Arkeolog Temukan Petunjuk Akurat Misteri Kapal Nabi Nuh di Laut Hitam
loading...
A
A
A
SIDNEY - Para arkeolog telah sekian lama mencoba mengungkap kapal Nabi Nuh dan misteri banjir besarnya. Kini ada titik terang.
Para arkeolog telah sekian lama mencoba mengungkap kapal Nabi Nuh dan misteri banjir besarnya. Peristiwa banjir bah zaman Nabi Nuh yang diperkirakan terjadi sekitar 4.500 tahun lalu atau pada tahun 2348 SM masih menjadi penelitian menarik sejumlah ilmuwan.
Ada penemuan 'kuburan' kapal di dasar Laut Hitam oleh para oseanografer di lepas laut Nassebar, Bulgaria.
Seperti dilansir dari news Australia, tempat ini rupanya istimewa. Di kedalaman 300 meter, ada 60 kapal karam.
Kapal ini rupanya kuno sekali, yang paling tua diduga berumur 400 SM. Kondisi di dasar Laut Hitam begitu unik, tidak ada oksigen yang mengakibatkan kapal karam ini terawetkan.
Diberitakan BBC, kapal-kapal ini bisa jadi petunjuk mengenai kapal Nabi Nuh. Beberapa ilmuwan percaya banjir Nabi Nuh terjadi 7.600 tahun lalu dan aslinya berlokasi di Laut Hitam.
Kisah banjir besar ini melahirkan legenda epik Gilgamesh dalam kebudayaan Mesopotamia selain juga kisah Nabi Nuh yang dipercayai Islam, Kristen dan Yahudi.
Dalam teori tahun 2000 oleh 2 ahli biologi kelautan, William Ryan dan Walter Pitman lewat buku Noah's Flood, banjir Nabi Nuh diduga terjadi di akhir Zaman Es.
Menurut penghitungan NASA, jika semua gletser dan lapisan es dunia mencair hanya menambah sedikit ketinggian banjir. Dipekirakan permukaan laut akan naik lebih dari 195 kaki atau 60 meter.
Kemudian, sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience memperkirakan bahwa ada 5,4 juta mil kubik atau 22,6 juta kilometer kubik air tanah yang tersimpan di 2 km bagian atas kerak bumi. Jumlah air ini jika tersembur keluar cukup untuk menutupi tanah hingga kedalaman 590 kaki atau 180 meter.
Tentu ini genangan banjir yang luar biasa, namun para peneliti masih penasaran karena ketinggian 180 meter belum bisa menutupi semua daratan. Masih ada kota-kota yang terletak di ketinggian ribuan kaki di atas permukaan laut, dan Gunung Everest, gunung tertinggi di Bumi, tingginya lebih dari 8.849 meter di atas permukaan laut.
“Jika melihat sebagai banjir global yang sampai menutupi gunung tertinggi di dunia, rasanya tidak ada cukup air yang ada di Bumi,” kata David Montgomery, profesor geomorfologi di University of Washington di Seattle dan penulis "The Rocks Don't Lie kepada Live Science.
Banyak hal menarik dari kisah banjir pada zaman nabi Nuh yang belum terungkap dan menjadi penelitian. Misalnya, pada akhir 1990-an, ahli kelautan William Ryan dan Walter Pitman berhipotesis pada pertemuan American Geophysical Union bahwa sekitar 7.500 tahun yang lalu, Laut Mediterania mulai mengalir ke Laut Hitam yang saat itu terisolasi.
Hipotesis yang dimuat dalam jurnal Science pada tahun 1998 menyebutkan, kondisi ini menyebabkan banjir besar di sekitar Laut Hitam, yang menjadi asal muasal banjir zaman Nabu Nuh. Montgomery menilai penelitian itu cukup masuk akal.
"Itu akan menjadi peristiwa yang mengganggu karena membanjiri seluruh dunia yang diketahui oleh orang-orang yang tinggal di sana. Itu bisa berlanjut menjadi kisah banjir Nuh dengan beberapa orang yang selamat yang melarikan diri ke Mesopotamia," kata Montgomery.
Sebuah studi tahun 2009 yang diterbitkan dalam jurnal Quaternary Science Review menyebutkan ada peristiwa banjir yang jauh lebih kecil daripada yang diusulkan dalam hipotesis Ryan dan Pitman. Ira Spar, profesor studi kuno di Ramapo College of New Jersey, mengatakan kepada Live Science.
Para arkeolog telah sekian lama mencoba mengungkap kapal Nabi Nuh dan misteri banjir besarnya. Peristiwa banjir bah zaman Nabi Nuh yang diperkirakan terjadi sekitar 4.500 tahun lalu atau pada tahun 2348 SM masih menjadi penelitian menarik sejumlah ilmuwan.
Ada penemuan 'kuburan' kapal di dasar Laut Hitam oleh para oseanografer di lepas laut Nassebar, Bulgaria.
Seperti dilansir dari news Australia, tempat ini rupanya istimewa. Di kedalaman 300 meter, ada 60 kapal karam.
Kapal ini rupanya kuno sekali, yang paling tua diduga berumur 400 SM. Kondisi di dasar Laut Hitam begitu unik, tidak ada oksigen yang mengakibatkan kapal karam ini terawetkan.
Diberitakan BBC, kapal-kapal ini bisa jadi petunjuk mengenai kapal Nabi Nuh. Beberapa ilmuwan percaya banjir Nabi Nuh terjadi 7.600 tahun lalu dan aslinya berlokasi di Laut Hitam.
Kisah banjir besar ini melahirkan legenda epik Gilgamesh dalam kebudayaan Mesopotamia selain juga kisah Nabi Nuh yang dipercayai Islam, Kristen dan Yahudi.
Dalam teori tahun 2000 oleh 2 ahli biologi kelautan, William Ryan dan Walter Pitman lewat buku Noah's Flood, banjir Nabi Nuh diduga terjadi di akhir Zaman Es.
Menurut penghitungan NASA, jika semua gletser dan lapisan es dunia mencair hanya menambah sedikit ketinggian banjir. Dipekirakan permukaan laut akan naik lebih dari 195 kaki atau 60 meter.
Kemudian, sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience memperkirakan bahwa ada 5,4 juta mil kubik atau 22,6 juta kilometer kubik air tanah yang tersimpan di 2 km bagian atas kerak bumi. Jumlah air ini jika tersembur keluar cukup untuk menutupi tanah hingga kedalaman 590 kaki atau 180 meter.
Tentu ini genangan banjir yang luar biasa, namun para peneliti masih penasaran karena ketinggian 180 meter belum bisa menutupi semua daratan. Masih ada kota-kota yang terletak di ketinggian ribuan kaki di atas permukaan laut, dan Gunung Everest, gunung tertinggi di Bumi, tingginya lebih dari 8.849 meter di atas permukaan laut.
“Jika melihat sebagai banjir global yang sampai menutupi gunung tertinggi di dunia, rasanya tidak ada cukup air yang ada di Bumi,” kata David Montgomery, profesor geomorfologi di University of Washington di Seattle dan penulis "The Rocks Don't Lie kepada Live Science.
Banyak hal menarik dari kisah banjir pada zaman nabi Nuh yang belum terungkap dan menjadi penelitian. Misalnya, pada akhir 1990-an, ahli kelautan William Ryan dan Walter Pitman berhipotesis pada pertemuan American Geophysical Union bahwa sekitar 7.500 tahun yang lalu, Laut Mediterania mulai mengalir ke Laut Hitam yang saat itu terisolasi.
Hipotesis yang dimuat dalam jurnal Science pada tahun 1998 menyebutkan, kondisi ini menyebabkan banjir besar di sekitar Laut Hitam, yang menjadi asal muasal banjir zaman Nabu Nuh. Montgomery menilai penelitian itu cukup masuk akal.
"Itu akan menjadi peristiwa yang mengganggu karena membanjiri seluruh dunia yang diketahui oleh orang-orang yang tinggal di sana. Itu bisa berlanjut menjadi kisah banjir Nuh dengan beberapa orang yang selamat yang melarikan diri ke Mesopotamia," kata Montgomery.
Sebuah studi tahun 2009 yang diterbitkan dalam jurnal Quaternary Science Review menyebutkan ada peristiwa banjir yang jauh lebih kecil daripada yang diusulkan dalam hipotesis Ryan dan Pitman. Ira Spar, profesor studi kuno di Ramapo College of New Jersey, mengatakan kepada Live Science.
(wbs)