Bikin Kacau Inggris, Eris Varian Baru Covid-19 Disebut Sudah Masuk Indonesia
loading...
A
A
A
LONDON - Varian baru Covid-19 yang dijuluki Eris dilaporkan telah melanda Inggris. Tak hanya di Inggris varian ini juga terdeteksi telah masuk Indonesia.
Seperti dilansir dari Daily Mail, kepala Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) memperingatkan bahwa varian Eris atau nama ilmiah EG.5.1 mencatat satu dari tujuh kasus baru Covid-19 setelah pertama kali terdeteksi di negara tersebut pada akhir bulan Mei.
Bahkan, jumlah rawat inap juga meningkat, memicu kekhawatiran bahwa negara tersebut mungkin akan dilanda gelombang baru.
Namun, para ahli mengklaim bahwa varian baru tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda lebih berbahaya dibandingkan dengan strain lain yang sedang menyebar, termasuk varian Omicron.
Pihak berwenang juga menginformasikan bahwa mereka memantau dengan cermat penyebaran virus.
Beberapa ahli berspekulasi bahwa apa yang disebut 'efek Barbenheimer', yang mengacu pada pemutaran film Barbie dan Oppenheimer, serta cuaca buruk dan tingkat kekebalan yang rendah mungkin telah berkontribusi pada peningkatan infeksi.
Ahli mikrobiologi dari Reading University, Dr. Simon Clarke menyebut karakteristik Covid akan terus berubah dan beradaptasi.
“Jadi, kita tidak perlu khawatir atau kaget hanya karena muncul varian baru dan menyebabkan peningkatan kasus infeksi.
"Perlindungan yang diberikan oleh vaksinasi terhadap penyakit serius masih bertahan dengan baik, sementara jumlah infeksi meningkat dan menurun serta rawat inap dan kematian tetap rendah.
Seperti dilansir dari Daily Mail, kepala Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) memperingatkan bahwa varian Eris atau nama ilmiah EG.5.1 mencatat satu dari tujuh kasus baru Covid-19 setelah pertama kali terdeteksi di negara tersebut pada akhir bulan Mei.
Bahkan, jumlah rawat inap juga meningkat, memicu kekhawatiran bahwa negara tersebut mungkin akan dilanda gelombang baru.
Namun, para ahli mengklaim bahwa varian baru tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda lebih berbahaya dibandingkan dengan strain lain yang sedang menyebar, termasuk varian Omicron.
Pihak berwenang juga menginformasikan bahwa mereka memantau dengan cermat penyebaran virus.
Beberapa ahli berspekulasi bahwa apa yang disebut 'efek Barbenheimer', yang mengacu pada pemutaran film Barbie dan Oppenheimer, serta cuaca buruk dan tingkat kekebalan yang rendah mungkin telah berkontribusi pada peningkatan infeksi.
Ahli mikrobiologi dari Reading University, Dr. Simon Clarke menyebut karakteristik Covid akan terus berubah dan beradaptasi.
“Jadi, kita tidak perlu khawatir atau kaget hanya karena muncul varian baru dan menyebabkan peningkatan kasus infeksi.
"Perlindungan yang diberikan oleh vaksinasi terhadap penyakit serius masih bertahan dengan baik, sementara jumlah infeksi meningkat dan menurun serta rawat inap dan kematian tetap rendah.