Susut 1,5 Juta Km Persegi, Luas Es Laut Antartika Mencapai Titik Terendah
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Luas es yang mengelilingi lautan benua Antartika mencapai titik terendah dalam sejarah pada tahun ini. Es yang mengelilingi benua paling selatan bumi ini berukuran kurang dari 17 juta km persegi, setelah susut 1,5 juta km persegi.
Para peneliti dari Pusat Data Salju dan Es Nasional AS (US National Snow and Ice Data Center) mengungkapkan bahwa es Antartika selama musim panas ini adalah yang terendah yang pernah tercatat. Berkurangnya es laut dapat mengancam habitat penguin, anjing laut, dan kehidupan hewan Antartika lainnya, dan juga berkontribusi terhadap kenaikan permukaan laut global.
“Ini jauh di luar apa yang pernah kita lihat, sungguh menakjubkan,” kata Walter Meier, peneliti senior di Pusat Data Salju dan Es Nasional, kepada BBC.
Antartika, benua paling selatan di dunia, adalah daratan yang tertutup es di Samudera Selatan atau yang dikenal sebagai Samudera Antarktika. Meski Antartika merupakan daratan, namun air laut yang mengelilingi benua tersebut juga membeku sehingga membuat benua tersebut terlihat lebih besar dari ukuran sebenarnya.
Jumlah es yang mengelilingi Antartika dikenal sebagai es laut. Laut es ini membentang dari ujung utara pada musim dingin dan menyusut hampir ke garis pantai setiap musim panas seiring naik dan turunnya suhu.
Para ilmuwan terus melacak luas es laut sepanjang musim dan membandingkan ukurannya dengan bulan-bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya, untuk melihat perubahannya. Mereka berpendapat bahwa es laut di Antartika sangat penting karena memantulkan cahaya matahari, membantu menjaga daerah kutub tetap sejuk.
Tanpa lapisan es ini, bagian-bagian gelap lautan akan terlihat, sehingga menyerap sinar matahari dan bukan memantulkannya. Pada gilirannya akan memanaskan wilayah tersebut dan semakin mempercepat hilangnya es.
Mencairnya es tentu saja berkontribusi terhadap kenaikan permukaan air laut, yang dikhawatirkan oleh para ilmuwan akan menyebabkan kota-kota besar di seluruh dunia mengalami banjir pada abad ini.
Data dari Pusat Data Salju dan Es Nasional baru-baru ini menunjukkan bahwa luas es laut lebih rendah dari rata-rata sejak pencatatan dimulai, kapan pun sepanjang tahun. Terungkap bahwa hanya ada 1,91 juta km persegi es yang mengelilingi benua itu pada bulan Februari, terendah sejak pencatatan dimulai.
Para peneliti dari Pusat Data Salju dan Es Nasional AS (US National Snow and Ice Data Center) mengungkapkan bahwa es Antartika selama musim panas ini adalah yang terendah yang pernah tercatat. Berkurangnya es laut dapat mengancam habitat penguin, anjing laut, dan kehidupan hewan Antartika lainnya, dan juga berkontribusi terhadap kenaikan permukaan laut global.
“Ini jauh di luar apa yang pernah kita lihat, sungguh menakjubkan,” kata Walter Meier, peneliti senior di Pusat Data Salju dan Es Nasional, kepada BBC.
Antartika, benua paling selatan di dunia, adalah daratan yang tertutup es di Samudera Selatan atau yang dikenal sebagai Samudera Antarktika. Meski Antartika merupakan daratan, namun air laut yang mengelilingi benua tersebut juga membeku sehingga membuat benua tersebut terlihat lebih besar dari ukuran sebenarnya.
Jumlah es yang mengelilingi Antartika dikenal sebagai es laut. Laut es ini membentang dari ujung utara pada musim dingin dan menyusut hampir ke garis pantai setiap musim panas seiring naik dan turunnya suhu.
Para ilmuwan terus melacak luas es laut sepanjang musim dan membandingkan ukurannya dengan bulan-bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya, untuk melihat perubahannya. Mereka berpendapat bahwa es laut di Antartika sangat penting karena memantulkan cahaya matahari, membantu menjaga daerah kutub tetap sejuk.
Tanpa lapisan es ini, bagian-bagian gelap lautan akan terlihat, sehingga menyerap sinar matahari dan bukan memantulkannya. Pada gilirannya akan memanaskan wilayah tersebut dan semakin mempercepat hilangnya es.
Mencairnya es tentu saja berkontribusi terhadap kenaikan permukaan air laut, yang dikhawatirkan oleh para ilmuwan akan menyebabkan kota-kota besar di seluruh dunia mengalami banjir pada abad ini.
Data dari Pusat Data Salju dan Es Nasional baru-baru ini menunjukkan bahwa luas es laut lebih rendah dari rata-rata sejak pencatatan dimulai, kapan pun sepanjang tahun. Terungkap bahwa hanya ada 1,91 juta km persegi es yang mengelilingi benua itu pada bulan Februari, terendah sejak pencatatan dimulai.
(wib)