Suku Navajo Menentang Penerbangan Sisa Kremasi Manusia ke Bulan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Beberapa pihak di Amerika Serikat akan meluncurkan wahana antariksa pertamanya di bulan pada Senin (8/1/2024) mendatang. Namun, rencana tersebut terancam batal karena salah satu elemen masyarakatnya, Suku Navajo menentangnya.
Roket Vulcan Centaur baru milik United Launch Alliance akan diluncurkan dari Kennedy Space Center di Florida membawa pendarat bulan Peregrine milik Astrobotic dengan muatan Celestis dan Elysium yang berisi jenazah manusia dan DNA.
Suku Navajo yang memiliki sekira 300 ribu anggota atau suku pribumi terbesar kedua di Amerika ini menyuarakan kekhawatiran atas rencana tadi. Lantaran mereka mempercayai bahwa bulan sebagai tempat yang suci serta sakral dalam kulturnya dan tak layak dikotori dengan membuang 'sampah' dari Bumi.
Misi Peregrine sejatinya menyelidiki radiasi permukaan Bulan serta membantu badan luar angkasa AS, NASA mempersiapkan misi berawak ke sana dalam program Artemis. Namun, misi lainnya setelah ditelusuri ada beberapa manifest barang muatan dari dua perusahaan—Elysium Space dan Celestis berisi sisa-sisa kremasi dan DNA untuk ditinggalkan di Bulan selamanya.
Meskipun Elysium tidak memberikan rincian, Celestis memiliki 69 daftar barang individu, beberapa di antaranya pencipta Star Trek yang sudah meninggal Gene Roddenberry, penulis fiksi ilmiah Arthur C. Clarke, dan seekor anjing bernama Indica-Noodle Fabiano.
Para peserta misi ini membayar harga mulai dari 12.995 dollar AS atau setara Rp 201 juta berdasarkan informasi situs web perusahaan tersebut.
Dalam surat tertanggal 21 Desember 2023 yang ditujukan kepada pejabat NASA dan Departemen Transportasi, Presiden Navajo Nation Buu Nygren menyampaikan pemikirannya. "Kami punya kekhawatiran dan kekecewaan mendalam mengenai suatu hal yang sangat penting, dan kami meminta NASA untuk menunda peluncuran karena Bulan memiliki posisi sakral dalam banyak budaya Pribumi, termasuk kami," tulis Nygren.
Tindakan menaruh sisa manusia dan bahan lainnya, menurut Nygren, setara dengan penghinaan terhadap ruang sakral ini.
Nygren menambahkan bahwa situasi ini mengingatkan pada misi Lunar Prospector yang diluncurkan pada 1998 oleh NASA. Misi ini sengaja menabrakkan roket probe ke permukaan Bulan karena di dalamnya terdapat sisa-sisa kremasi geolog terkenal Eugene Shoemaker.
Melansir The Spokesman-Review, Sabtu (6/1/2024), saat itu, suku Navajo juga mengungkapkan keberatan. NASA meminta maaf dan berkomitmen untuk berkonsultasi dengan suku-suku asli di masa depan.
Joel Kearns, wakil administrator asosiasi NASA untuk eksplorasi, mengatakan bahwa sebuah tim lintas badan pemerintah telah mengatur pertemuan dengan Navajo Nation. Namun, mereka menegaskan tidak bisa mengintervensi atas muatan yang dikelola oleh pihak swasta.
"Kami sangat, sangat serius mengenai kekhawatiran yang diungkapkan oleh Navajo Nation, dan kami pikir kami akan terus berlanjut dalam percakapan ini," kata Kearns kepada para wartawan. "Kami menghormati hak semua budaya untuk melakukan praktik keagamaan, tetapi tidak satupun budaya atau agama harus membatalkan misi antariksa berdasarkan ajaran agama," kata perusahaan itu.
Menyangkal bahwa misi ini "mencemarkan Bulan," perusahaan tersebut menekankan bahwa materi tersebut akan tetap di dalam pendarat daripada ditempatkan di permukaan. Kearns mengatakan bahwa kemitraan swasta yang semakin berkembang dengan NASA dapat menyebabkan "perubahan dalam cara kita melihat ini" atau pembentukan standar industri.
Ini bukanlah pertama kalinya DNA manusia ditinggalkan di benda langit gersang ini, hampir 100 kantong tinja dan urine yang ditinggalkan oleh astronaut Amerika selama pendaratan bulan Apollo tahun 1969-1972.
Roket Vulcan Centaur baru milik United Launch Alliance akan diluncurkan dari Kennedy Space Center di Florida membawa pendarat bulan Peregrine milik Astrobotic dengan muatan Celestis dan Elysium yang berisi jenazah manusia dan DNA.
Suku Navajo yang memiliki sekira 300 ribu anggota atau suku pribumi terbesar kedua di Amerika ini menyuarakan kekhawatiran atas rencana tadi. Lantaran mereka mempercayai bahwa bulan sebagai tempat yang suci serta sakral dalam kulturnya dan tak layak dikotori dengan membuang 'sampah' dari Bumi.
Misi Peregrine sejatinya menyelidiki radiasi permukaan Bulan serta membantu badan luar angkasa AS, NASA mempersiapkan misi berawak ke sana dalam program Artemis. Namun, misi lainnya setelah ditelusuri ada beberapa manifest barang muatan dari dua perusahaan—Elysium Space dan Celestis berisi sisa-sisa kremasi dan DNA untuk ditinggalkan di Bulan selamanya.
Meskipun Elysium tidak memberikan rincian, Celestis memiliki 69 daftar barang individu, beberapa di antaranya pencipta Star Trek yang sudah meninggal Gene Roddenberry, penulis fiksi ilmiah Arthur C. Clarke, dan seekor anjing bernama Indica-Noodle Fabiano.
Para peserta misi ini membayar harga mulai dari 12.995 dollar AS atau setara Rp 201 juta berdasarkan informasi situs web perusahaan tersebut.
Dalam surat tertanggal 21 Desember 2023 yang ditujukan kepada pejabat NASA dan Departemen Transportasi, Presiden Navajo Nation Buu Nygren menyampaikan pemikirannya. "Kami punya kekhawatiran dan kekecewaan mendalam mengenai suatu hal yang sangat penting, dan kami meminta NASA untuk menunda peluncuran karena Bulan memiliki posisi sakral dalam banyak budaya Pribumi, termasuk kami," tulis Nygren.
Tindakan menaruh sisa manusia dan bahan lainnya, menurut Nygren, setara dengan penghinaan terhadap ruang sakral ini.
NASA berjanji untuk bertemu
Nygren menambahkan bahwa situasi ini mengingatkan pada misi Lunar Prospector yang diluncurkan pada 1998 oleh NASA. Misi ini sengaja menabrakkan roket probe ke permukaan Bulan karena di dalamnya terdapat sisa-sisa kremasi geolog terkenal Eugene Shoemaker.
Melansir The Spokesman-Review, Sabtu (6/1/2024), saat itu, suku Navajo juga mengungkapkan keberatan. NASA meminta maaf dan berkomitmen untuk berkonsultasi dengan suku-suku asli di masa depan.
Joel Kearns, wakil administrator asosiasi NASA untuk eksplorasi, mengatakan bahwa sebuah tim lintas badan pemerintah telah mengatur pertemuan dengan Navajo Nation. Namun, mereka menegaskan tidak bisa mengintervensi atas muatan yang dikelola oleh pihak swasta.
"Kami sangat, sangat serius mengenai kekhawatiran yang diungkapkan oleh Navajo Nation, dan kami pikir kami akan terus berlanjut dalam percakapan ini," kata Kearns kepada para wartawan. "Kami menghormati hak semua budaya untuk melakukan praktik keagamaan, tetapi tidak satupun budaya atau agama harus membatalkan misi antariksa berdasarkan ajaran agama," kata perusahaan itu.
Menyangkal bahwa misi ini "mencemarkan Bulan," perusahaan tersebut menekankan bahwa materi tersebut akan tetap di dalam pendarat daripada ditempatkan di permukaan. Kearns mengatakan bahwa kemitraan swasta yang semakin berkembang dengan NASA dapat menyebabkan "perubahan dalam cara kita melihat ini" atau pembentukan standar industri.
Ini bukanlah pertama kalinya DNA manusia ditinggalkan di benda langit gersang ini, hampir 100 kantong tinja dan urine yang ditinggalkan oleh astronaut Amerika selama pendaratan bulan Apollo tahun 1969-1972.
(msf)