NASA Klaim Sisa-sisa Banjir Besar Zaman Nabi Nuh dapat Dilihat dari Antariksa

Minggu, 17 Desember 2023 - 13:32 WIB
loading...
NASA Klaim Sisa-sisa...
Banjir besar zaman Nabi Nuh diklaim dapat dilihat dari Antariksa. FOTO/ IFL SCIENCE
A A A
NEW YORK - Sekelompok astronot NASA melihat sisa-sisa banjir besar zaman Nabi Nuh yang diperkirakan terjadi sekitar 4.500 tahun lalu atau pada tahun 2348 SM.



Bekas banjir yang berasal dari banjir sekitar 10.000 hingga 20.000 tahun yang lalu dapat terlihat dari luar angkasa dalam bentuk pola melingkar atau oval.

Pola-pola ini disebut “bekas banjir” atau “bekas banjir.” Mereka terbentuk ketika air dari banjir mengalir di atas permukaan yang datar dan meninggalkan jejak.

Formasi tersebut merupakan misteri lama bagi para ahli geologi hingga tahun 1920-an ketika seorang guru sains sekolah menengah bernama Harley Bretz berteori bahwa formasi tersebut mungkin terbentuk oleh aliran glasial.

“Scablands yang tersalurkan adalah catatan erosif dari sungai-sungai besar yang bergradien tinggi dan berasal dari gletser,” tulisnya dalam makalah penelitiannya pada tahun 1923.

Bekas banjir dapat terlihat di seluruh dunia, tetapi mereka paling menonjol di daerah yang memiliki tanah yang datar dan kaya nutrisi.

Mereka juga dapat terlihat di daerah yang memiliki iklim yang hangat dan lembap, karena air lebih mungkin untuk membanjiri di daerah ini.

Bekas banjir dapat digunakan untuk mempelajari sejarah banjir dan iklim. Mereka dapat menunjukkan kepada kita seberapa sering banjir terjadi di masa lalu dan seberapa besar banjir tersebut. Mereka juga dapat menunjukkan kepada kita bagaimana iklim telah berubah selama waktu.

Menurut penghitungan NASA, jika semua gletser dan lapisan es dunia mencair hanya menambah sedikit ketinggian banjir. Dipekirakan permukaan laut akan naik lebih dari 195 kaki atau 60 meter.

Kemudian, sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience memperkirakan bahwa ada 5,4 juta mil kubik atau 22,6 juta kilometer kubik air tanah yang tersimpan di 2 km bagian atas kerak bumi. Jumlah air ini jika tersembur keluar cukup untuk menutupi tanah hingga kedalaman 590 kaki atau 180 meter.

Tentu ini genangan banjir yang luar biasa, namun para peneliti masih penasaran karena ketinggian 180 meter belum bisa menutupi semua daratan.

Masih ada kota-kota yang terletak di ketinggian ribuan kaki di atas permukaan laut, dan Gunung Everest, gunung tertinggi di Bumi, tingginya lebih dari 8.849 meter di atas permukaan laut.

“Jika melihat sebagai banjir global yang sampai menutupi gunung tertinggi di dunia, rasanya tidak ada cukup air yang ada di Bumi,” kata David Montgomery, profesor geomorfologi di University of Washington di Seattle dan penulis ''The Rocks Don't Lie'' kepada Live Science.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1259 seconds (0.1#10.140)