Bocah SMP Ini Buktikan Sinar Kematian Archimedes Benar-benar Berfungsi
loading...
A
A
A
LONDON - Seorang siswa kelas delapan dari Ontario, Kanada telah membantu menyelesaikan perdebatan sejarah yang sudah berlangsung lama dengan membuktikan bahwa "sinar kematian" yang dirancang oleh polimatik Yunani Kuno Archimedes benar-benar bisa berfungsi.
BACA JUGA - Kaum Munafik Menghindari Seruan Nabi Melawan Romawi
Seperti dilansir dari IFL Science, Minggu (11/2/2024), siswa bernama Brenden Sener yang berusia 12 tahun membuat versi yang lebih kecil, dan akhirnya menyimpulkan bahwa konsep tersebut berhasil dan masuk akal dapat digunakan dalam pertempuran.
Senjata ini, yang konon memanfaatkan sinar matahari untuk membakar kapal musuh, dilaporkan telah digunakan untuk melawan Angkatan Laut Romawi dengan konsekuensi yang mematikan, namun para peneliti belum mengetahui apakah alat kuno tersebut benar-benar ada.
Untuk membantu menyelesaikan perselisihan tersebut, Sener membuat versi "sinar kematian" yang lebih kecil.
Dia menggunakan cermin yang dilapisi dengan lembaran plastik reflektif untuk memfokuskan sinar matahari ke satu titik, dan berhasil membakar kayu dan melelehkan styrofoam dalam hitungan detik.
Eksperimen Sener menunjukkan bahwa konsep "sinar kematian" Archimedes berhasil dan masuk akal dapat digunakan dalam pertempuran.
Sinar Kematian Archimedes adalah sebuah senjata legendaris yang konon digunakan oleh Archimedes untuk membakar kapal-kapal Romawi saat mereka menyerang Syracuse pada tahun 212 SM. Senjata ini dikatakan bekerja dengan memfokuskan sinar matahari ke satu titik, sehingga menghasilkan panas yang cukup untuk membakar kayu.
Meskipun tidak ada bukti sejarah yang pasti tentang keberadaan Sinar Kematian Archimedes, banyak ilmuwan yang percaya bahwa senjata ini memang mungkin ada.
Replika yang dibuat oleh [nama anak] ini menunjukkan bahwa dengan teknologi yang sederhana, senjata ini dapat dibuat dan digunakan.
Sener mengatakan bahwa dia tertarik dengan sejarah dan sains, dan dia ingin membuat replika Sinar Kematian Archimedes untuk mempelajari cara kerjanya.
Dia mengaku menghabiskan waktu selama dua minggu untuk membuat replika ini, dan dia dibantu oleh ayahnya untuk mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan.
Replika Sinar Kematian Archimedes buatan [nama anak] ini telah menarik perhatian banyak orang, termasuk media dan para ilmuwan. Replika ini menunjukkan bahwa dengan kreativitas dan tekad, anak-anak dapat mencapai hal-hal yang luar biasa.
BACA JUGA - Kaum Munafik Menghindari Seruan Nabi Melawan Romawi
Seperti dilansir dari IFL Science, Minggu (11/2/2024), siswa bernama Brenden Sener yang berusia 12 tahun membuat versi yang lebih kecil, dan akhirnya menyimpulkan bahwa konsep tersebut berhasil dan masuk akal dapat digunakan dalam pertempuran.
Senjata ini, yang konon memanfaatkan sinar matahari untuk membakar kapal musuh, dilaporkan telah digunakan untuk melawan Angkatan Laut Romawi dengan konsekuensi yang mematikan, namun para peneliti belum mengetahui apakah alat kuno tersebut benar-benar ada.
Untuk membantu menyelesaikan perselisihan tersebut, Sener membuat versi "sinar kematian" yang lebih kecil.
Dia menggunakan cermin yang dilapisi dengan lembaran plastik reflektif untuk memfokuskan sinar matahari ke satu titik, dan berhasil membakar kayu dan melelehkan styrofoam dalam hitungan detik.
Eksperimen Sener menunjukkan bahwa konsep "sinar kematian" Archimedes berhasil dan masuk akal dapat digunakan dalam pertempuran.
Sinar Kematian Archimedes adalah sebuah senjata legendaris yang konon digunakan oleh Archimedes untuk membakar kapal-kapal Romawi saat mereka menyerang Syracuse pada tahun 212 SM. Senjata ini dikatakan bekerja dengan memfokuskan sinar matahari ke satu titik, sehingga menghasilkan panas yang cukup untuk membakar kayu.
Meskipun tidak ada bukti sejarah yang pasti tentang keberadaan Sinar Kematian Archimedes, banyak ilmuwan yang percaya bahwa senjata ini memang mungkin ada.
Replika yang dibuat oleh [nama anak] ini menunjukkan bahwa dengan teknologi yang sederhana, senjata ini dapat dibuat dan digunakan.
Sener mengatakan bahwa dia tertarik dengan sejarah dan sains, dan dia ingin membuat replika Sinar Kematian Archimedes untuk mempelajari cara kerjanya.
Dia mengaku menghabiskan waktu selama dua minggu untuk membuat replika ini, dan dia dibantu oleh ayahnya untuk mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan.
Replika Sinar Kematian Archimedes buatan [nama anak] ini telah menarik perhatian banyak orang, termasuk media dan para ilmuwan. Replika ini menunjukkan bahwa dengan kreativitas dan tekad, anak-anak dapat mencapai hal-hal yang luar biasa.
(wbs)