Industri Antariksa Ukraina Hancur Akibat Perang Panjang dengan Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Perang dengan Rusia membuat industri antariksa Ukraina hancur dan terhentinya sejumlah kerja sama dengan negara lain. Salah satunya adalah proyek roket Antares yang terhenti akibat perang Rusia Ukraina yang mulai berkobar sejak 24 Februari 2022.
Padahal roket Antares yang digunakan Northrop Grumman sukses meluncurkan kargo ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 1 Agustus. Diketahui tahap pertama roket Antares dirakit di Kota Dnipro, Ukraina tengah.
Penerbangan tersebut merupakan yang terakhir untuk Antares jenis ini, seri 230, yang berisi komponen buatan Ukraina serta mesin buatan Rusia. Kolaborasi Ukraina dengan Northrop Grumman ini hancur akibat perang dengan Rusia.
Kantor Desain Negara Bagian Yuzhnoye dan pabrik roket Pembuatan Mesin Yuzhmash di Dnipro, tempat perakitan tahap pertama Antares, sudah berulang kali menjadi sasaran rudal Rusia. Skala pasti kerusakan yang dialami fasilitas-fasilitas ini tidak diketahui.
Pabrik-pabrik itu menjadi sasaran rudal Rusia karena sebagian besar telah beralih ke pembangunan teknologi militer. “Dnipro diserang hampir setiap minggu, dan (Rusia) menargetkan infrastruktur penting,” kata Volodymyr Usov, mantan kepala Antariksa Ukraina kepada Space.com, Senin (28/8/2023).
Sebelum perang, pabrik Yuzhmash dan Yuzhnoye biasa memproduksi sekitar 100 kendaraan peluncuran per tahun, termasuk roket Zenit medium-lift milik Ukraina. Di masa lalu roket Zenit digunakan untuk meluncurkan muatan komersial dari Baikonur Cosmodrome yang dikelola Rusia di Kazakhstan.
Roket Zenit juga dioperasikan oleh perusahaan internasional Sea Launch Alliance yang sekarang sudah tidak ada lagi. Yuzhmash dan Yuzhnoye juga memproduksi tahap teratas roket Vega ringan Eropa dan versi Vega C-nya.
Namun Usov mengatakan, sama seperti Antares, kerja sama tersebut juga mendekati akhir. Hilangnya kontrak-kontrak ini akan merugikan Ukraina, yang selama ini berupaya menciptakan sektor luar angkasa yang independen dari bayang-bayang Rusia.
Beberapa perusahaan rintisan, termasuk Kurs Orbital milik Usov dan perusahaan roket Skyrora yang berkantor pusat di Inggris, masih tetap menjalankan fasilitas penelitian dan pengembangan di Ukraina, meskipun operasi utama mereka berbasis di Eropa. Namun, proyek-proyek besar sebagian besar telah berakhir.
Perusahaan roket AS Firefly, yang enam tahun lalu membuka pusat penelitian dan pengembangan besar di Dnipro, telah menarik diri dari Ukraina. Dengan berakhirnya kemitraan ini, pasukan insinyur dan pakar antariksa Ukraina tidak hanya kehilangan pekerjaan, namun juga, terisolasi dari dunia luar.
Padahal roket Antares yang digunakan Northrop Grumman sukses meluncurkan kargo ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 1 Agustus. Diketahui tahap pertama roket Antares dirakit di Kota Dnipro, Ukraina tengah.
Penerbangan tersebut merupakan yang terakhir untuk Antares jenis ini, seri 230, yang berisi komponen buatan Ukraina serta mesin buatan Rusia. Kolaborasi Ukraina dengan Northrop Grumman ini hancur akibat perang dengan Rusia.
Kantor Desain Negara Bagian Yuzhnoye dan pabrik roket Pembuatan Mesin Yuzhmash di Dnipro, tempat perakitan tahap pertama Antares, sudah berulang kali menjadi sasaran rudal Rusia. Skala pasti kerusakan yang dialami fasilitas-fasilitas ini tidak diketahui.
Pabrik-pabrik itu menjadi sasaran rudal Rusia karena sebagian besar telah beralih ke pembangunan teknologi militer. “Dnipro diserang hampir setiap minggu, dan (Rusia) menargetkan infrastruktur penting,” kata Volodymyr Usov, mantan kepala Antariksa Ukraina kepada Space.com, Senin (28/8/2023).
Sebelum perang, pabrik Yuzhmash dan Yuzhnoye biasa memproduksi sekitar 100 kendaraan peluncuran per tahun, termasuk roket Zenit medium-lift milik Ukraina. Di masa lalu roket Zenit digunakan untuk meluncurkan muatan komersial dari Baikonur Cosmodrome yang dikelola Rusia di Kazakhstan.
Roket Zenit juga dioperasikan oleh perusahaan internasional Sea Launch Alliance yang sekarang sudah tidak ada lagi. Yuzhmash dan Yuzhnoye juga memproduksi tahap teratas roket Vega ringan Eropa dan versi Vega C-nya.
Namun Usov mengatakan, sama seperti Antares, kerja sama tersebut juga mendekati akhir. Hilangnya kontrak-kontrak ini akan merugikan Ukraina, yang selama ini berupaya menciptakan sektor luar angkasa yang independen dari bayang-bayang Rusia.
Beberapa perusahaan rintisan, termasuk Kurs Orbital milik Usov dan perusahaan roket Skyrora yang berkantor pusat di Inggris, masih tetap menjalankan fasilitas penelitian dan pengembangan di Ukraina, meskipun operasi utama mereka berbasis di Eropa. Namun, proyek-proyek besar sebagian besar telah berakhir.
Perusahaan roket AS Firefly, yang enam tahun lalu membuka pusat penelitian dan pengembangan besar di Dnipro, telah menarik diri dari Ukraina. Dengan berakhirnya kemitraan ini, pasukan insinyur dan pakar antariksa Ukraina tidak hanya kehilangan pekerjaan, namun juga, terisolasi dari dunia luar.
(wib)