DNA Pertama Manusia Purba dengan Kromosom X Ditemukan
loading...
A
A
A
TOKYO - Sekelompok ilmuwan dari University of California, Berkeley, dan University of Arizona, mengumumkan penemuan manusia prasejarah pertama dengan kromosom X hilang.
Penemuan ini didasarkan pada analisis DNA purba dari fosil tulang paha yang ditemukan di situs arkeologi Denisova di Siberia, Rusia.
Fosil tulang paha tersebut diperkirakan berasal dari seorang wanita yang hidup sekitar 41.000 tahun yang lalu.
Analisis DNA menunjukkan bahwa wanita tersebut memiliki kromosom Y normal, tetapi kromosom X-nya hilang.
Hal ini menunjukkan bahwa wanita tersebut menderita kondisi genetik yang disebut sindrom Turner.
Sindrom Turner adalah kondisi genetik yang terjadi pada wanita akibat hilangnya satu kromosom X.
Wanita dengan sindrom Turner biasanya memiliki ciri-ciri fisik seperti tubuh pendek, kelainan jantung, dan kelainan ginjal. Mereka juga sering mengalami kesulitan belajar dan masalah perkembangan seksual.
Penemuan ini penting karena memberikan wawasan baru tentang sejarah evolusi manusia. Sindrom Turner adalah kondisi genetik yang sangat langka, dan sebelumnya hanya pernah ditemukan pada manusia modern.
Penemuan ini menunjukkan bahwa kondisi ini telah ada pada manusia prasejarah, bahkan sebelum Homo sapiens menjadi spesies dominan.
Penemuan ini juga memiliki implikasi penting bagi penelitian medis. Sindrom Turner adalah kondisi yang dapat diobati dengan terapi hormon.
Penelitian lebih lanjut tentang genom wanita Denisovan dapat membantu para ilmuwan untuk mengembangkan terapi baru yang lebih efektif untuk penderita sindrom Turner.
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat diajukan tentang penemuan ini:
Bagaimana sindrom Turner dapat berkembang pada manusia prasejarah?
Apakah sindrom Turner memiliki dampak yang sama pada manusia prasejarah seperti pada manusia modern?
Apakah sindrom Turner dapat menjadi faktor yang berkontribusi terhadap kepunahan Denisovan?
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.
Baca Juga
Penemuan ini didasarkan pada analisis DNA purba dari fosil tulang paha yang ditemukan di situs arkeologi Denisova di Siberia, Rusia.
Fosil tulang paha tersebut diperkirakan berasal dari seorang wanita yang hidup sekitar 41.000 tahun yang lalu.
Analisis DNA menunjukkan bahwa wanita tersebut memiliki kromosom Y normal, tetapi kromosom X-nya hilang.
Hal ini menunjukkan bahwa wanita tersebut menderita kondisi genetik yang disebut sindrom Turner.
Sindrom Turner adalah kondisi genetik yang terjadi pada wanita akibat hilangnya satu kromosom X.
Wanita dengan sindrom Turner biasanya memiliki ciri-ciri fisik seperti tubuh pendek, kelainan jantung, dan kelainan ginjal. Mereka juga sering mengalami kesulitan belajar dan masalah perkembangan seksual.
Penemuan ini penting karena memberikan wawasan baru tentang sejarah evolusi manusia. Sindrom Turner adalah kondisi genetik yang sangat langka, dan sebelumnya hanya pernah ditemukan pada manusia modern.
Penemuan ini menunjukkan bahwa kondisi ini telah ada pada manusia prasejarah, bahkan sebelum Homo sapiens menjadi spesies dominan.
Penemuan ini juga memiliki implikasi penting bagi penelitian medis. Sindrom Turner adalah kondisi yang dapat diobati dengan terapi hormon.
Penelitian lebih lanjut tentang genom wanita Denisovan dapat membantu para ilmuwan untuk mengembangkan terapi baru yang lebih efektif untuk penderita sindrom Turner.
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat diajukan tentang penemuan ini:
Bagaimana sindrom Turner dapat berkembang pada manusia prasejarah?
Apakah sindrom Turner memiliki dampak yang sama pada manusia prasejarah seperti pada manusia modern?
Apakah sindrom Turner dapat menjadi faktor yang berkontribusi terhadap kepunahan Denisovan?
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.
(wbs)