Arkeolog Desak Peneliti Buktikan Klaim Gunung Padang sebagai Piramida Tertua di Dunia

Senin, 18 Desember 2023 - 10:57 WIB
loading...
Arkeolog Desak Peneliti Buktikan Klaim Gunung Padang sebagai Piramida Tertua di Dunia
Gunung Padang diklaim sebagai Piramida Tertua di Dunia. FOTO/ ARKEONEWS
A A A
PADANG - Sejumlah arkeolog mengkritik pernyataan sekelompok peneliti yang mengklaim adanya piramida kuno yang tersembunyi di bawah Gunung Padang di Indonesia, yang diyakini sebagai piramida tertua di dunia.



Bulan lalu, sekelompok peneliti mengklaim bahwa piramida tersebut dibangun dari Zaman Es terakhir, yaitu lebih dari 16.000 tahun yang lalu, menunjukkan bahwa Gunung Padang kemungkinan berusia 10.000 tahun lebih tua dari semua monumen dan piramida Giza di Mesir dan Inggris. bangunan batu terkenal, Stonehenge.

Bahkan, tim peneliti melalui jurnal Archaeological Prospection menyebutkan bahwa usia Gunung Padang bisa lebih dari dua kali lipat usia megalit kuno tersebut.

Klaim tersebut menjadi berita utama di seluruh dunia namun mendapat kritik keras dari banyak arkeolog yang bersikeras bahwa tidak ada satu pun bukti yang disajikan oleh kelompok peneliti untuk membenarkan kesimpulan mereka tentang jaman dahulu Gunung Padang.

Mengutip laporan The Guardian Senin (18/12/2023), tim arkeologi memperkirakan pemukiman di situs kuno tersebut mungkin dibangun sekitar 6.000 hingga 7.000 tahun yang lalu.

“Data yang disajikan dalam makalah ini tidak memberikan dukungan terhadap kesimpulan akhir mereka bahwa pemukiman tersebut sudah sangat tua. Namun, itulah yang menjadi berita utama. Saya sangat terkejut makalah ini diterbitkan sebagaimana adanya,'' kata arkeolog dari Universitas Cardiff, Flint Dibble.

Protes tersebut memaksa editor jurnal Archaeological Prospection untuk segera melakukan penyelidikan.

“Penyelidikan ini dapat mengatasi kekhawatiran yang diajukan oleh pihak ketiga mengenai konten ilmiah dari makalah kami,'' kata penulis utama makalah tersebut, Prof. Danny Hillman Natawidjaja pekan lalu.

“Kami secara aktif terlibat dalam mengatasi permasalahan ini,” tambahnya.

Kontroversi ini dipicu oleh penemuan bahwa makalah tersebut telah dikoreksi oleh penulis Graham Hancock.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3523 seconds (0.1#10.140)