Identitas Yanacona dan Aclla Pelayan Bangsawan Inca di Machu Picchu Terungkap
loading...
A
A
A
LIMA - Identitas pria dan wanita pelayan bangsawan Inca di Machu Picchu yang dikenal sebagai Yanacona dan Aclla mulai terungkap. Dari hasil analisa DNA , para ilmuwan menduga Yanacona dan Aclla bukanlah penduduk setempat, mereka didatangkan dari negeri jauh yang ditaklukkan oleh kekaisaran Inca.
Sebuah tim peneliti internasional menganalisis DNA purba lebih dari 30 orang yang dimakamkan di Machu Picchu yang kemungkinan adalah pelayan elit Inca. Kemudian membandingkan data genetik DNA dari sisa-sisa manusia purba lainnya dan orang-orang modern dari wilayah tersebut.
Hasilnya mengungkapkan bahwa para pelayan berasal dari seluruh dataran tinggi Andes dan sepanjang wilayah pantai Peru. Hasil penelitian itu diterbitkan di jurnal Science Advances pada Rabu 26 Juli 2023.
“Hasil studi genetika, pria dan wanita yang melayani bangsawan Inca di Machu Picchu bukanlah penduduk setempat. Mereka datang dari negeri jauh yang ditaklukkan oleh kekaisaran,” keterangan para peneliti dalam studi terbaru dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Kamis (27/7/2023).
Banyak bangsawan dilayani oleh pria yang dikenal sebagai "yanacona", yang bukan orang Inca. Pelayan pria sering diambil dari tanah taklukan dan dipersembahkan sebagai hadiah kepada kaisar.
Untuk pelayan wanita yang dikenal sebagai "aclla" dibawa dari wilayah yang ditaklukkan dan diberikan sebagai istri kepada para pelayan laki-laki. Bersama-sama, yanacona dan aclla melayani kebutuhan kaisar dan tamunya saat mereka berpesta, bernyanyi, menari, berburu, dan upacara keagamaan penting.
Suku Inca menguasai wilayah Andean di Amerika Selatan dari awal abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-16, ketika Spanyol menggulingkan kekaisaran. Lebih dari satu abad sebelum invasi Spanyol, suku Inca membangun sebuah istana besar di pegunungan Peru selatan.
Kemungkinan besar bangunan itu untuk kaisar Inca Pachacuti, yang memerintah dari tahun 1438 hingga 1471. Namun sedikit yang diketahui tentang asal-usul dan kehidupan para pelayan yang mengelola perkebunan Machu Picchu.
Selama seabad terakhir pekerjaan arkeologi di Machu Picchu, para peneliti telah menemukan kuburan hampir 200 orang yang meninggal antara tahun 1420 dan 1532. Mengingat keramik sederhana dan gaya non-Inca yang dikubur, diasumsikan bahwa gua pemakaman ini menyimpan sisa-sisa pelayan yanacona dan aclla yang menghadiri keluarga kerajaan.
Untuk menguji hipotesis orang yang dimakamkan di Machu Picchu adalah pelayan yang dibawa dari berbagai bagian Amerika Selatan, para peneliti menganalisis data DNA purba dari 34 orang yang ditemukan di empat kuburan di Machu Picchu, serta DNA dari 36 orang modern dan kuno dari Lembah Urubamba, juga disebut Lembah Suci, di utara ibu kota Inka Cusco.
“Hasilnya mengungkapkan bahwa Machu Picchu secara substansial lebih beragam secara genetik daripada pedesaan kontemporer di Andes," menurut penelitian yang dipimpin oleh Lucy Salazar, seorang arkeolog di Universitas Yale.
Selain itu, tim menemukan perbedaan yang signifikan antara keturunan genetik pelayan laki-laki dan perempuan. Kebanyakan individu laki-laki berasal dari daerah dataran tinggi, sedangkan individu perempuan memiliki keturunan non-dataran tinggi yang jauh lebih beragam.
Lihat Juga: 4 Suku Primitif di Hutan Amazon: Perjuangan untuk Bertahan Hidup di Tengah Ancaman Modernitas
Sebuah tim peneliti internasional menganalisis DNA purba lebih dari 30 orang yang dimakamkan di Machu Picchu yang kemungkinan adalah pelayan elit Inca. Kemudian membandingkan data genetik DNA dari sisa-sisa manusia purba lainnya dan orang-orang modern dari wilayah tersebut.
Hasilnya mengungkapkan bahwa para pelayan berasal dari seluruh dataran tinggi Andes dan sepanjang wilayah pantai Peru. Hasil penelitian itu diterbitkan di jurnal Science Advances pada Rabu 26 Juli 2023.
“Hasil studi genetika, pria dan wanita yang melayani bangsawan Inca di Machu Picchu bukanlah penduduk setempat. Mereka datang dari negeri jauh yang ditaklukkan oleh kekaisaran,” keterangan para peneliti dalam studi terbaru dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Kamis (27/7/2023).
Siapa yang Tinggal di Machu Picchu?
Menurut penelitian tersebut sekitar 750 orang tinggal di Machu Picchu selama musim puncak antara mei dan Oktober. Mereka termasuk kaisar, anggota keluarga kerajaan Inca lainnya, tamu dan pelayan tetap.Banyak bangsawan dilayani oleh pria yang dikenal sebagai "yanacona", yang bukan orang Inca. Pelayan pria sering diambil dari tanah taklukan dan dipersembahkan sebagai hadiah kepada kaisar.
Untuk pelayan wanita yang dikenal sebagai "aclla" dibawa dari wilayah yang ditaklukkan dan diberikan sebagai istri kepada para pelayan laki-laki. Bersama-sama, yanacona dan aclla melayani kebutuhan kaisar dan tamunya saat mereka berpesta, bernyanyi, menari, berburu, dan upacara keagamaan penting.
Suku Inca menguasai wilayah Andean di Amerika Selatan dari awal abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-16, ketika Spanyol menggulingkan kekaisaran. Lebih dari satu abad sebelum invasi Spanyol, suku Inca membangun sebuah istana besar di pegunungan Peru selatan.
Kemungkinan besar bangunan itu untuk kaisar Inca Pachacuti, yang memerintah dari tahun 1438 hingga 1471. Namun sedikit yang diketahui tentang asal-usul dan kehidupan para pelayan yang mengelola perkebunan Machu Picchu.
Selama seabad terakhir pekerjaan arkeologi di Machu Picchu, para peneliti telah menemukan kuburan hampir 200 orang yang meninggal antara tahun 1420 dan 1532. Mengingat keramik sederhana dan gaya non-Inca yang dikubur, diasumsikan bahwa gua pemakaman ini menyimpan sisa-sisa pelayan yanacona dan aclla yang menghadiri keluarga kerajaan.
Untuk menguji hipotesis orang yang dimakamkan di Machu Picchu adalah pelayan yang dibawa dari berbagai bagian Amerika Selatan, para peneliti menganalisis data DNA purba dari 34 orang yang ditemukan di empat kuburan di Machu Picchu, serta DNA dari 36 orang modern dan kuno dari Lembah Urubamba, juga disebut Lembah Suci, di utara ibu kota Inka Cusco.
“Hasilnya mengungkapkan bahwa Machu Picchu secara substansial lebih beragam secara genetik daripada pedesaan kontemporer di Andes," menurut penelitian yang dipimpin oleh Lucy Salazar, seorang arkeolog di Universitas Yale.
Selain itu, tim menemukan perbedaan yang signifikan antara keturunan genetik pelayan laki-laki dan perempuan. Kebanyakan individu laki-laki berasal dari daerah dataran tinggi, sedangkan individu perempuan memiliki keturunan non-dataran tinggi yang jauh lebih beragam.
Lihat Juga: 4 Suku Primitif di Hutan Amazon: Perjuangan untuk Bertahan Hidup di Tengah Ancaman Modernitas
(wib)