5 Fakta Luna 25 Rusia, Gagal Mendarat di Bulan Akibat Salah Orbit

Minggu, 27 Agustus 2023 - 19:50 WIB
loading...
5 Fakta Luna 25 Rusia, Gagal Mendarat di Bulan Akibat Salah Orbit
Luna 25 atau disebut juga Luna-Glob-Lander, adalah misi pendarat bulan Rusia yang diluncurkan pada 10 Agustus 2023. Foto/Roscosmos/Spaceflightnow
A A A
MOSKOW - Luna 25 atau disebut juga Luna-Glob-Lander, adalah misi pendarat bulan Rusia yang diluncurkan pada 10 Agustus 2023. Luna 25 diluncurkan dari Vostochny Cosmodrome menggunakan roket Soyuz-2 dengan target pendaratan kutub selatan bulan .

Ada dua tujuan ilmiah utama dari misi ini Luna 25, yaitu mempelajari komposisi regolit kutub serta mempelajari komponen plasma dan debu eksosfer kutub bulan. Sayang, pesawat ruang angkasa Luna 25 gagal mencapai target karena diperkirakan jatuh atau menabrak permukaan bulan.

Berikut 5 fakta misi Luna 25 Rusia dirangkum SINDOnews dari laman nssdc.gsfc.nasa.gov, spaceflightnow, dan live science, Minggu (27/8/2023).

1. Misi Bulan Pertama Rusia Setelah 47 Tahun

Luna 25 diharapkan menjadi tonggak penting luar angkasa bagi Rusia karena merupakan misi pertama ke bulan setelah 47 tahun. Wahana penjelajahan bulan terakhir dari negara tersebut adalah Luna 24 yang diluncurkan pada tahun 1976, ketika Rusia masih menjadi bagian dari Uni Soviet.



Pesawat luar angkasa Luna 24 mendarat di Laut Krisis bulan (Mare Crisium) dan mengangkut sampel kembali ke Bumi. Peristiwa itu terjadi beberapa tahun setelah pendaratan terakhir manusia di bulan oleh NASA pada tahun 1972.

2. Membawa 8 Instrumen Sains

5 Fakta Luna 25 Rusia, Gagal Mendarat di Bulan Akibat Salah Orbit

Luna 25 membawa delapan instrumen sains, yaitu ADRON-LR (spektrometer sinar gamma dan neutron untuk mempelajari regolit permukaan), ARIES-L (pendeteksi partikel bermuatan dan netral di eksosfer kutub), LIS-TV-RPM (spektrometer infra-merah, mengukur air permukaan dan OH dipasang pada LRA), spektrometer massa LASMA-LR (untuk mengukur komposisi sampel regolit (1 - 2 cm kubik) dari LRA menggunakan ablasi laser).

Selanjutnya ada Detektor PML (untuk mempelajari debu di eksosfer kutub), STS-L (sistem pencitraan panorama dan lokal), THERMO-L (mempelajari sifat termal regolith), dan panel laser retroreflector (memiliki kecepatan transmisi data ke Bumi direncanakan sebesar 4 Mbits/detik).

3. Berisi 950 Kg Bahan Bakar

Pendarat Luna 25 memiliki pangkalan berkaki empat yang berisi roket pendaratan dan tangki propelan (bahan bakar), kompartemen atas menampung panel surya, peralatan komunikasi, komputer di dalam pesawat, pemanas dan radiator radiotermal, dan sebagian besar peralatan sains. Massa keringnya sekitar 800 kg, dan diperkirakan memiliki sekitar 950 kg propelan saat diluncurkan.



Pendarat ini memiliki Lunar Robotic Arm (Lunar Manipulator Complex/LRA) sepanjang 1,6 meter untuk memindahkan dan mengumpulkan regolit permukaan hingga kedalaman 20 hingga 30 cm. Massa total LRA adalah 5,5 kg, menggunakan daya nominal 30 W, dan daya maksimum 50 W.

4. Ditargetkan Beroperasi Setahun di Bulan

5 Fakta Luna 25 Rusia, Gagal Mendarat di Bulan Akibat Salah Orbit

Misi Luna 25 ditargetkan melakukan pendaratan di wilayah kutub selatan bulan, lokasi pendaratan utama berada di sebelah utara kawah Boguslavsky. Lokasi pendaratan cadangan berada di barat daya kawah Manzini.

Kedua titik koordinat tersebut merupakan pusat elips pendaratan berukuran 15 x 30 km. Pendarat tersebut diharapkan beroperasi di permukaan bulan, mencari air es, mempelajari regolit permukaan serta debu dan partikel eksosfer, selama satu tahun.

5. Penyebab Jatuh Masih Diselidiki

Badan Antariksa Rusia (Roscocmos) melaporkan pada Minggu 20 Agustus 2023 bahwa pendarat bulan Luna 25 Rusia telah jatuh ke permukaan bulan. Analisis awal menunjukkan bahwa manuver orbital yang tidak disengaja mengirim Luna 25 ke lintasan yang tidak terduga.



“Menurut hasil analisis awal, karena penyimpangan parameter impuls dari yang dihitung, sehingga perangkat beralih ke orbit di luar desain. Komisi antardepartemen yang dibentuk secara khusus akan menyelidiki kegagalan pendaratan di Bulan,” tulis Roscosmos.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1313 seconds (0.1#10.140)