Dari Mana Asal Cincin Saturnus? Begini Penjelasannya
loading...
A
A
A
TEXAS - Saturnus menjadi salah satu planet di Tata Surya kita yang memiliki cincin yang sangat indah. Dan sebagian dari kita mungkin pernah bertanya-tanya dari mana asal cincin planet tersebut.
Penelitian terbaru yang dipimpin Robin Canup dari Southwest Research Institute di Boulder, Colorado telah mengungkap asal usulnya. Berikut penjelasannya, melansir Live Science, Minggu (4/2/2024).
Dalam teori yang telah diterbitkan di jurnal Nature, Robin mengatalan bahwa cincin Saturnus sebenarnya berasal dari sisa-sisa es dari puing-puing Bulan yang terdahulu.
Dikatakan, ketika Saturnus dan satelit-satelitnya terbentuk bersama seluruh tata surya 4,5 miliar tahun lalu, salah satu bulan besar Saturnus terbentuk terlalu dekat dengan planet ini untuk mempertahankan orbit yang stabil.
Bulan tersebut mulai berputar ke dalam, dan seperti yang terjadi, gravitasi Saturnus merobek lapisan es luarnya dan melemparkannya ke orbit untuk menciptakan cincin yang kita lihat sekarang.
Dan Sstelah 10.000 tahun penggundulan ini, inti bebatuan sisa bulan akhirnya menabrak Saturnus dan hancur. Robin sendiri telah membuat model komputer yang mensimulasikan rangkaian peristiwa tersebut.
Model yang ia buat menjelaskan 90-95 persen cincin Saturnus terdiri dari. Dia pun sangat percaya bahwa batuan sisa dan debu berasal dari meteorit yang membumbui cincin selama miliaran tahun.
Sebelumnya teori cincin saturnus diungkap oleh Larry Esposito, astronom planet terkemuka yang bekerja di Misi Cassini NASA ke Saturnus. Ia menyatakan cincin Saturnus berasal dari Bulan kecil atau komet yang lewat yang tercabik-cabik oleh gravitasi planet.
Namun, teorinya gagal menjelaskan mengapa cincin itu sangat sedingin es, karena bulan dan komet mengandung banyak batu. Teori "es serut" Robin lah yang paling bisa diterima para ilmuwan.
Meski demikian, teori baru Robin tidak dapat menjelaskan segala sesuatu yang terjadi di sekitar Saturnus, seperti Bulan-bulan kecil yang menandai pinggiran cincin. Jadi masih perlu banyak penitian untuk mengungkap yang sebenarnya.
Penelitian terbaru yang dipimpin Robin Canup dari Southwest Research Institute di Boulder, Colorado telah mengungkap asal usulnya. Berikut penjelasannya, melansir Live Science, Minggu (4/2/2024).
Dalam teori yang telah diterbitkan di jurnal Nature, Robin mengatalan bahwa cincin Saturnus sebenarnya berasal dari sisa-sisa es dari puing-puing Bulan yang terdahulu.
Dikatakan, ketika Saturnus dan satelit-satelitnya terbentuk bersama seluruh tata surya 4,5 miliar tahun lalu, salah satu bulan besar Saturnus terbentuk terlalu dekat dengan planet ini untuk mempertahankan orbit yang stabil.
Bulan tersebut mulai berputar ke dalam, dan seperti yang terjadi, gravitasi Saturnus merobek lapisan es luarnya dan melemparkannya ke orbit untuk menciptakan cincin yang kita lihat sekarang.
Dan Sstelah 10.000 tahun penggundulan ini, inti bebatuan sisa bulan akhirnya menabrak Saturnus dan hancur. Robin sendiri telah membuat model komputer yang mensimulasikan rangkaian peristiwa tersebut.
Model yang ia buat menjelaskan 90-95 persen cincin Saturnus terdiri dari. Dia pun sangat percaya bahwa batuan sisa dan debu berasal dari meteorit yang membumbui cincin selama miliaran tahun.
Sebelumnya teori cincin saturnus diungkap oleh Larry Esposito, astronom planet terkemuka yang bekerja di Misi Cassini NASA ke Saturnus. Ia menyatakan cincin Saturnus berasal dari Bulan kecil atau komet yang lewat yang tercabik-cabik oleh gravitasi planet.
Namun, teorinya gagal menjelaskan mengapa cincin itu sangat sedingin es, karena bulan dan komet mengandung banyak batu. Teori "es serut" Robin lah yang paling bisa diterima para ilmuwan.
Meski demikian, teori baru Robin tidak dapat menjelaskan segala sesuatu yang terjadi di sekitar Saturnus, seperti Bulan-bulan kecil yang menandai pinggiran cincin. Jadi masih perlu banyak penitian untuk mengungkap yang sebenarnya.
(wbs)