Berusia 13,2 Miliar Tahun, Ini Lubang Hitam Supermasif Tertua di Galaksi
loading...
A
A
A
FLORIDA - Teleskop luar angkasa James Webb (James Webb Space Telescope/JWST) mendeteksi lubang hitam supermasif tertua galaksi berusia 13,2 miliar tahun. Sebelumnya, lubang hitam supermasif tertua ditemukan pada 2021 dan terbentuk 13 miliar tahun lalu.
Para ilmuwan terkejut dan bingung dengan penemuan lubang hitam ini karena terbentuk begitu cepat setelah Big Bang sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu. Biasanya, sebagian besar rongga lubang hitam terbentuk satu miliar tahun yang lalu.
Apalagi ilmuwan mendeteksi jurang besar yang tertua berada di pusat galaksi CEERS 1019, berasal dari 570 juta tahun lalu. Penemuan ini diharapkan dalap mengungkap peristiwa terbentuknya alam semesta.
Lubang hitam di dalam CEERS 1019 lebih mirip dengan lubang hitam di pusat galaksi Bima Sakti, yang massanya 4,6 juta kali massa matahari. Para ilmuwan menemukan lubang hitam ini ketika melakukan Survei Ilmu Rilis Awal Evolusi Kosmis (CEERS) yang dipimpin oleh Steven Finkelstein dari University of Texas di Austin.
Lubang hitam ini terus berkembang dengan memakan gas dan debu antarbintang di sekitarnya. Lubang hitam terbentuk ketika pusat bintang yang sangat masif runtuh, meninggalkan ruang hampa di mana tidak ada cahaya yang masuk atau keluar.
Proyek ini juga menemukan dua lubang hitam lagi di galaksi CEERS 746 dan CEERS 2782, yang sedikit lebih besar, dengan berat 10 juta kali massa Matahari. Para astronom menyebut ketiganya CEERS dengan bobot ringan membantu pemahaman tentang bagaimana lubang hitam supermasif terbentuk dan tumbuh selama miliaran tahun pertama pembentukan alam semesta.
“Ini sangat penting karena alam semesta dilemparkan ke dalam 'kabut' tebal selama periode ini, yang dikenal sebagai Era Reionisasi,” kata para peneliti dalam siaran pers dikutip SINDOnews dari laman Daily Mail, Rabu (12/7/2023).
Saat ini di alam semesta, gas netral menjadi terionisasi selama ratusan juta tahun, menjadikannya transparan terhadap sinar ultraviolet. Apa yang menyebabkan periode ini tidak jelas, meskipun itu adalah sesuatu yang para astronom harapkan dapat dijawab oleh JWST.
“Para peneliti telah lama mengetahui pasti ada lubang hitam bermassa lebih rendah di awal alam semesta. Namun, teleskop Webb adalah observatorium pertama yang dapat menangkap bentuknya dengan sangat jelas,” kata Dale Kocevski dari Colby College di Waterville, Maine.
Para ilmuwan terkejut dan bingung dengan penemuan lubang hitam ini karena terbentuk begitu cepat setelah Big Bang sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu. Biasanya, sebagian besar rongga lubang hitam terbentuk satu miliar tahun yang lalu.
Apalagi ilmuwan mendeteksi jurang besar yang tertua berada di pusat galaksi CEERS 1019, berasal dari 570 juta tahun lalu. Penemuan ini diharapkan dalap mengungkap peristiwa terbentuknya alam semesta.
Lubang hitam di dalam CEERS 1019 lebih mirip dengan lubang hitam di pusat galaksi Bima Sakti, yang massanya 4,6 juta kali massa matahari. Para ilmuwan menemukan lubang hitam ini ketika melakukan Survei Ilmu Rilis Awal Evolusi Kosmis (CEERS) yang dipimpin oleh Steven Finkelstein dari University of Texas di Austin.
Lubang hitam ini terus berkembang dengan memakan gas dan debu antarbintang di sekitarnya. Lubang hitam terbentuk ketika pusat bintang yang sangat masif runtuh, meninggalkan ruang hampa di mana tidak ada cahaya yang masuk atau keluar.
Proyek ini juga menemukan dua lubang hitam lagi di galaksi CEERS 746 dan CEERS 2782, yang sedikit lebih besar, dengan berat 10 juta kali massa Matahari. Para astronom menyebut ketiganya CEERS dengan bobot ringan membantu pemahaman tentang bagaimana lubang hitam supermasif terbentuk dan tumbuh selama miliaran tahun pertama pembentukan alam semesta.
“Ini sangat penting karena alam semesta dilemparkan ke dalam 'kabut' tebal selama periode ini, yang dikenal sebagai Era Reionisasi,” kata para peneliti dalam siaran pers dikutip SINDOnews dari laman Daily Mail, Rabu (12/7/2023).
Saat ini di alam semesta, gas netral menjadi terionisasi selama ratusan juta tahun, menjadikannya transparan terhadap sinar ultraviolet. Apa yang menyebabkan periode ini tidak jelas, meskipun itu adalah sesuatu yang para astronom harapkan dapat dijawab oleh JWST.
“Para peneliti telah lama mengetahui pasti ada lubang hitam bermassa lebih rendah di awal alam semesta. Namun, teleskop Webb adalah observatorium pertama yang dapat menangkap bentuknya dengan sangat jelas,” kata Dale Kocevski dari Colby College di Waterville, Maine.
(wib)