Teliti Jeroan Bumi, Ilmuwan Temukan Gunung Setinggi Everest
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Tim ahli dari Arizona State University menemukan pegunungan yang luar biasa besar di batas antara inti dan mantel, sekitar 2.900 kilometer jauhnya di dalam Bumi. Pengunungan di dalam Bumi ini ditemukan para ilmuwan ketika melakukan penelitian di Antartika menggunakan stasiun seismik.
Para ilmuwan menjelaskan bahwa pegunungan bawah tanah ini dijuluki zona kecepatan ultra-rendah (ultra-low velocity zones/ULVZ). Diberi nama ULVZ karena ketika para peneliti melihat gelombang yang dihasilkan oleh 25 gempa bumi, secara misterius melambat ketika mencapai bidang bergerigi di batas inti-mantel.
Namun tim Hansen menemukan bahwa ultra-low velocity zones atau ULVZ ini, seperti yang diketahui, juga cenderung ada di mana-mana, bahkan mungkin bersembunyi jauh di bawah kaki Anda.
“Kami menemukan bukti ULVZ di mana-mana. Kami menemukan bahwa struktur ini jauh lebih rumit dari yang diperkirakan sebelumnya,” kata Samantha Hansen sebagai bagian dari tim peneliti dari University of Alabama dan Arizona State University kepada BBC yang dikutip laman NDTV 10 Juni 2023.
Struktur mirip gunung yang terungkap benar-benar misterius. Para ilmuwan percaya bahwa pegunungan besar ini tingginya lebih dari 24 mil (38 kilometer), sedangkan Gunung Everest berjarak sekitar 5,5 mil (8,8 kilometer) dari permukaan. Data ini berdasarkan analisa 1.000 lebih rekaman seismik dari Antartika.
“Metode pencitraan definisi tinggi kami menemukan zona material anomali tipis di CMB (batas inti-mantel/core-mantle boundary) di mana pun kami menyelidiki,” kata ahli geofisika Arizona State University Edward Garnero dalam sebuah pernyataan.
“Ketebalan materialnya bervariasi dari beberapa kilometer hingga 10 kilometer. Ini menunjukkan kita melihat pegunungan di intinya, di beberapa tempat hingga 5 kali lebih tinggi dari Gunung Everest," tambahnya.
Sekarang, dengan penemuan baru-baru ini, para ilmuwan berusaha untuk menyatakan bahwa pegunungan bawah tanah ini mungkin memainkan peran penting dalam mengeluarkan panas dari inti bumi. “Penelitian kami memberikan hubungan penting antara struktur Bumi yang dangkal dan dalam serta keseluruhan proses yang menggerakkan planet kita,” ujar Hansen.
Sebelumnya, Barbara Romanowicz, peneliti dari University of California, Berkeley, mengidentifikasi pegunungan di dalam Bumi yang luar biasa, dengan puncak tinggi dari Gunung Everest. Dilaporkan laman NBC News pada 2019, Romanowicz menggunakan gelombang seismik untuk memindai jeroan planet Bumi.
Pada bagian Mantel Bumi, tampak berlapis seperti bawang, dengan transisi besar 250 mil (402 Km) dan 410 mil (660 Km) ke bawah. Pada ketinggian 410 mil, para peneliti baru-baru ini mengidentifikasi pegunungan yang luar biasa dengan puncak lebih tinggi dari Gunung Everest.
Pada kedalaman 400 mil (9643 Km) di bawah permukaan Bumi memiliki pegunungan setinggi 40 mil (64,3 Km) yang memperlambat gerakan lapisan Bumi di atasnya. “Kami menemukan perubahan lain pada kedalaman sekitar 1.000 kilometer (600 mil),” kata Romanowicz.
Fenomena gunung di dalam Bumi disebut dalam Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 31.
وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ
Artinya: Dan Kami tempatkan di bumi gunung-gunung, agar tidak bergoyang dengan mereka, dan Kami jadikan di sana rambu-rambu dan lorong-lorong, agar mereka mendapat petunjuk.
Dikutip dari laman miracles-of-quran, “Fii فيي" artinya di dalam. ("Aala على" berarti di atas; namun tidak digunakan di sini.) Al-Qur'an secara khusus mengatakan bahwa Bumi memiliki pegunungan di dalamnya sehingga tidak bergoyang. Hari ini kita tahu bahwa 400 km di bawah permukaan Bumi memiliki pegunungan setinggi 40 mil yang memperlambat gerak lapisan Bumi di atasnya.”
Lihat Juga: Gunung Fuji Tak Berselimut Salju Setelah 130 Tahun: Fenomena Langka yang Mengkhawatirkan
Para ilmuwan menjelaskan bahwa pegunungan bawah tanah ini dijuluki zona kecepatan ultra-rendah (ultra-low velocity zones/ULVZ). Diberi nama ULVZ karena ketika para peneliti melihat gelombang yang dihasilkan oleh 25 gempa bumi, secara misterius melambat ketika mencapai bidang bergerigi di batas inti-mantel.
Namun tim Hansen menemukan bahwa ultra-low velocity zones atau ULVZ ini, seperti yang diketahui, juga cenderung ada di mana-mana, bahkan mungkin bersembunyi jauh di bawah kaki Anda.
“Kami menemukan bukti ULVZ di mana-mana. Kami menemukan bahwa struktur ini jauh lebih rumit dari yang diperkirakan sebelumnya,” kata Samantha Hansen sebagai bagian dari tim peneliti dari University of Alabama dan Arizona State University kepada BBC yang dikutip laman NDTV 10 Juni 2023.
Struktur mirip gunung yang terungkap benar-benar misterius. Para ilmuwan percaya bahwa pegunungan besar ini tingginya lebih dari 24 mil (38 kilometer), sedangkan Gunung Everest berjarak sekitar 5,5 mil (8,8 kilometer) dari permukaan. Data ini berdasarkan analisa 1.000 lebih rekaman seismik dari Antartika.
“Metode pencitraan definisi tinggi kami menemukan zona material anomali tipis di CMB (batas inti-mantel/core-mantle boundary) di mana pun kami menyelidiki,” kata ahli geofisika Arizona State University Edward Garnero dalam sebuah pernyataan.
“Ketebalan materialnya bervariasi dari beberapa kilometer hingga 10 kilometer. Ini menunjukkan kita melihat pegunungan di intinya, di beberapa tempat hingga 5 kali lebih tinggi dari Gunung Everest," tambahnya.
Sekarang, dengan penemuan baru-baru ini, para ilmuwan berusaha untuk menyatakan bahwa pegunungan bawah tanah ini mungkin memainkan peran penting dalam mengeluarkan panas dari inti bumi. “Penelitian kami memberikan hubungan penting antara struktur Bumi yang dangkal dan dalam serta keseluruhan proses yang menggerakkan planet kita,” ujar Hansen.
Sebelumnya, Barbara Romanowicz, peneliti dari University of California, Berkeley, mengidentifikasi pegunungan di dalam Bumi yang luar biasa, dengan puncak tinggi dari Gunung Everest. Dilaporkan laman NBC News pada 2019, Romanowicz menggunakan gelombang seismik untuk memindai jeroan planet Bumi.
Pada bagian Mantel Bumi, tampak berlapis seperti bawang, dengan transisi besar 250 mil (402 Km) dan 410 mil (660 Km) ke bawah. Pada ketinggian 410 mil, para peneliti baru-baru ini mengidentifikasi pegunungan yang luar biasa dengan puncak lebih tinggi dari Gunung Everest.
Pada kedalaman 400 mil (9643 Km) di bawah permukaan Bumi memiliki pegunungan setinggi 40 mil (64,3 Km) yang memperlambat gerakan lapisan Bumi di atasnya. “Kami menemukan perubahan lain pada kedalaman sekitar 1.000 kilometer (600 mil),” kata Romanowicz.
Fenomena gunung di dalam Bumi disebut dalam Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 31.
وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ
Artinya: Dan Kami tempatkan di bumi gunung-gunung, agar tidak bergoyang dengan mereka, dan Kami jadikan di sana rambu-rambu dan lorong-lorong, agar mereka mendapat petunjuk.
Dikutip dari laman miracles-of-quran, “Fii فيي" artinya di dalam. ("Aala على" berarti di atas; namun tidak digunakan di sini.) Al-Qur'an secara khusus mengatakan bahwa Bumi memiliki pegunungan di dalamnya sehingga tidak bergoyang. Hari ini kita tahu bahwa 400 km di bawah permukaan Bumi memiliki pegunungan setinggi 40 mil yang memperlambat gerak lapisan Bumi di atasnya.”
Lihat Juga: Gunung Fuji Tak Berselimut Salju Setelah 130 Tahun: Fenomena Langka yang Mengkhawatirkan
(wib)