Intip Perbedaan Rudal Balistik KN-23, KN-24, dan KN-25 Milik Korea Utara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada banyak rudal balistik yang dimiliki Korea Utara . Beberapa di antaranya adalah jenis rudal balistik jarak pendek (SRBM).
Dalam perkembangannya, Korea Utara terus meningkatkan kekuatan militernya. Tak hanya berkaitan dengan kualitas tentara, namun juga persenjataan canggih yang bisa mendukung kekuatan negara tersebut.
Dari sekian banyak jenis persenjataan yang dimiliki, Korea Utara juga dikenal banyak memiliki rudal balistik andalan. Untuk jenis SRBM, Korea Utara memiliki KN-23, KN-24, hingga KN-35.
Meski sama-sama berstatus buatan Korea Utara, namun masing-masing rudal tersebut memiliki sejumlah perbedaan mendasar. Berikut ulasannya yang bisa disimak.
KN-23 merupakan rudal balistik jarak pendek yang dikembangkan Korea Utara. Mirip rudal Iskander, para analis menilai senjata tersebut dirancang dengan bantuan negara lain, khususnya Rusia.
Mengutip laman Missile Threat, Kamis (9/11/2023), Korea Utara pertama kali mengujinya pada Mei 2019. Waktu itu, jangkauannya dikatakan mencapai 240 km.
KN-23 memiliki panjang sekitar 7,5 m, diameter 0,95 m, dan bobot hingga 3.415 kg. Pada performanya, rudal ini diperkirakan mampu membawa hulu ledak seberat 500 kg hingga jarak 450 km.
Lebih jauh, KN-23 juga dikenal dengan kemampuannya melakukan manuver pull-up selama fase terminal penerbangannya. Hal ini bisa membuatnya lebih sulit untuk dihalau dengan sistem pertahanan sejenis anti rudal.
Jika KN-23 mirip rudal Iskander Rusia, KN-24 memiliki kemiripan dengan MGM-140 ATACMS buatan Amerika Serikat. Uji coba perdana rudal ini berlangsung pada Agustus 2019.
Media pemerintah Korea Utara menyebut rudal ini sebagai ‘Tactical Guide Weapon’. Sementara dinas intelijen AS menetapkan rudal tersebut dengan nama KN-24.
Pada penampilannya, KN-24 menyerupai desain MGM-140 ATACMS milik Amerika Serikat. Ukurannya sendiri sekitar panjang 4,57-5,55 m dengan diameter antara 0,7-0,85 m.
Melihat performanya, KN-24 sudah pernah mencapai jangkauan 410 km. Tak hanya itu, mereka juga bisa bermanuver dan terbang dengan lintasan non-parabola.
Manuver tersebut memungkinkannya untuk mempersulit kinerja sistem pertahanan udara anti rudal musuh. Analis berspekulasi bahwa rudal ini bisa membawa hulu ledak dengan muatan antara 400-500 kg.
Media pemerintah Korea Utara menyebut KN-25 sebagai sistem peluncuran roket ganda (MLRS) super besar. Namun, karena melihat ukuran dan jangkauan rudalnya yang lebih besar, Amerika Serikat memasukkannya dalam kategori rudal balistik jarak pendek (SRBM).
KN-25 pertama kali menjalani uji coba pada pertengahan 2019. Selama peluncurannya, rudal ini bisa mencapai jangkauan 240 km hingga 400 km.
Mengutip Military Today, KN-25 menggunakan sistem navigasi inersia dan satelit sebagai panduannya. Beberapa sumber lain bahkan menyebutkan sistem rudal ini mampu membawa hulu ledak nuklir berdaya rendah.
Jadi, dapat dipahami bahwa antara rudal balistik KN-23, KN-24, dan KN-25 memang sama-sama berstatus buaran Korea Utara. Namun, masing-masing di antaranya memiliki perbedaan mendasar, terutama dari hulu ledak yang dibawa hingga jangkauan serangannya.
Dalam perkembangannya, Korea Utara terus meningkatkan kekuatan militernya. Tak hanya berkaitan dengan kualitas tentara, namun juga persenjataan canggih yang bisa mendukung kekuatan negara tersebut.
Dari sekian banyak jenis persenjataan yang dimiliki, Korea Utara juga dikenal banyak memiliki rudal balistik andalan. Untuk jenis SRBM, Korea Utara memiliki KN-23, KN-24, hingga KN-35.
Meski sama-sama berstatus buatan Korea Utara, namun masing-masing rudal tersebut memiliki sejumlah perbedaan mendasar. Berikut ulasannya yang bisa disimak.
Perbedaan Rudal Balistik KN-23, KN-24, dan KN-25
1. KN-23
KN-23 merupakan rudal balistik jarak pendek yang dikembangkan Korea Utara. Mirip rudal Iskander, para analis menilai senjata tersebut dirancang dengan bantuan negara lain, khususnya Rusia.
Mengutip laman Missile Threat, Kamis (9/11/2023), Korea Utara pertama kali mengujinya pada Mei 2019. Waktu itu, jangkauannya dikatakan mencapai 240 km.
KN-23 memiliki panjang sekitar 7,5 m, diameter 0,95 m, dan bobot hingga 3.415 kg. Pada performanya, rudal ini diperkirakan mampu membawa hulu ledak seberat 500 kg hingga jarak 450 km.
Lebih jauh, KN-23 juga dikenal dengan kemampuannya melakukan manuver pull-up selama fase terminal penerbangannya. Hal ini bisa membuatnya lebih sulit untuk dihalau dengan sistem pertahanan sejenis anti rudal.
2. KN-24
Jika KN-23 mirip rudal Iskander Rusia, KN-24 memiliki kemiripan dengan MGM-140 ATACMS buatan Amerika Serikat. Uji coba perdana rudal ini berlangsung pada Agustus 2019.
Media pemerintah Korea Utara menyebut rudal ini sebagai ‘Tactical Guide Weapon’. Sementara dinas intelijen AS menetapkan rudal tersebut dengan nama KN-24.
Pada penampilannya, KN-24 menyerupai desain MGM-140 ATACMS milik Amerika Serikat. Ukurannya sendiri sekitar panjang 4,57-5,55 m dengan diameter antara 0,7-0,85 m.
Melihat performanya, KN-24 sudah pernah mencapai jangkauan 410 km. Tak hanya itu, mereka juga bisa bermanuver dan terbang dengan lintasan non-parabola.
Manuver tersebut memungkinkannya untuk mempersulit kinerja sistem pertahanan udara anti rudal musuh. Analis berspekulasi bahwa rudal ini bisa membawa hulu ledak dengan muatan antara 400-500 kg.
3. KN-25
Media pemerintah Korea Utara menyebut KN-25 sebagai sistem peluncuran roket ganda (MLRS) super besar. Namun, karena melihat ukuran dan jangkauan rudalnya yang lebih besar, Amerika Serikat memasukkannya dalam kategori rudal balistik jarak pendek (SRBM).
KN-25 pertama kali menjalani uji coba pada pertengahan 2019. Selama peluncurannya, rudal ini bisa mencapai jangkauan 240 km hingga 400 km.
Mengutip Military Today, KN-25 menggunakan sistem navigasi inersia dan satelit sebagai panduannya. Beberapa sumber lain bahkan menyebutkan sistem rudal ini mampu membawa hulu ledak nuklir berdaya rendah.
Jadi, dapat dipahami bahwa antara rudal balistik KN-23, KN-24, dan KN-25 memang sama-sama berstatus buaran Korea Utara. Namun, masing-masing di antaranya memiliki perbedaan mendasar, terutama dari hulu ledak yang dibawa hingga jangkauan serangannya.
(okt)