Hadapi Bom Cluster AS, Rusia Siap Gunakan Senjata Paling Berbahaya Ini
loading...
A
A
A
Menurut BBC, bom cluster adalah metode pelepasan sejumlah besar bom kecil dari roket, misil, atau peluru artileri sebelum menjatuhkannya ke area yang luas.
Itu akan meledak ketika mencapai target tetapi sebagian besar tidak meledak pada tahap awal. Keadaan itu terjadi terutama jika mendarat di tanah basah atau lunak.
Bom cluster pertama kali digunakan secara operasional oleh Jerman dengan jenis Bom Cluster SD-2 atau Sprengbombe Dickwandig 2 kg yang biasa disebut Bom Butterfly dalam Perang Dunia II.
Bom cluster diproduksi secara independen oleh Amerika Serikat, Rusia dan Italia serta memiliki beberapa jenis dan jumlah submunisinya. CBU 59 APAM Rockeye II adalah salah satu jenis bom cluster yang sering digunakan dalam peperangan.
CBU-59 APAM merupakan senjata antipersonil, antimaterial dikembangkan pada era 1970-an sebagai penyempurnaan dari Rockeye.
Menggunakan dispenser yang sama dengan Rockeye, namun memiliki 717 bomblet yang lebih kecil BLU-77.
Juga memiliki efek fragmentasi anti-personil dan efek bakar (incendiary) selain efek penembusan baja (armor-piercing). Selama perang teluk diperkirakan 186 bom CBU-59 dijatuhkan.
Sejak Februari 2005 Bom Cluster ditentang oleh banyak masyarakat dan ratusan kelompok, seperti Palang Merah dan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) karena membahayakan warga sipil.
Dalam catatan sejarah saat konflik Israel dan Lebanon pada tahun 2006, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memperkirakan ada satu juta bom yang gagal meledak. Hal ini berimbas pada ancaman bahaya ratusan masyarakat sipil di Lebanon.
Itu akan meledak ketika mencapai target tetapi sebagian besar tidak meledak pada tahap awal. Keadaan itu terjadi terutama jika mendarat di tanah basah atau lunak.
Bom cluster pertama kali digunakan secara operasional oleh Jerman dengan jenis Bom Cluster SD-2 atau Sprengbombe Dickwandig 2 kg yang biasa disebut Bom Butterfly dalam Perang Dunia II.
Bom cluster diproduksi secara independen oleh Amerika Serikat, Rusia dan Italia serta memiliki beberapa jenis dan jumlah submunisinya. CBU 59 APAM Rockeye II adalah salah satu jenis bom cluster yang sering digunakan dalam peperangan.
CBU-59 APAM merupakan senjata antipersonil, antimaterial dikembangkan pada era 1970-an sebagai penyempurnaan dari Rockeye.
Menggunakan dispenser yang sama dengan Rockeye, namun memiliki 717 bomblet yang lebih kecil BLU-77.
Juga memiliki efek fragmentasi anti-personil dan efek bakar (incendiary) selain efek penembusan baja (armor-piercing). Selama perang teluk diperkirakan 186 bom CBU-59 dijatuhkan.
Sejak Februari 2005 Bom Cluster ditentang oleh banyak masyarakat dan ratusan kelompok, seperti Palang Merah dan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) karena membahayakan warga sipil.
Dalam catatan sejarah saat konflik Israel dan Lebanon pada tahun 2006, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memperkirakan ada satu juta bom yang gagal meledak. Hal ini berimbas pada ancaman bahaya ratusan masyarakat sipil di Lebanon.
(wbs)