Misteri Pembuatan Sphinx Agung Belum Terpecahkan, Benarkah Dipahat Angin Gurun?

Rabu, 01 November 2023 - 07:52 WIB
loading...
Misteri Pembuatan Sphinx...
Sejarawan sepakat bahwa wajah patung Sphinx Agung diukir oleh tukang batu ketika dibangun 4.500 tahun yang lalu oleh bangsa Mesir kuno, namun ilmuwan berteori angin gurun yang memahat secara alami membentuk keseluruhan kontur sphinx. Foto/Wikipedia
A A A
KAIRO - Sejarawan sepakat bahwa wajah patung Sphinx Agung diukir oleh tukang batu ketika dibangun 4.500 tahun yang lalu oleh bangsa Mesir kuno. Namun para ilmuwan berteori sejak tahun 1980-an bahwa angin gurun yang memahat secara alami membentuk keseluruhan kontur sphinx.

Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Universitas New York menguji teori tersebut dengan membuat patung miniatur mirip singa dari tanah liat menggunakan dinamika fluida. Mereka menemukan bahwa ada kemungkinan bentuk alami batu tersebut menginspirasi orang Mesir untuk menciptakan sphinx.

“Temuan kami menawarkan kemungkinan awal bagaimana formasi mirip Sphinx dapat muncul dari erosi. Percobaan laboratorium kami menunjukkan bahwa bentuk mirip Sphinx ternyata berasal dari material yang terkikis oleh arus deras,” kata Profesor Leif Ristroph dikutip SINDOnews dari laman Daily Mail, Rabu (1/11/2023).



Tim peneliti yang dipimpin Ristroph menggunakan teori yang pernah dikemukakan oleh ahli geologi Farouk El-Baz pada tahun 1981. El-Baz menyatakan bahwa formasi Sphinx pada awalnya berbentuk datar, secara bertahap terkikis oleh angin.

Mantan ilmuwan NASA ini mendalilkan bahwa pembangun piramida mengetahui proses alami ini dan membangun struktur batu runcingnya agar tahan lama, seperti bukit. “Saat ini, piramida Giza berada dalam harmoni yang sempurna dengan lingkungannya yang berangin,” kata El-Baz dalam pernyataannya pada tahun 2011.

Dia menambahkan, seandainya orang-orang zaman dahulu membangun monumen-monumen mereka dalam bentuk kubus, persegi panjang, atau bahkan stadion, monumen-monumen itu pasti sudah lama terhapus oleh kerusakan akibat erosi angin.

Dia juga berteori bahwa yardang, formasi batuan tidak biasa yang ditemukan di gurun akibat debu dan pasir yang tertiup angin, yang secara alami diukir oleh angin mungkin muncul di Dataran Tinggi Giza. Lokasi ini digunakan untuk membangun Sphinx Agung yang megah.



“Para insinyur kuno mungkin telah memilih untuk membentuk kembali kepalanya sesuai dengan gambar raja mereka. Mereka juga memberinya tubuh mirip singa, terinspirasi oleh bentuk yang mereka temui di gurun,” kata El-Baz.

Studi Baru Replikasi Yardang

Leif Ristroph menguji kembali teori yardang yang disampaikan El-Baz dengan menggunakan gundukan tanah liat lunak dengan campuran bahan yang lebih keras dan tidak mudah terkikis. Formasi tersebut menggambarkan lanskap yang dulu ada di Mesir bagian timur.

Mereka kemudian menyapu formasi ini dengan aliran air yang mengalir deras untuk meniru angin yang mengukir dan membentuk kembali formasi tersebut. Pada akhirnya mencapai penampakan seperti Sphinx.
Misteri Pembuatan Sphinx Agung Belum Terpecahkan, Benarkah Dipahat Angin Gurun?


Bahan yang lebih keras atau lebih tahan menjadi kepala singa, dan banyak fitur lainnya seperti leher yang dipotong, cakar yang diletakkan di depan tanah, dan punggung yang melengkung. “Hasil penelitian kami menguji teori asal usul sederhana bagaimana formasi mirip Sphinx dapat muncul dari erosi,” kata Ristroph.



Dia menambahkan, penelitian ini mungkin berguna bagi ahli geologi karena mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi formasi batuan, yaitu komposisinya yang tidak homogen atau seragam. Termasuk menguji bentuk tak terduga Sphinx berasal dari aliran sungai dialihkan ke sekitar bagian yang lebih keras atau lebih mudah terkikis.

Diketahui Sphinx Agung dianggap oleh sebagian besar ahli Mesir Kuno mewakili kemiripan dengan Raja Khafra. Arkeolog lain juga percaya bahwa Djadefre, kakak laki-laki Khafra, membangun Sphinx untuk menghormati ayahnya, Khufu.

Ini berarti waktu pembangunannya antara tahun 2550 SM dan 2450 SM. Namun, bukti terbatas yang menghubungkan Sphinx dengan Khafra bersifat tidak langsung dan agak ambigu.

Sphinx Agung tetap tersembunyi hingga tahun 1817, sampai ketika tim penggalian yang dipimpin oleh arkeolog Italia Giovanni Battista Caviglia menemukannya. Kemudian baru pada tahun 1887 dada, cakar, altar, dan dataran tinggi terlihat sepenuhnya.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3656 seconds (0.1#10.140)