Diharapkan Pulih Tahun 2045, Lubang Ozon di Antartika Malah Makin Besar

Rabu, 22 November 2023 - 14:52 WIB
loading...
Diharapkan Pulih Tahun 2045, Lubang Ozon di Antartika Malah Makin Besar
Lubang-lubang ozon yang berukuran kecil di Kutub Utara diproyeksikan akan pulih pada tahun 2045. Foto/NASA/Science Alert
A A A
AUCKLAND - Lubang-lubang ozon yang berukuran kecil di Kutub Utara diproyeksikan akan pulih pada tahun 2045. Namun, lubang di lapisan ozon Antartika semakin dalam pada pertengahan musim semi selama dua dekade terakhir.

Lubang ozon di Antartika biasanya terbuka pada bulan September dan berlangsung hingga November, bertepatan dengan musim semi di Belahan Bumi Selatan. Para peneliti mengatakan dari pengamatan bulan September, mengindikasikan pemulihan yang mungkin disebabkan oleh pengurangan CFC.

Pada bulan Oktober, ketika lubang tersebut sering kali menampilkan ukuran terbesar, tingkat ozon di lapisan tengah stratosfer menyusut sebesar 26% dari tahun 2004 hingga 2022. Hannah Kessenich dalam jurnal Nature Communications mengatakan ini menunjukkan pengurangan penggunaan CFC sesuai Protokol Montreal tahun 1987.



Pada bulan Januari 2023, penilaian besar yang didukung PBB menemukan bahwa perjanjian tersebut (Protokol Montreal) berhasil. Laporan tersebut memproyeksikan lapisan ozon di Antartika pada sekitar tahun 2066 akan kembali seperti kondisi tahun 1980.

Sebaliknya, menurut para peneliti Selandia Baru yang terlibat dalam studi baru di jurnal Nature Communications belum ada pengurangan signifikan pada area lubang ozon di Antartika meskipun terjadi penurunan CFC. Bahkan semakin sedikit ozon di tengah lubang tersebut seiring berjalannya waktu.
Diharapkan Pulih Tahun 2045, Lubang Ozon di Antartika Malah Makin Besar


“Enam dari sembilan tahun terakhir jumlah ozon yang sangat rendah dan lubang ozon sangat besar. Ini terjadi mungkin karena perubahan iklim sehingga menutupi sebagian proses pemulihan lapisan ozon,” kata Annika Seppala dari Universitas Otago Selandia Baru kepada AFP, Rabu (22/11/2023).

Ilmuwan ozon terkemuka Susan Solomon, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan kepada AFP bahwa penelitian ini harus dilihat dari sudut pandang lain. Mengingat beberapa tahun terakhir ini sangat tidak biasa.



Solomon menunjukkan bahwa lubang ozon pada tahun 2020 menjadi 10% lebih luas akibat kebakaran hutan besar-besaran "Sabtu Hitam" di Australia. Letusan dahsyat gunung berapi Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai di lepas pantai Tonga pada tahun 2022 juga diyakini telah mempengaruhi tingkat ozon saat ini.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5809 seconds (0.1#10.140)