Ini yang Dilakukan NASA Jika Astronot Meninggal Dunia di Luar Angkasa

Senin, 21 Agustus 2023 - 17:11 WIB
loading...
Ini yang Dilakukan NASA Jika Astronot Meninggal Dunia di Luar Angkasa
Ini yang Dilakukan NASA Jika Astronot Meninggal Dunia di Luar Angkasa. FOTO/ IFL SCIENCE
A A A
MENLO PARK - Beberapa ahli mengungkapkan situasi yang dapat menelan korban jiwa manusia saat berada di luar angkasa , termasuk apa yang terjadi pada tubuh mereka.



Seperti dilansir dari Daily Mail Senin (21/8/2023), sebanyak 20 orang tewas dalam enam dekade penerbangan luar angkasa.

Jumlah itu termasuk 14 orang yang tewas dalam tragedi pesawat antariksa National Aeronautics and Space Administration (NASA) pada 1986 dan 2003, tiga astronot pada misi Soyuz 11 pada 1971, dan tiga astronot lagi pada misi peluncuran Apollo 1 pada 1976.

Meskipun, NASA tidak memiliki protokol khusus untuk menangani insiden kematian di luar angkasa, namun para peneliti mengungkapkan bagaimana tragedi seperti itu bisa terjadi.

Padahal, ada beberapa cara yang bisa mengundang kejadian tak diinginkan saat berada di luar angkasa.

Diantaranya, astronot dapat terpapar ke luar angkasa tanpa pakaian pelindung atau kerusakan pada pakaian khusus atau kegagalan pesawat ruang angkasa yang tidak terduga dapat menyebabkan peristiwa semacam itu terjadi.

Menurut mantan komandan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), Chris Hadfield, dalam skenario terburuk, insiden yang tidak diinginkan juga bisa terjadi saat astronot melakukan spacewalk.

"Pada saat itu, astronot bisa terkena meteorit kecil dan tidak ada yang bisa dilakukan,''

"Batu luar angkasa dapat menembus lubang di pakaian khusus dan dalam beberapa detik, astronot dapat dilumpuhkan," katanya.

Profesor dari Taylor's College of Medicine, Emmanuel Urquieta mengatakan, begitu astronot terpapar ruang hampa udara, situasinya membuat mereka sulit bernapas.

"Astronot mungkin memiliki sekitar 15 detik setelah ketiadaan oksigen dan kemudian pingsan,''

"Beberapa menit kemudian, semua organ dalamnya akan gagal berfungsi sehingga menyebabkan astronot tersebut meninggal dunia," ujarnya.

Sementara itu, profesor Christopher Newman dan profesor Nick Caplan dari University of Northumbria menginformasikan bahwa proses pembusukan tidak terjadi secepat di Bumi.

Menurut mereka, jenazah bisa dibekukan di ruang angkasa yang dingin untuk mengurangi bobotnya.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1384 seconds (0.1#10.140)