Ahli Sejarah Prediksi Kartel Meksiko Berisiko Kuasai Warisan Suku Maya

Rabu, 31 Januari 2024 - 09:54 WIB
loading...
Ahli Sejarah Prediksi Kartel Meksiko Berisiko Kuasai Warisan Suku Maya
Warisan Suku Maya diprediksi akan dikuasai kartel. FOTO/ DAILY
A A A
LIMA - Reruntuhan Maya di Meksiko 'terputus' setelah kekerasan kartel dan pos pemeriksaan yang dikendalikan geng Narkoba.



Reruntuhan Maya di Meksiko, termasuk Chichen Itza dan Tulum, telah menjadi sasaran kekerasan kartel dan pos pemeriksaan yang dikendalikan geng. Hal ini telah membuat situs-situs tersebut "terputus" dari pengunjung, kata para ahli.

Chichen Itza, salah satu situs Maya yang paling terkenal, telah menjadi sasaran penculikan dan pemerasan oleh kartel narkoba.

Pada tahun 2022, seorang turis Amerika diculik di dekat situs tersebut dan dibebaskan setelah membayar tebusan.

Tulum, yang terletak di pantai Karibia, juga telah menjadi sasaran kekerasan. Pada tahun 2021, seorang turis asal Inggris ditembak mati di dekat situs tersebut.

Kekerasan kartel telah menyebabkan penurunan jumlah wisatawan ke situs-situs Maya. Pada tahun 2022, jumlah wisatawan ke Chichen Itza turun 20% dari tahun sebelumnya.

Para ahli mengatakan bahwa kekerasan kartel juga telah membuat situs-situs Maya menjadi lebih sulit untuk diakses.

Pos pemeriksaan yang dikendalikan geng telah muncul di dekat beberapa situs, dan para pengunjung sering diminta untuk membayar uang tebusan untuk melewatinya.

"Situs-situs Maya telah menjadi semakin terputus dari dunia luar," kata David Freidel, seorang profesor arkeologi di Tulane University seperti dilansir dari Daily Start, Rabu (31/1/2024).

"Kekerasan kartel telah membuat situs-situs ini lebih berbahaya dan lebih sulit untuk diakses."

Pemerintah Meksiko telah berupaya untuk memerangi kekerasan kartel di dekat situs-situs Maya. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil.

"Pemerintah Meksiko harus melakukan lebih banyak untuk melindungi situs-situs Maya, Situs-situs ini adalah warisan budaya yang berharga, dan mereka harus dilindungi dari kekerasan." kata Freidel.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1859 seconds (0.1#10.140)