyarakat kelas atas,” kata Ruiz Arrebola. Namun, dia belum mengetahui apakah parfum ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau hanya dalam kegiatan spiritual atau penguburan.
Apalagi penemuan botol parfum yang belum dibuka di dalam guci penguburan menunjukkan tidak dimaksudkan untuk dipajang di depan umum. “Jadi, aroma parfum nilam mungkin terkait dengan kegiatan pemakaman, bukan untuk aktivitas sehari-hari,” kata sejarawan Jordi Perez Gonzalez dari Universitas Girona di Spanyol.
Analisis kimia para peneliti seperti dimuat dalam laman Heritage pada 23 Mei 2023 mengungkapkan bahwa salah satu bahan aroma parfum adalah nilam. Diketahui nilam berasal dari tumbuhan tropis di Asia Tenggara bernama Pogostemon cablin, yang kemungkinan mencapai Roma melalui perdagangan.
Para ilmuwan meneliti isi botol dengan kromatografi gas dan spektrometri massa mengidentifikasi beberapa zat khas minyak atsiri nilam, yang paling penting nilamol atau alkohol nilam. Analisis laboratorium mengungkapkan bahwa botol tersebut mengandung nilam dan minyak sayur.
Segel bitumen pada labu kuarsa adalah kunci penting yang membuat aroma parfum nilam di dalamnya tetap awet. Segel itu tidak hanya menjaga aroma di dalam botol, tetapi juga menjebak molekul parfum melalui proses yang disebut adsorpsi.
“Secara kimiawi, lapisan labu kuarsa dari aspal berperilaku seperti karbon, yang merupakan penyerap terbaik untuk senyawa organik. Setelah diserap, (molekul) tidak mudah menguap dan tidak dapat lepas,” kata Joss Rafael Ruiz Arrebola dari University of Cordoba di Spanyol dikutip dari laman NewsScience, Selasa (13/6/2023).
Nilam (Pogostemon cablin Benth) adalah suatu semak tropis penghasil sejenis minyak atsiri yang dinamakan sama (minyak nilam). Tanaman ini umum dimanfaatkan bagian daunnya untuk diekstraksi minyaknya, dan diolah menjadi parfum, bahan dupa, minyak atsiri, antiserangga, dan digunakan pada industri kosmetik.
Sedangkan botol kuarsa merupakan benda mewah di zaman Romawi. Kuarsa sangat keras, sehingga sulit untuk dibentuk. Ukurannya yang kecil dan detail yang sangat indah dari objek tersebut membuatnya menjadi penemuan langka di situs pemakaman Romawi kuno.
Baca Juga
Bahkan yang lebih tidak biasa adalah botol itu ditemukan tertutup rapat dengan bagian atas dolomit dengan zat gelap seperti tar yang diungkapkan oleh analisis kimia sebagai bitumen. Di dalam toples, ada massa padat berupa isi asli botol yang diawetkan.
Penemuan ini tidak menggambarkan bahwa seluruh Kekaisaran Romawi menggunakan parfum beraroma nilam. Apalagi aroma parfum itu dibuat dari ekstrasi bahan eksotis yang kemungkinan besar diimpor dari tempat lain dan dikemas dalam toples mahal untuk pemilik kaya.
“Pada saat itu, parfum disediakan untuk masyarakat kelas atas,” kata Ruiz Arrebola. Namun, dia belum mengetahui apakah parfum ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau hanya dalam kegiatan spiritual atau penguburan.
Apalagi penemuan botol parfum yang belum dibuka di dalam guci penguburan menunjukkan tidak dimaksudkan untuk dipajang di depan umum. “Jadi, aroma parfum nilam mungkin terkait dengan kegiatan pemakaman, bukan untuk aktivitas sehari-hari,” kata sejarawan Jordi Perez Gonzalez dari Universitas Girona di Spanyol.
(wib)