Temuan Baru, Obat Penumbuh Gigi Manusia Siap Diluncurkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masalah gigi tanggal ke depan tidak akan menjadi momok lantaran ada solusinya. Tak sekadar gigi palsu atau implan, namun hasil riset terbaru memungkinkan tumbuhnya kembali gigi secara alami pada manusia meski sudah dewasa.
Idenya sederhana, sejatinya menusia memiliki set gigi ketiga. Tinggal mencari cara agar gigi set ketiga ini kembali tumbuh.
Selain set gigi ketiga , penelitian ini juga berpusat pada hiu yang memiliki kemampuan menumbuhkan kembali gigi.
Sekelompok peneliti Jepang menindaklanjuti studi tahun 2021 (diterbitkan di Scientific Reports) yang menunjukkan bagaimana obat yang menargetkan protein yang disintesis gen USAG-1 dapat berdampak pada jumlah gigi yang tumbuh pada hewan. Tim tersebut kini mengalihkan fokus ke manusia. Mereka akan mengumumkan uji klinis obat tersebut pada 2024 dan berharap obat siap digunakan pada 2030.
“Ide menumbuhkan gigi baru adalah dambaan setiap dokter gigi. Saya telah mengerjakan ini sejak saya masih mahasiswa pascasarjana. Saya yakin saya bisa mewujudkannya,” kata Katsu Takahashi, peneliti utama dan kepala departemen kedokteran gigi dan bedah mulut di Medical Research Institute Rumah Sakit Kitano di Osaka, kepada Mainichi.
“Kami berharap untuk melihat suatu masa ketika obat pertumbuhan kembali gigi menjadi pilihan ketiga selain gigi palsu dan implan.”
Takahashi telah menghabiskan waktu bertahun-tahun meneliti potensi pertumbuhan kembali gigi manusia. Dia berfokus pada peran gen dalam pertumbuhan gigi.
“Jumlah gigi bervariasi karena mutasi satu gen saja. Jika kita menjadikan hal tersebut sebagai target penelitian, seharusnya ada cara untuk mengubah jumlah gigi (yang dimiliki seseorang),” ujarnya.
Para peneliti menemukan protein USAG-1 dapat membatasi pertumbuhan gigi pada tikus, sehingga memastikan protein tersebut tidak terbentuk. Tim mengembangkan obat untuk memblokir protein dan berhasil membuat tikus menumbuhkan gigi baru.
Sebuah makalah tahun 2023 yang diterbitkan di Regenerative Therapy mengecam kurangnya pengobatan yang tersedia untuk pertumbuhan kembali gigi. Makalah ini juga menyoroti bagaimana pengobatan antibodi anti-USAG-1 pada tikus dapat menawarkan terobosan dalam mengobati gigi pada manusia.
Dengan sekitar 1 persen manusia menderita anodontia, suatu kondisi genetik yang tidak memungkinkan seluruh gigi tumbuh, ada harapan untuk pertumbuhan kembali gigi.
Harapan itu, menurut Takahashi, sudah memiliki titik awal. Dia mengatakan penelitian sebelumnya menunjukkan manusia memiliki set gigi ketiga yang sudah tertanam di mulut. Hal ini paling jelas terlihat pada 1 persen penderita hiperdontia, yaitu tumbuhnya lebih dari satu set gigi lengkap.
Takahashi percaya mengaktifkan rangkaian tunas ketiga dengan manipulasi gen yang tepat dapat mendorong pertumbuhan kembali gigi.
Jika semuanya berjalan baik dalam uji klinis mendatang, dunia mungkin akan memiliki lebih banyak gigi pada 2030.
Idenya sederhana, sejatinya menusia memiliki set gigi ketiga. Tinggal mencari cara agar gigi set ketiga ini kembali tumbuh.
Selain set gigi ketiga , penelitian ini juga berpusat pada hiu yang memiliki kemampuan menumbuhkan kembali gigi.
Sekelompok peneliti Jepang menindaklanjuti studi tahun 2021 (diterbitkan di Scientific Reports) yang menunjukkan bagaimana obat yang menargetkan protein yang disintesis gen USAG-1 dapat berdampak pada jumlah gigi yang tumbuh pada hewan. Tim tersebut kini mengalihkan fokus ke manusia. Mereka akan mengumumkan uji klinis obat tersebut pada 2024 dan berharap obat siap digunakan pada 2030.
“Ide menumbuhkan gigi baru adalah dambaan setiap dokter gigi. Saya telah mengerjakan ini sejak saya masih mahasiswa pascasarjana. Saya yakin saya bisa mewujudkannya,” kata Katsu Takahashi, peneliti utama dan kepala departemen kedokteran gigi dan bedah mulut di Medical Research Institute Rumah Sakit Kitano di Osaka, kepada Mainichi.
“Kami berharap untuk melihat suatu masa ketika obat pertumbuhan kembali gigi menjadi pilihan ketiga selain gigi palsu dan implan.”
Takahashi telah menghabiskan waktu bertahun-tahun meneliti potensi pertumbuhan kembali gigi manusia. Dia berfokus pada peran gen dalam pertumbuhan gigi.
“Jumlah gigi bervariasi karena mutasi satu gen saja. Jika kita menjadikan hal tersebut sebagai target penelitian, seharusnya ada cara untuk mengubah jumlah gigi (yang dimiliki seseorang),” ujarnya.
Para peneliti menemukan protein USAG-1 dapat membatasi pertumbuhan gigi pada tikus, sehingga memastikan protein tersebut tidak terbentuk. Tim mengembangkan obat untuk memblokir protein dan berhasil membuat tikus menumbuhkan gigi baru.
Sebuah makalah tahun 2023 yang diterbitkan di Regenerative Therapy mengecam kurangnya pengobatan yang tersedia untuk pertumbuhan kembali gigi. Makalah ini juga menyoroti bagaimana pengobatan antibodi anti-USAG-1 pada tikus dapat menawarkan terobosan dalam mengobati gigi pada manusia.
Baca Juga
Dengan sekitar 1 persen manusia menderita anodontia, suatu kondisi genetik yang tidak memungkinkan seluruh gigi tumbuh, ada harapan untuk pertumbuhan kembali gigi.
Harapan itu, menurut Takahashi, sudah memiliki titik awal. Dia mengatakan penelitian sebelumnya menunjukkan manusia memiliki set gigi ketiga yang sudah tertanam di mulut. Hal ini paling jelas terlihat pada 1 persen penderita hiperdontia, yaitu tumbuhnya lebih dari satu set gigi lengkap.
Takahashi percaya mengaktifkan rangkaian tunas ketiga dengan manipulasi gen yang tepat dapat mendorong pertumbuhan kembali gigi.
Jika semuanya berjalan baik dalam uji klinis mendatang, dunia mungkin akan memiliki lebih banyak gigi pada 2030.
(msf)