Berusia 900 Tahun, Pedang Tentara Salib Ditemukan di Dasar Laut Mediterania
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Pedang berusia 900 tahun diperkirakan milik seorang Tentara Salib ditemukan oleh seorang penyelam scuba di Laut Mediterania . Pedang dengan bilah berukuran panjang hampir 88 sentimeter dan lebar 4,6 cm sudah berkarat berlapis pasir dan kerang.
Dari hasil pencitraan sinar-X baru, pedang yang ditemukan di bawah air di lepas pantai, kondisinya rusak akibat pertempuran antara 800 dan 900 tahun yang lalu. Kemungkinan pedang tersebut dijatuhkan ke laut atau jatuh bersama pemiliknya.
Pedang dari abad ke-12 hingga 13 yang biasa dijuluki pedang Newe-Yam ini ditemukan tanpa sarung (warangka) karena bilahnya bengkok. X-ray mengungkapkan bilah pedang ini bengkok, kemungkinan rusak akibat pertempuran.
“Dengan bantuan sinar-X, para peneliti dapat secara visual menembus lapisan karat dan melihat garis asli pedang,” keterangan Israel Antiquities Authority (IAA) dalam posting Facebook 23 Juli yang dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Kamis (3/8/2023).
Pemindaian dasar laut di dekat tempat penemuan pedang belum mengungkapkan sisa-sisa manusia di sekitarnya. “Prajurit itu mungkin masih belum ditemukan di kedalaman, suatu hari akan terungkap oleh pasir yang bergeser,” tulis para peneliti di posting Facebook.
Otoritas Kepurbakalaan Israel mengatakan pedang itu ditemukan seorang penyelam di sebuah teluk dekat kota pelabuhan Haifa. Penyelam itu juga menemukan jangkar, tembikar, dan pedang sepanjang satu meter.
Para ahli mengatakan daerah itu, digunakan sebagai tempat berlindung bagi kapal-kapal kuno dan karena itu sekarang menjadi tempat banyak penemuan arkeologi. Pedang dianggap sebagai senjata yang berharga pada saat itu, dan mereka akan menjadi salah satu harta berharga Tentara Salib.
Jadi kehilangan satu ke laut selama pertempuran laut akan merugikan, atau bahkan fatal. Perang Salib adalah serangkaian perang agama antara Kristen dan Muslim yang terjadi antara tahun 1095 dan 1291 M.
“Pedang itu digunakan oleh seorang prajurit Tentara Salib yang menetap di sini setelah Perang Salib Pertama dan mendirikan Kerajaan Yerusalem pada 1099," tulis Jacob Sharvit, direktur unit arkeologi kelautan IAA, dalam postingan Facebook.
Dari hasil pencitraan sinar-X baru, pedang yang ditemukan di bawah air di lepas pantai, kondisinya rusak akibat pertempuran antara 800 dan 900 tahun yang lalu. Kemungkinan pedang tersebut dijatuhkan ke laut atau jatuh bersama pemiliknya.
Pedang dari abad ke-12 hingga 13 yang biasa dijuluki pedang Newe-Yam ini ditemukan tanpa sarung (warangka) karena bilahnya bengkok. X-ray mengungkapkan bilah pedang ini bengkok, kemungkinan rusak akibat pertempuran.
“Dengan bantuan sinar-X, para peneliti dapat secara visual menembus lapisan karat dan melihat garis asli pedang,” keterangan Israel Antiquities Authority (IAA) dalam posting Facebook 23 Juli yang dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Kamis (3/8/2023).
Pemindaian dasar laut di dekat tempat penemuan pedang belum mengungkapkan sisa-sisa manusia di sekitarnya. “Prajurit itu mungkin masih belum ditemukan di kedalaman, suatu hari akan terungkap oleh pasir yang bergeser,” tulis para peneliti di posting Facebook.
Otoritas Kepurbakalaan Israel mengatakan pedang itu ditemukan seorang penyelam di sebuah teluk dekat kota pelabuhan Haifa. Penyelam itu juga menemukan jangkar, tembikar, dan pedang sepanjang satu meter.
Para ahli mengatakan daerah itu, digunakan sebagai tempat berlindung bagi kapal-kapal kuno dan karena itu sekarang menjadi tempat banyak penemuan arkeologi. Pedang dianggap sebagai senjata yang berharga pada saat itu, dan mereka akan menjadi salah satu harta berharga Tentara Salib.
Jadi kehilangan satu ke laut selama pertempuran laut akan merugikan, atau bahkan fatal. Perang Salib adalah serangkaian perang agama antara Kristen dan Muslim yang terjadi antara tahun 1095 dan 1291 M.
“Pedang itu digunakan oleh seorang prajurit Tentara Salib yang menetap di sini setelah Perang Salib Pertama dan mendirikan Kerajaan Yerusalem pada 1099," tulis Jacob Sharvit, direktur unit arkeologi kelautan IAA, dalam postingan Facebook.
(wib)