WHO Prediksi Kasus Demam Berdarah Akan Mencapai Rekor Tertinggi Tahun Ini
loading...
A
A
A
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) memperingatkan bahwa kasus demam berdarah bisa mencapai rekor tertinggi tahun ini, sebagian karena pemanasan global dan perubahan iklim.
Seperti dilansir dari New York Post, Kamis (27/7/2023), tingkat epidemi kini ditemukan meningkat di seluruh dunia dengan kasus yang dilaporkan sejak tahun 2000 meningkat delapan kali lipat, menjadi 4,2 juta kasus pada tahun 2022.
"Eropa melaporkan lonjakan kasus sementara, Peru mengumumkan keadaan darurat kesehatan di sebagian besar wilayahnya," lapor kantor berita itu.
WHO sebelumnya memasukkan demam berdarah sebagai salah satu dari 10 ancaman teratas bagi kesehatan global pada 2019.
Sekitar setengah dari populasi dunia atau sekitar empat miliar orang tinggal di tempat yang berisiko penularan demam berdarah dengan sekitar 400 juta orang terinfeksi epidemi setiap tahun.
"Dengue sekarang menyebar di daerah perkotaan yang sebelumnya tidak ada," kata seorang ahli dari Fakultas Kedokteran Universitas Cayetano Heredia di Peru, Associate Professor Dr. Coralith Garcia.
Para ahli menyalahkan suhu yang lebih hangat dan curah hujan yang meningkat sebagai penyebab lonjakan wabah demam berdarah.
Namun di Lima, Peru yang merupakan kota padang pasir terbesar kedua di dunia, kasus DBD tercatat meningkat karena memiliki kepadatan penduduk yang tinggi sehingga memudahkan penyebaran wabah tersebut.
Peru memiliki salah satu tingkat kematian Covid-19 tertinggi di dunia dan sekarang banyak pasien meninggal karena demam berdarah, kata Garcia.
Baca Juga
Seperti dilansir dari New York Post, Kamis (27/7/2023), tingkat epidemi kini ditemukan meningkat di seluruh dunia dengan kasus yang dilaporkan sejak tahun 2000 meningkat delapan kali lipat, menjadi 4,2 juta kasus pada tahun 2022.
"Eropa melaporkan lonjakan kasus sementara, Peru mengumumkan keadaan darurat kesehatan di sebagian besar wilayahnya," lapor kantor berita itu.
WHO sebelumnya memasukkan demam berdarah sebagai salah satu dari 10 ancaman teratas bagi kesehatan global pada 2019.
Sekitar setengah dari populasi dunia atau sekitar empat miliar orang tinggal di tempat yang berisiko penularan demam berdarah dengan sekitar 400 juta orang terinfeksi epidemi setiap tahun.
"Dengue sekarang menyebar di daerah perkotaan yang sebelumnya tidak ada," kata seorang ahli dari Fakultas Kedokteran Universitas Cayetano Heredia di Peru, Associate Professor Dr. Coralith Garcia.
Para ahli menyalahkan suhu yang lebih hangat dan curah hujan yang meningkat sebagai penyebab lonjakan wabah demam berdarah.
Namun di Lima, Peru yang merupakan kota padang pasir terbesar kedua di dunia, kasus DBD tercatat meningkat karena memiliki kepadatan penduduk yang tinggi sehingga memudahkan penyebaran wabah tersebut.
Peru memiliki salah satu tingkat kematian Covid-19 tertinggi di dunia dan sekarang banyak pasien meninggal karena demam berdarah, kata Garcia.