Posisi Tidur Menurut Rasulullah Terbukti Benar, Ini Hasil Penelitiannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tidur menjadi misteri kehidupan terbesar manusia yang masih terus dipelajari hingga saat ini. Salah satunya terkait posisi tidur yang paling benar, apakah miring, telentang atau tengkurap.
Sekitar 14 abad silam Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan tidur miring dalam posisi menghadap ke kanan. “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR Bukhari & Muslim). Namun bagaimana dengan hasil penelitian?
Berbicara tentang tidur tidak serta merta soal durasi saja tapi juga kualitasnya. Durasi ideal tidur untuk orang dewasa adalah 7-8 jam. Sementara bayi baru lahir 14-17 jam, bayi usia 4-11 bulan 12-15 jam, dan Balita 1-2 tahun sekitar 11-14 jam.
Beranjak ke anak-anak prasekolah usia 3-5 tahun memerlukan waktu tidur 10-13 jam, anak usia sekolah 6-13 tahun selama 9-11 jam, remaja usia 14-17 tahun membutuhkan waktu tidur 8-10 jam, dewasa 18-64 tahun 7-9 jam dan lansia di atas 65 tahun waktu tidur normalnya 7-8 jam.
Kembali lagi ke posisi tidur idea l, tentu tidak semua orang bisa konsisten mulai awal tidur sampai bangun dengan posisi yang sama. Seringkali orang berubah posisi saat tidur mulai dari miring kanan-kiri, telentang hingga tengkurap. Dari sini para peneliti telah mencoba berbagai teknik seperti merekam orang saat tidur atau menggunakan teknologi yang dapat memantau gerakan.
Di Hong Kong para peneliti menggunakan kamera inframerah untuk mendeteksi posisi tidur seseorang. Sementara para peneliti di Denmark menggunakan detektor sensor gerak yang dipasang di paha, punggung, dan lengan responden sebelum mereka tidur untuk menentukan posisi tidur favorit.
Hasilnya, para peneliti menemukan fakta bahwa selama tidur, orang menghabiskan lebih dari setengah waktu mereka di bagian sisi, sekitar 38 persen di punggung dan 7 persen tengkurap. Semakin tua orangnya, semakin banyak waktu yang mereka habiskan di bagian sisi.
Lalu bagaimana dengan anak-anak? Anak-anak di atas usia tiga tahun rata-rata menghabiskan durasi yang sama untuk tidur miring, belakang, dan depan, seperti orang dewasa. Sementara bayi kebanyakan tidur telentang karena diletakkan di tempat tidurnya untuk alasan keamanan. Jadi tidur miring adalah posisi yang paling umum dilakukan manusia, benarkah?.
Di kutip dari BBC, Kamis (17/8/2023), sebuah studi yang membiarkan orang boleh tidur sesukanya menemukan fakta responden dengan posisi miring ke kanan, tidur lebih baik daripada yang tidur miring ke kiri, diikuti oleh responden yang tidur telentang.
Studi kecil lainnya mengamati pelaut yang bekerja di kapal kontainer dagang. Hasilnya, gangguan pernapasan seperti mendengkur lebih sering terjadi saat pelaut tidur telentang.
Sebaliknya, tidur posisi miring membantu membersihkan jalan napas bagian atas dan mencegah uvula (bagian berdaging yang menggantung di bagian belakang tenggorokan) dan lidah menghalangi tenggorokan, sehingga mengurangi dengkuran. Memang, dalam beberapa kasus, perpindahan dari tidur telentang menjadi miring telah terbukti dapat mengatasi masalah sleep apnea secara keseluruhan.
Tidur miring mungkin memiliki manfaat lain juga. Misalnya, penelitian tentang pola tidur tukang las di kapal kontainer di Nigeria menunjukkan mereka yang tidur telentang lebih mungkin menderita sakit punggung, dibandingkan yang tidur miring.
Tapi ini tidak berarti tidur miring cocok untuk semua orang atau obat mujarab untuk semua sakit dan nyeri. Hal itu tergantung pada kondisi orang.
Para peneliti di Australia Barat memantau kamar tidur para sukarelawan selama 12 jam semalam menggunakan kamera otomatis. Hasilnya para peneliti menemukan orang yang tidur dengan posisi miring dalam posisi tidak lurus, bangun dengan leher kaku. Sebaliknya, orang yang tidur dengan posisi miring dan lebih tegak melaporkan lebih sedikit mengalami nyeri leher.
Dalam penelitian terhadap 20 orang tua yang mengikuti program kebugaran di Portugal, orang dengan sakit punggung diperintahkan tidur miring dan mereka yang sakit leher tidur telentang. Empat minggu kemudian, 90 persen peserta mengatakan rasa sakitnya telah berkurang.
Lantas bagaimana dengan tidur tengkurap? Sebuah penelitian menunjukkan posisi tidur ini tidak ideal untuk orang yang menderita sakit rahang.
Tidur tengkurap juga berpotensi membuat kerutan di wajah, sebagaimana hasil riset sekelompok ahli bedah plastik di Jurnal Bedah Estetika.
Lalu apa yang bisa kita simpulkan dari semua ini?
Pertama, tidur miring memiliki banyak keuntungan. Sementara tidur telentang mengakibatkan mendengkur dan terganggunya aliran napas. Tidur dengan posisi tengkurap juga tidak disarankan karena efek negatifnya. Namun, terlepas dari pedoman umum di atas, kondisi berbeda tiap orang yang menderita penyakit membutuhkan posisi berbeda saat tidur.
Sekitar 14 abad silam Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan tidur miring dalam posisi menghadap ke kanan. “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR Bukhari & Muslim). Namun bagaimana dengan hasil penelitian?
Berbicara tentang tidur tidak serta merta soal durasi saja tapi juga kualitasnya. Durasi ideal tidur untuk orang dewasa adalah 7-8 jam. Sementara bayi baru lahir 14-17 jam, bayi usia 4-11 bulan 12-15 jam, dan Balita 1-2 tahun sekitar 11-14 jam.
Beranjak ke anak-anak prasekolah usia 3-5 tahun memerlukan waktu tidur 10-13 jam, anak usia sekolah 6-13 tahun selama 9-11 jam, remaja usia 14-17 tahun membutuhkan waktu tidur 8-10 jam, dewasa 18-64 tahun 7-9 jam dan lansia di atas 65 tahun waktu tidur normalnya 7-8 jam.
Kembali lagi ke posisi tidur idea l, tentu tidak semua orang bisa konsisten mulai awal tidur sampai bangun dengan posisi yang sama. Seringkali orang berubah posisi saat tidur mulai dari miring kanan-kiri, telentang hingga tengkurap. Dari sini para peneliti telah mencoba berbagai teknik seperti merekam orang saat tidur atau menggunakan teknologi yang dapat memantau gerakan.
Di Hong Kong para peneliti menggunakan kamera inframerah untuk mendeteksi posisi tidur seseorang. Sementara para peneliti di Denmark menggunakan detektor sensor gerak yang dipasang di paha, punggung, dan lengan responden sebelum mereka tidur untuk menentukan posisi tidur favorit.
Hasilnya, para peneliti menemukan fakta bahwa selama tidur, orang menghabiskan lebih dari setengah waktu mereka di bagian sisi, sekitar 38 persen di punggung dan 7 persen tengkurap. Semakin tua orangnya, semakin banyak waktu yang mereka habiskan di bagian sisi.
Lalu bagaimana dengan anak-anak? Anak-anak di atas usia tiga tahun rata-rata menghabiskan durasi yang sama untuk tidur miring, belakang, dan depan, seperti orang dewasa. Sementara bayi kebanyakan tidur telentang karena diletakkan di tempat tidurnya untuk alasan keamanan. Jadi tidur miring adalah posisi yang paling umum dilakukan manusia, benarkah?.
Di kutip dari BBC, Kamis (17/8/2023), sebuah studi yang membiarkan orang boleh tidur sesukanya menemukan fakta responden dengan posisi miring ke kanan, tidur lebih baik daripada yang tidur miring ke kiri, diikuti oleh responden yang tidur telentang.
Studi kecil lainnya mengamati pelaut yang bekerja di kapal kontainer dagang. Hasilnya, gangguan pernapasan seperti mendengkur lebih sering terjadi saat pelaut tidur telentang.
Sebaliknya, tidur posisi miring membantu membersihkan jalan napas bagian atas dan mencegah uvula (bagian berdaging yang menggantung di bagian belakang tenggorokan) dan lidah menghalangi tenggorokan, sehingga mengurangi dengkuran. Memang, dalam beberapa kasus, perpindahan dari tidur telentang menjadi miring telah terbukti dapat mengatasi masalah sleep apnea secara keseluruhan.
Tidur miring mungkin memiliki manfaat lain juga. Misalnya, penelitian tentang pola tidur tukang las di kapal kontainer di Nigeria menunjukkan mereka yang tidur telentang lebih mungkin menderita sakit punggung, dibandingkan yang tidur miring.
Tapi ini tidak berarti tidur miring cocok untuk semua orang atau obat mujarab untuk semua sakit dan nyeri. Hal itu tergantung pada kondisi orang.
Para peneliti di Australia Barat memantau kamar tidur para sukarelawan selama 12 jam semalam menggunakan kamera otomatis. Hasilnya para peneliti menemukan orang yang tidur dengan posisi miring dalam posisi tidak lurus, bangun dengan leher kaku. Sebaliknya, orang yang tidur dengan posisi miring dan lebih tegak melaporkan lebih sedikit mengalami nyeri leher.
Dalam penelitian terhadap 20 orang tua yang mengikuti program kebugaran di Portugal, orang dengan sakit punggung diperintahkan tidur miring dan mereka yang sakit leher tidur telentang. Empat minggu kemudian, 90 persen peserta mengatakan rasa sakitnya telah berkurang.
Lantas bagaimana dengan tidur tengkurap? Sebuah penelitian menunjukkan posisi tidur ini tidak ideal untuk orang yang menderita sakit rahang.
Tidur tengkurap juga berpotensi membuat kerutan di wajah, sebagaimana hasil riset sekelompok ahli bedah plastik di Jurnal Bedah Estetika.
Lalu apa yang bisa kita simpulkan dari semua ini?
Pertama, tidur miring memiliki banyak keuntungan. Sementara tidur telentang mengakibatkan mendengkur dan terganggunya aliran napas. Tidur dengan posisi tengkurap juga tidak disarankan karena efek negatifnya. Namun, terlepas dari pedoman umum di atas, kondisi berbeda tiap orang yang menderita penyakit membutuhkan posisi berbeda saat tidur.
(msf)