Terungkap, Wanita yang Baru Melahirkan Dapat Melihat Penampakan Wajah Aneh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para ilmuwan menemukan fakta bahwa para perempuan yang baru saja melahirkan memiliki kecenderungan melihat wajah pada benda-benda di sekitarnya.
Wajah- wajah manusia beragam rupa itu akan muncul pada formasi awan, pohon atau bahkan sepotong roti. Akan muncul wajah-wajah yang tampak familier di tempat tak terduga.
Fenomena ini disebut pareidolia wajah. Yaitu ketika orang mengidentifikasi gambar yang dapat dikenali pada objek atau pola cahaya acak.
Dilansir dari Daily Mail, Senin (18/9/2023), para peneliti mensurvei 401 wanita di tiga kelompok yang sedang hamil, pernah melahirkan dalam 12 bulan terakhir, atau tidak sama sekali.
Semua diperlihatkan serangkaian gambar termasuk wajah-wajah yang jelas di dalam sayuran atau di dalam formasi batuan, dan wajah-wajah yang sulit di dalam dedaunan dan api.
Wanita yang baru saja melahirkan lebih mungkin melihat wajah di kedua kategori tersebut dibandingkan wanita di kelompok lainnya.
“Hal ini menunjukkan bahwa perempuan lebih sensitif untuk melihat wajah pada masa awal menjadi orang tua, sehingga berpotensi meningkatkan ikatan sosial,” kata para peneliti.
Para peneliti dari Universitas Queensland di Australia melalui jurnal Biology Letters, mengatakan temuan ini membuktikan bahwa kepekaan manusia terhadap wajah tidak stabil sepanjang masa dewasa.
Mereka mengatakan mengalami pareidolia wajah sebelumnya dikaitkan dengan demensia, Parkinson, dan peningkatan perasaan kesepian.
“Mengukur faktor-faktor yang memprediksi perubahan sensitivitas ini akan sangat penting untuk memutuskan apakah pareidolia wajah hanyalah efek samping yang menyenangkan dari hipersensitivitas terhadap wajah atau alat diagnostik yang akan dimanfaatkan untuk memantau perkembangan penyakit dan menandai kondisi mental penurunan kesehatan,” tulis para peneliti.
Sebuah penelitian sebelumnya menemukan bahwa wajah yang terlihat pada benda mati lebih cenderung dianggap sebagai laki-laki. Dalam percobaan besar yang melibatkan hampir 4.000 orang dewasa, para peneliti menemukan adanya bias yang kuat dalam menafsirkan wajah sebagai laki-laki dibandingkan perempuan, dengan rasio sekitar 4:1.
Hal ini mungkin terjadi karena laki-laki adalah jenis kelamin default untuk wajah, kecuali detail visual lainnya seperti bulu mata panjang, bentuk alis, dan rambut panjang terlihat.
Wajah- wajah manusia beragam rupa itu akan muncul pada formasi awan, pohon atau bahkan sepotong roti. Akan muncul wajah-wajah yang tampak familier di tempat tak terduga.
Fenomena ini disebut pareidolia wajah. Yaitu ketika orang mengidentifikasi gambar yang dapat dikenali pada objek atau pola cahaya acak.
Dilansir dari Daily Mail, Senin (18/9/2023), para peneliti mensurvei 401 wanita di tiga kelompok yang sedang hamil, pernah melahirkan dalam 12 bulan terakhir, atau tidak sama sekali.
Semua diperlihatkan serangkaian gambar termasuk wajah-wajah yang jelas di dalam sayuran atau di dalam formasi batuan, dan wajah-wajah yang sulit di dalam dedaunan dan api.
Wanita yang baru saja melahirkan lebih mungkin melihat wajah di kedua kategori tersebut dibandingkan wanita di kelompok lainnya.
“Hal ini menunjukkan bahwa perempuan lebih sensitif untuk melihat wajah pada masa awal menjadi orang tua, sehingga berpotensi meningkatkan ikatan sosial,” kata para peneliti.
Para peneliti dari Universitas Queensland di Australia melalui jurnal Biology Letters, mengatakan temuan ini membuktikan bahwa kepekaan manusia terhadap wajah tidak stabil sepanjang masa dewasa.
Mereka mengatakan mengalami pareidolia wajah sebelumnya dikaitkan dengan demensia, Parkinson, dan peningkatan perasaan kesepian.
“Mengukur faktor-faktor yang memprediksi perubahan sensitivitas ini akan sangat penting untuk memutuskan apakah pareidolia wajah hanyalah efek samping yang menyenangkan dari hipersensitivitas terhadap wajah atau alat diagnostik yang akan dimanfaatkan untuk memantau perkembangan penyakit dan menandai kondisi mental penurunan kesehatan,” tulis para peneliti.
Sebuah penelitian sebelumnya menemukan bahwa wajah yang terlihat pada benda mati lebih cenderung dianggap sebagai laki-laki. Dalam percobaan besar yang melibatkan hampir 4.000 orang dewasa, para peneliti menemukan adanya bias yang kuat dalam menafsirkan wajah sebagai laki-laki dibandingkan perempuan, dengan rasio sekitar 4:1.
Hal ini mungkin terjadi karena laki-laki adalah jenis kelamin default untuk wajah, kecuali detail visual lainnya seperti bulu mata panjang, bentuk alis, dan rambut panjang terlihat.
(msf)