Mengenal Manta, Perahu Pemakan Sampah Plastik di Lautan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebuah solusi yang cerdik mengurangi sampah plastik di lautan dicetuskan oleh konten kreator Sam Bentley. Ia mengenalkan Manta, perahu pemakan sampah.
Dalam videonya yang dikutip dari TCD, Jumat (3/11/2023), Bentley menjelaskan cara kerja Manta, perahu pemakan plastik dari organisasi depolusi laut The Sea Cleaners. Manta diklaim mampu beroperasi hingga 20 jam sehari berkat perpaduan tenaga surya dan angin. Sampah yang berhasil dikumpulkan dikonversi menjadi bahan bakar Manta.
Alat yang disematkan di bodi Manta tersebut dapat menghilangkan sekitar tiga ton limbah dari air setiap jamnya. Sampah kemudian dibawa ke ban berjalan untuk dipilah ke dalam berbagai kategori bahan, termasuk plastik, kaca, dan aluminium yang dapat didaur ulang kembali di darat.
Manta disebut sebagai contoh penggunaan teknologi terhadap masalah polusi plastik yang menyebabkan kebocoran bahan kimia beracun ke dalam pasokan air dan menyebabkan penumpukan mikroplastik yang dapat tertelan oleh makhluk laut dan membahayakan habitat laut.
The Sea Cleaners menyebutkan bahwa 1,5 juta hewan laut mati setiap tahun karena polusi plastik. Sementara itu, plastik tidak terurai secara alami dan bertahan di lingkungan selama ratusan tahun.
Meskipun Manta menjadi sebuah solusi yang bagus untuk membersihkan sampah plastik , mengurangi ketergantungan pada bahan plastik dapat membantu mencegah dampak buruk yang ditimbulkannya.
MG/Athaya Ramadhan
Dalam videonya yang dikutip dari TCD, Jumat (3/11/2023), Bentley menjelaskan cara kerja Manta, perahu pemakan plastik dari organisasi depolusi laut The Sea Cleaners. Manta diklaim mampu beroperasi hingga 20 jam sehari berkat perpaduan tenaga surya dan angin. Sampah yang berhasil dikumpulkan dikonversi menjadi bahan bakar Manta.
Alat yang disematkan di bodi Manta tersebut dapat menghilangkan sekitar tiga ton limbah dari air setiap jamnya. Sampah kemudian dibawa ke ban berjalan untuk dipilah ke dalam berbagai kategori bahan, termasuk plastik, kaca, dan aluminium yang dapat didaur ulang kembali di darat.
Manta disebut sebagai contoh penggunaan teknologi terhadap masalah polusi plastik yang menyebabkan kebocoran bahan kimia beracun ke dalam pasokan air dan menyebabkan penumpukan mikroplastik yang dapat tertelan oleh makhluk laut dan membahayakan habitat laut.
The Sea Cleaners menyebutkan bahwa 1,5 juta hewan laut mati setiap tahun karena polusi plastik. Sementara itu, plastik tidak terurai secara alami dan bertahan di lingkungan selama ratusan tahun.
Meskipun Manta menjadi sebuah solusi yang bagus untuk membersihkan sampah plastik , mengurangi ketergantungan pada bahan plastik dapat membantu mencegah dampak buruk yang ditimbulkannya.
MG/Athaya Ramadhan
(msf)